Siang hari itu, Krist memutuskan untuk datang ke gedung apartemen tempat Singto tinggal. Niat awal ingin mengajak Singto makan bersama sembari menenteng hasil masakannya untuk di nikmati sang Kekasih. Tangan Krist memencet bel apartemen itu, sembari menunggu Singto untuk merespon, akan tetapi tidak ada jawaban apapun dari dalam, karena hal itu Krist langsung saja memasukan password apartemen Singto, agar dapat mengecek pria itu di dalam sana, sebab kekasihnya menjadikan tanggal ulang tahunnya untuk password tempat tinggalnya.
Namun, Krist heran begitu memasuki tempat itu, tadi Singto berkata jika Ia tidak pergi kemanapun, tetapi waktu Krist mengeceknya tidak ada orang di dalam tempat ini. Tentu saja itu membuatnya heran kemana perginya pria itu.
Apa Singto berbohong padanya?
Mungkin saja saat ini kekasihnya itu, sedang pergi ke luar sebentar, itu bisa saja terjadikan, tetapi kenapa keadaan apartemen ini kacau balau, sampai Krist sendiri heran, apa ada manusia yang bisa tinggal di sini.
Dengan cepat Krist meletakan apa yang di bawanya di atas meja sofa, lalu memunguti pakaian Singto yang berceceran di lantai dan juga membereskan kekacauan yang pria itu lakukan.
Tadinya Ia ingin mengejutkan Singto akan kedatangan yang tiba-tiba, tetapi kekasihnya itu justru tidak ada. Krist sengaja tidak memberitahu Singto bahwa Ia akan datang. Pria manis itu menghela nafas beratnya, lalu dengan cepat membersihkan ruangan ini.
Hanya saja waktu Krist berjongkok dan membereskan semuanya, pria manis itu tak sengaja menginjak sesuatu. ada yang aneh di bawah kakinya, hingga yang apa di temukannya saat ini, sebuah kalung yang terlihat sangat manis kini berada di dalam genggaman tangan Krist. Begitu Krist amati sepertinya Ia pernah melihatnya dan Ia yakin ini sangatlah mirip dengan hadiah yang di berikannya kepada Plustor tahun lalu.
Tetapi bagaimana kalung ini bisa ada di dalam tempat kekasihnya?
Krist langsung menyergit heran, karena ini tak mungkin milik Singto jikalau hanya sebatas mirip, lagipula sejak kapan Singto memakai barang seperti ini.
Entahlah Krist tidak mengerti, meskipun Itu yang menjadi pertanyaan Krist sekarang. Apakah Plustor pernah kemari atau ini hanya kebetulan sama persis dengan apa yang waktu itu di berikannya kepada Plustor.
Sungguh Krist tidak tahu yang pasti sekarang. Namun, yang pasti Ia harus cepat membersikan semua ini. Nanti Ia akan menanyakannya kepada Singto, tentang temuannya tadi.
Setelah membersikan semua itu. Krist pergi ke kamar Singto dan melihat keadaan disana sangat rapi tidak seperti di ruang tamu tadi. Ada yang aneh disini, tetapi Krist tidak bisa memastikannya. Bagaimana keadaan di sana dan di sini yang jaraknya hanya beberapa meter saja bisa berbanding terbalik.
Pria manis itu melihat jam tangannya, ini hampir satu jam lebih Ia berada disini dan Singto belum kembali juga, kemana perginya pria itu. Krist mengerucutkan bibirnya, lalu kembali lagi ke ruang tamu, mendudukkan dirinya di sofa, sembari memainkan ponsel miliknya. Masih memutuskan untuk menunggu Singto, meskipun sang Kekasih tak pernah menunjukkan batang hidungnya juga sampai detik ini, karena terlalu bosan menunggu seseorang yang tidak kunjung muncul juga, akhirnya Krist bahkan tertidur di sofa.
**
Beberapa waktu kemudian, pintu apartemen yang tadinya tertutup kini terbuka dari luar dan masuklah Singto ke dalam ruangan itu. Ia tidak kaget sama sekali dengan kedatangan Krist disana, seolah sudah tahu jika kekasihnya itu menunggunya.
Ia mendudukan dirinya di samping Krist dan menatap wajah polos kekasihnya yang kini tengah tertidur dengan nyenyak itu, di usapnya kepala Krist, sambil memeluk tubuh pria itu, setelah ikut membaringkan diri pada sofanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me ( Krist x Singto Vers. )
Fanfic[ Completed ] Bagaimana jika Kekasihmu tak sebaik yang kau kira? Warning! cerita ini mengandung unsur yaoi / boyslove / boyxboy.