24. Kesalahpahaman

1.9K 152 11
                                    

Terima kasih yang masih setia menunggu aku update🤗

Terima kasih juga untuk Reader's ku yang sudah memberi saran agar cerita ini tetap berlangsung. Semua komen kalian aku baca dan saran-saran kalian aku tampung dan aku masukin ke dalam part ini.

Maaf juga karena bahasa yang aku pake berantakan, nanti aku bakal revisi ulang, aku ubah bahasa sama ceritanya sediki dan akan aku masukin ke MangaToon. Kalian bisa baca disana nama akunnya tetep sama kok.

Part ini aku ngetik sampe 3000 kata lebih loh awas aja sampe ga di vote :(

Semoga kalian suka dengan part yang ini.

Happy reading 😊
Borahae💜

¤¤¤

"Jadi?" Jin masih tampak bingung. Raut wajahnya tak bisa di gambarkan antara bingung, kesal, senang, sedih atau takut.

Bingung dengan sikap adik-adiknya yang Jin sendiri masih tidak paham. Kesal karena bisa-bisanya Jin lupa akan hari dimana adiknya bertambah dewasa. Seharusnya Jin senang adiknya kini telah remaja tapi Jin juga sedih, sedih dengan kenyataan yang harus diterima oleh semuanya. Padahal Chani sangat menunggu usianya menginjak tujuh belas tahun. Itu menandakan ia naik satu tingkat menuju tahap dewasa. Chani ingin sekali menyombongkan dirinya bahwa ia sudah legal kepada abang-abangnya. Mereka sudah tak sabar ingin melihat kesombongan Chani kepada mereka. Membayangkannya saja sudah lucu bagaimana melihat langsung pasti perut mereka akan sakit menertawakan Chani sampai menangis.

Dibalik rasa penasaran itu Jin juga mempunyai rasa takut, takut akan orang tua mereka tiba-tiba datang dan mengambil Chani dari mereka. Jin tak bisa membayangkan hal ini. Itu sama seperti kebahagiannya diambil begitu saja secara paksa.

Jujur, Jin ingin sekali menceritakan rahasia ini tapi Jin takut mereka semua tidak terima dan malah membenci Chani. Jin ingin mereka tetap akur berharap tak ada dinding yang menghalanginya jika ia menceritakan rahasia yang selama ini orangtuanya sembunyikan.

"Bang Jin.." Yoongi melambaikan tangannya pelan di depan wajah Jin.

"Ahh.. ya maaf bang Jin melamun." Jin membenarkan posisi duduknya.

"Bang Jin kok nangis?" tanya Jimin. Refleks Jin mengusap kedua pipinya.

"Ng-nggak siapa nangis. I-ini cu-"

"YAK! JEKAA! INI KUE BUAT CHANI! KENAPA KAU MEMAKANNYA!!!" ucapan Jin terpotong karena teriakan Taehyung yang cukup keras.

"Hanya mencicipi mengapa pelit sekali." jawabnya dengan polos. Ia bahkan masih mengecap sisa-sisa kue di jarinya.

"Mencicipi kau bilang? Lihatlah itu sisa setengah." omel Taehyung.

"Bang Jin lihatlah Jeka memakan kue Chani padahal dari tadi aku ingin tapi aku tahan." adunya dengan wajah seperti anak kecil.

"Kenapa kalian berdua malah meributkan hal lain sih?" Jin mulai tak tahan.

"Bisa kah kalian menyingkirkan sifat kekanak-kanakan kalian? Ini bukan waktunya bercanda. Tolong bersikap dewasa sedikit. Kejadian ini tuh gara-gara kalian dan kalian masih bisa bercanda? Apa kue itu lebih penting dari Chani? Otak kalian dimana?" wajah Jin memerah mungkin jika di ibaratkan seperti kartun di kepala Jin sudah muncul asap-asap seperti orang yang terbakar emosi. Bahkan kata-kata yang dikeluarkannya hanya dalam satu tarikan napas.

Overprotective Brother's [Will End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang