33. Keegoisan

1.8K 184 119
                                    

Hei i'm back 😚

Maaf banget aku kelamaan hibernasi😔

Terima kasih banyak yang masih setia menunggu aku update🤗

Aku selalu butuh support kalian Reader's Vote Komen yaa kasih kritik atau saran kalian buat aku 🤗Happy reading 😊Borahae💜

***

Napas Chani begitu berat. Tangan dan tubuhnya terus bergetar hebat. Chani tak berhenti menggigit bibir bawahnya dan juga kuku-kuku jarinya karena begitu takut dengan perkataan Seulgi.

Mengapa mereka harus muncul lagi? Bukan kah permasalahan dengan mereka sudah selesai?

Samar-samar Chani mendengar obrolan siswi lain yang baru saja masuk kedalam toilet.

"Ternyata busuk ya. Padahal primadona kelas."

"Gila sih! Anak pembawa sial gitu kenapa bisa ada di kelas kita?"

Suaranya menghilang bersamaan dengan berhentinya air keran dari wastafel. Sudah beberapa orang yang masuk dan topik pembicaraannya selalu sama. 

Entah mereka membicarakan siapa? Tapi Chani merasa bahwa dirinya lah yang sedang dibicarakan.

Ternyata bukan hanya keluarganya yang membencinya, melainkan teman-teman di sekolahnya. Chani semakin takut. Rasanya ia ingin menghilang saja dari permukaan bumi ini. Mengapa sekarang banyak orang yang membicarakannya? Tepatnya berbicara buruk tentangnya. Selama ini Chani hanya mendengar pujian dari orang-orang di sekolah. Entah memuji dirinya atau abang-abangnya. Namun kali ini rasanya berbeda. Ia di bicarakan banyak orang tentang dirinya yang hanya anak angkat. Apa sehina itu menjadi anak angkat?

Harus berapa lama lagi Chani merasakan sakit dan pedihnya kehidupan ini? Pil pahit dan goresan luka saja tidak cukup untuk meredakan semuanya. Pundaknya yang begitu rapuh tak mampu menahan berat penderitaannya. Chani ingin sekali menyerah, toh bila ia mati pun sudah tidak ada lagi yang peduli kepadanya, fikir Chani.

Chani memejamkan matanya. Membiarkan air mata yang ia tahan jatuh membasahi pipi dan juga seragam sekolahnya. 

****

Sorot mata seisi kelas sungguh membuat Chani merasa tak nyaman. Hanya satu orang yang menunjukan senyumannya, Yeri. Tepatnya senyuman licik.

Chani membeku didepan pintu kelasnya. Kakinya begitu berat untuk melangkah. Ia hanya mampu melihat kedua sepatunya yang diam tak bergerak, seakan ada batu besar yang menahan kedua kakinya. 

"Segitunya nungguin gue sampe masih diem disini." Ledek Bobby yang baru saja masuk ke kelas. Chani tak bergeming. Ia begitu takut. Tingkat kepercayaan diri Chani sudah runtuh. Pundaknya begitu berat untuk menahan bebannya sendirian.

"Hei! Kok diem sih?" Bobby merasa ada yang aneh, ia melihat teman-teman sekelasnya menatap Chani tak suka.

"Apa yang kalian liatin? Hah!?" bentak Bobby. 

Chani mengatur emosinya dan menarik Bobby ke tempat duduknya agar tidak membuat keributan.

"Maksud mereka apa sih, Chan?"

Chani hanya diam menjawabnya dengan gelengan kepala yang pelan.

Yena dan Lisa masuk kelas bersamaan dengan guru bahasa inggris.

***

"Jek, lo yakin nggak nyesel?" goda Seulgi dengan penuh tawa. Mereka berpapasan saat berada di taman sekolah. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Overprotective Brother's [Will End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang