"Semoga kamu cepat berhenti, atau kamu akan menorehkan luka di hatiku kembali."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chenle kini menutup kedua telinga nya menggunakan earphone milik nya, sungguh, nyanyian anak lelaki yang berkumpul di depan kelas 12 IPS 2 membuat sakit kepala.
Beberapa diantaranya ada yang menggunakan meja sebagai pengganti drum atau gendang, ada yang menjadikan pianika sebagai pengganti keyboard, dan sapu sebagai pengganti mic, jangan lupakan Jisung beserta gitarnya; sebagai vocalist utama.
"Minuman keras,"
"Miras!"
Suara teriakan anak lelaki yang begitu membahana membuat Chenle melengkungkan bibirnya membentuk kurva ke bawah, sungguh, apakah tidak ada lagu lain untuk di nyanyikan?
Dirasa lagu sudah habis, kini mereka kebingungan karena harus mencari lagu yang mereka hafal sekaligus pas dengan alat musik seadanya khas mereka.
"Eh, Chenle!" panggil salah satunya membuat Chenle menatap kearah gerombolan lelaki tersebut. "Sini nyanyi lo! Ketua padus," sahut yang lainnya membuat otomatis Chenle mengernyitkan dahi.
"Males, ah."
"Yaah, lo begitu ah, ga setia kawan!"
"Emang lo temen gue?"
"Ga di anggep nih?" Chenle terkekeh begitu mendengar ucapan Samuel yang kini menampilkan ekspresi sedih dibuat-buat, "Jijik." celetuk yang lainnya berkomentar.
Jisung berdecak tidak suka saat melihat interaksi antara Samuel dengan Chenle, entah kenapa ia tidak menyukainya saja, seperti ada sesuatu yang aneh dalam dirinya.
Netranya menangkap siluet seorang gadis cantik berjalan melewati depan kelasnya, "Rayshiva!" panggil Jisung agak memekik membuat gadis cantik itu lantas menoleh dan menunjukkan senyum manisnya kepada Jisung.
"Halo, Sung."
"Ray, sini sebentar deh." Jisung melambaikan tangannya; isyarat agar Rayshiva mendekat kearah lelaki itu dan berdiri di depan kelas 12 IPS 1.
"Kenapa, Sung?"
"Temenin aku nyanyi,"
"Cieee!" seluruh penghuni kelas tampak meledek keduanya yang saling melempar tatapan gembira satu sama lain, "Cemceman baru nih, bos!" ledek Samuel sembari menyenggol lengan Jisung sesekali.
"Oiya dong, cakep 'kan?" bahkan dengan lancangnya Jisung meletakkan lengannya pada bahu sempit Rayshiva; bermaksud merangkul gadis pujaannya itu.
"Itu Chenle di kemanain?!" teriak salah satu murid kelas berusaha mengompori hubungan keduanya, "Kok bawa-bawa gue?" ketus sang pemilik nama yang merasa tidak suka terseret dalam kasus ini.
"Eh, dek Chenle, gimana aa' Jisung nya? Nyebelin kan? Dibilang sama gue aja dari awal." kompor salah satu dominan yang berada di pojokan kelas.