BAB VI : Ayo ke puskesmas

4.7K 843 186
                                    

"Percayalah, luka bekas pukulan tak sebanding sakitnya dengan perkataan putus mu waktu itu."

Gosip mengenai pertengkaran hebat yang terjadi antara Jisung dan David telah menyebar luas ke seluruh penjuru sekolah, tidak mengherankan, semua orang tahu siapa Park Jisung; ketua Paskibra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gosip mengenai pertengkaran hebat yang terjadi antara Jisung dan David telah menyebar luas ke seluruh penjuru sekolah, tidak mengherankan, semua orang tahu siapa Park Jisung; ketua Paskibra.

Muncul juga beberapa opini yang mengatakan bahwa pertikaian kedua nya disebabkan oleh kedua pihak yang memperebutkan Rayshiva, ada pula yang mengatakan bahwa David menjelek-jelekkan nama Rayshiva sehingga Jisung tidak menerimanya.

Gosip itu diiringi dengan gosip bahwa Jisung dan Rayshiva sudah berpacaran sejak beberapa hari yang lalu, namun nampaknya Jisung membantah dugaan itu dengan kata-kata, "Gue sama Ray masih temenan."

Chenle membenamkan wajahnya pada lipatan tangannya, rasa kantuk dan bosan seolah menyerang begitu saja tanpa aba-aba. Namun semua hal itu seketika menghilang begitu saja mendengar suara Jisung berteriak dengan nada tinggi.

Disusul pintu kelas yang dibanting dengan keras oleh Jisung, membuat seluruh murid terdiam akan perlakuan lelaki jangkung itu, bahkan raut wajahnya tak bersahabat seperti biasanya.

Chenle termangu; menatap punggung tegap itu berjalan dengan angkuhnya menuju kearah tempat ia duduk, merasa penasaran, lelaki manis itu menyentuh bahu gadis yang duduk di hadapannya, kebetulan sekali Theressa datang bersamaan dengan Jisung, Pagi ini.

"Theressa, Jisung kenapa?" gadis berkacamata itu menoleh, kemudian menatap Chenle dengan senyuman tipis. "Berantem sama Rayshiva di parkiran."

Chenle menaikkan sebelah alisnya; merasa terkejut dengan penuturan yang Theressa berikan kepadanya. "Serius?" tanyanya sekali lagi yang masih tidak percaya, sedangkan Theressa menanggapinya dengan anggukan mantap.

"Emangnya, kenapa?"

Kali ini Theressa menggeleng, "Nggak tau, mereka teriak-teriakan kayak pasutri berantem, resmi aja belum." cibir gadis itu membuat Chenle terkekeh menanggapinya.

"Makasih, Res." Theressa mengacungkan jempolnya membalas terima kasih yang Chenle ucapkan, dan sekarang lelaki manis itu berkelut pada pemikirannya sendiri.

Untuk apa Rayshiva dan Jisung bertengkar hebat?

Bahkan lelaki manis itu memikirkan persoalan tersebut hingga tak sadar akan kehadiran Jisung yang sudah duduk di sampingnya; bertukar tempat dengan Juna--chairmate Chenle.

Kini kedua lelaki itu menjadi perhatian satu kelas, dimana semuanya sibuk memperhatikan interaksi selanjutnya, ataupun wajah terkejut Chenle begitu mendapati Jisung yang berada di sampingnya.

"Astaga!" hampir saja ia terantuk dinding apabila Jisung tidak menahan tengkuk Chenle, membuat sang lelaki manis terpaku sejenak sebelum menyadari apa yang tengah mereka lakukan.

Ketaksaan | ChensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang