"Akhir dari kisah ini pun tetap sama, kau yang pergi menjauh bersamaan dengan jejak kaki lainnya."
"Pagi, astaga!" Chenle terkejut bukan main begitu menemukan David yang menggantung di udara, dengan kedua kaki yang terikat pada suatu tali di atas sana.
"Chenle Jane, will you kiss me?" goda David; kini lelaki itu sudah memajukan bibirnya beberapa senti ke depan, dengan pose ingin mencium Chenle yang berada di hadapannya.
Plak!
"Auww!" David mengaduh begitu mendapat tamparan pedas pada pipi kirinya, siapa lagi pelakunya jikalau bukan seorang Chenle dengan perangai galaknya.
"Ampun deh, Vid. Kalo jatoh gimana?" omel Chenle dengan tatapan tajamnya seolah ingin menelan David bulat-bulat saat itu juga.
"Aa' gak bakal jatoh kok, dek. Kalo jatoh juga ke hati adek, bukan ke bawah." goda David kembali membuat Chenle melayangkan tamparan pedas kembali pada pipi kanan nya.
Tentu saja tingkah keduanya mengundang gelak tawa dari seisi kelas yang menyaksikan pertikaian keduanya, Azam kini mengambil sebuah sapu; kemudian berdiri di samping David.
"Dapat kita saksikan, pemirsa. Pertengkaran rumah tangga antara David Parker dan Chenle Jane." tentu saja tingkah Azam semakin membuat kelas menggema dengan sorak sorai serta tawanya.
Chenle berdecak malas, hendak meninggalkan David yang menggantung disana, namun lelaki menyebalkan itu seolah menahannya agar tidak beranjak pergi.
"Aa' spiderman mau ditinggal sendirian, nih?"
"Spiderman apaan? Lo mah brutuman." celetuk Chenle membuat anak-anak kelas semakin gencar menghujat David yang kini berwajah masam, memang semirip apakah wajahnya dengan brutu; pantat Ayam?
"Apa nih, rame-ram--" Jisung terdiam tatkala melihat Chenle dengan David yang wajahnya sejajar, lelaki itu mengepalkan tangannya hingga kuku jarinya memutih.
Dari sudut pandang Jisung, terlihat bahwa David tengah mencumbu Chenle. Padahal yang mereka lakukan kini justru saling melempar tatapan tajam.
"Heh! Heh!" Jisung--dengan posesif nya segera merangkul leher Chenle agar mundur beberapa langkah dari posisi awal; kemudian memeluk perut rata milik sang lelaki manis dengan erat.
Jangan lupakan tatapan tajam yang Jisung lontarkan kearah David, "Lo abis ngapain dia, hah?" tanya Jisung dengan nada sarkas membuat David menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Ngobrol, ngapain lagi emang?"
"Jangan bohong, tadi gue liat lo macem-macem ke Chenle."
"Dibilang gue cuma ngobrol doang, gak lebih." kini Jisung mengalihkan pandangannya; menatap Chenle lamat-lamat dalam jarak dekat membuat ritme detak jantung sang lelaki manis tidak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketaksaan | Chensung
FanfictionKetaksaan, (n.) keraguan ❝Berpisah itu mudah, namun menjadi sulit saat masih ada keraguan diantara kita.❞ © 2019, Nanonaww.