Axel yang berada di sebelahku, dia mengintip isi line ku. Kemudian aku menengok ke arahnya, dia memasang wajah tak enak sambil berkata "itu line apa asrama cowo? Isinya cowo semua?"
"aku pake line kan buat orang orang yang ga terlalu dekat aja bang, dan yang aku bales kan cuma anak anak kampus yang aku kenal doang sisanya nggak, palingan aku hide"
"itu masih beberapa yang chat kamu, bales gih" ucap bang axel dengan ketus
"ngga akan aku bales bang, tenang ajaa"
"yaudah sini aja aku yang bales" axel mengambil hp ku kemudian dia membuka beberapa chat dari orang orang yang tidak ku kenal. Kemudian dia meminta untuk kita berdua selfie dan dia mengirimkannya kepada orang tersebut dengan ditambahkan 'maaf gue pacarnya allana, gausah ganggu cewe gue lagi!'
Dia mengirimkan hal tersebut ke beberapa cowo, diantara mereka ada yang bales dan ada juga yang ngga bales.
"kamu banyak banget yang ngechatt in sih .. Awas aja kalo genit yaa" ucapnya
"kalo allana genit mh udah allana balesin kali bang"
"nanti kalo aku lagi ga pegang hp, kamu gaboleh genit genit yaa.. Inget ada aku yang nungguin dan mikirin kamu di resimen"
"hahaha siap komandan, berarti kamu juga gaboleh gatel sama taruni taruninya. Kalo ada yang baper kan kamu harus tanggung jawab bang"
"aku ngga kaya gitu kok, percaya dehh" jawab axel
"tenang aja de, ada mas yang selalu memantau gerak gerik si axel. Mas mu ini yang bakal jadi cctv selama kamu ga di deket jeje"
"widihh thank you brother, laporin ke allana aja ya kalo dia macem macem hahaha"
"iya al, santai aja ada kita berdua juga yang bakal bantu jagain axel"
"weyy gue berasa tahanan ini, dijagain beberapa orang"
Aku hanya diam, karna aku yakin aku percaya dengan albang axel. Walaupun baru bertemu, tapi rasanya sudah seperti kenal lama. Aku sangat berterimakasih kepada mas ku yang sudah mempertemukan kita dengan cara ini.
Tak lama kemudian, ikan bakar yang dibakar oleh bang yudha dan bang reykall pun jadi. Dan disusun panjang oleh mba bina sambil memberin sambel di daun pisang nya. Kami ber enam pun duduk berhadap hadapan untuk menyantap ikan tersebut.
Ikan yang dibakar oleh mereka berdua ada 5, tapi yang 2 disisihkan untuk mami dan bibi. Walaupun aku yakin bibi pasti tidak akan mau karna sudah kenyang. Aku tidak ada rasa semangat untuk mencicipinya, karna badanku berasa sangat berat dan kepalaku semakin pening.
Bang axel menyuapi daging itu kepadaku tapi aku menolaknya, "coba dulu ini, ngga amis kok enak mumpunh masih anget. A dulu coba" ucapnya
Aku membuka mulut untuk melahapnya, lama kelamaan aku terus disuapi oleh bang axel. Sedangkan yang lainnya hanya merespon dengan cuek, yang biasanya bang yudha dan bang rey selalu meledek tapi kali ini mereka tidak perduli.
Selama makan ikan tersebut, merka semua saling berbincang kecuali aku yang hanya merasakan kepala dan badan yang begitu sakit. "allana mau pamit ke kamar aja ya, mau istirahat"
"yaudah ntar dulu aku cuci tangan dulu ya" respon axel dengan cepat
"ngga usah xel, allana biar sama gue aja ke kamarnya. Aku temenin allana dulu ya sayang" ucap mba bina pada mas ardhan
"iyaudah gih, kasian juga dia"
Kemudian aku dan mba bina masuk ke kamar, aku langsung merebahkan diri di kasur. Sedangkan mba bina duduk di sebelahku sambil memijit kepalaku. Dan mba bina memasangkan koyo di kepalaku.
Akupun langsung memejamkan mata agar besok pagi bisa fresh kembali.
Ardhan pov (on)
Waktu menunjukan pukul 11.20 wib. Gue, yudha, axel dan reykall masih berada si halaman belakang rumah. Banyak sekali yang kami bincangkan dari masalah resimen sampai urusan pribadi. Gue yang sedang memainkan gitar diatas ayunan, tiba tiba di dekati oleh axel dan dia pun duduk di samping gue dengan wajah yang kusut. "kenapa lagi suh?" tanya gue ke axel
"gue ragu deh sama ade lo, " ucapnya
"lohh kenapa ?"
Yudha dan reykal pun mendekati kami kemudian duduk dibawah di hadapan kami.
"ade lo cantik banget, famous, hits ugm. Pasti yang ngincer bukan sembarangan orang dhan" ucap axel merendah
"yailah so batt merendah lo, " ucap yudha
"kalaupun banyak yang ngincer allana, kalo dia sukanya sama lo mereka semua bisa apa xel ?" ucap gue
"kalo emang dia suka dan sayang sama gue, ya gue juga bakal berusaha mati matian buat dapetin dia" jawab jeje dengan lantang
"edaaannn" ucap reykall
"cakepp" kata yudha
"nahh yaudah, org allana juga maunya sama lo kan .. Jadi ya yaudah tenang aja"
Axel pun terdiam saat gue bicara seperti itu. Kami masih berbicara kepada axel, meyakinkan axel agar dia yakin pada allana. Setelah itu, kami semua bangun dari duduk dan membersihkan sisa sisa bakaran tadi kemudian di tumpuk agar besok pagi di cuci oleh bibi.
Selesai beres beres halaman belakang, kami kumpul di ruang tv untuk istirahat dan sedikit berbincang sambil menyeduh kopi. Tak lama berbincang, gue dan yang lainnya pun masuk kamar untuk istirahat.
Di depan pintu kamar axel berhenti melangkah, "ayok masuk kamar xel"
"ntar dulu dhan, gue mau liat allana dulu dia kondisinya gimana sekarang"
Gue mengetuk pintu kamar allana, kemudian dibuka oleh tsabina ternyata dia belum tidur. "ini nih yangg, axel mau liat allana katanya"
"yaudah sini lah masuk, tapi jangan berisik yaaa" ucap tsabina
Gue dan tsabina duduk di sofa kamar, sedangkan axel terlihat mengusap kepala allana sambil memandanginya. Sesekali dia menggenggam tangan adik gue ini, kemudian menciumi tangannya.
"orang jatuh cinta tuh gitu ya yang??" tanya tsabina heran
"iyaa, tapi aku ga sampe segitunya kayanya hahaha" jawab gue dengan perlahan
Tak lama setelah melihat keadaan allana yang ternyata sudah tertidur pulas, gue dan axel balik ke kamar untuk menyetrika pdps dan membersihhkan brevet brevet yang ada.
Ardhan pov (off)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarunaku Lelakiku
RomanceSebuah kesetiaan yang diuji melalui jarak, pangkat dan paras. Allana berpacaran dengan seorang taruna akpol, axelo dermadya prihatmoko suryo diningrat namanya. Lelaki yang berasal dari jakarta campur jogja. Kedekatan mereka terjadi disaat axel meng...