Don't Leave Me ( Krist x Singto Vers. )

[ 12 ]: Flashback 9

🎵Stand more my heart
-
Sirasak ( Singto vers. )

🐢🐢🐢🐢🐢🐢🐢

Udara di sekitarnya terasa sangat menyejukkan, Krist memejamkan matanya sembari merentangkan kedua tanganya membiarkan terpaan angin itu mengenai wajahnya. Menikmati saat-saat seperti ini sendirian. Di bukanya kedua kelopak mata itu, memandang langit yang kini bersinar cukup terik akan tetapi panasnya tak terasa, melainkan hawa dingin yang kini menyapa permukaan kulitnya.

Hari ini Krist memutuskan untuk berlibur di vila milik orang tuanya yang jaraknya cukup jauh dari bangkok, memilih untuk menenangkan diri dari semua masalah yang tengah menimpanya kini.

Di langkahkan kakinya menelusuri jalanan setapak kecil itu seorang diri tanpa ada lagi sosok yang kini menggenggam tanganya, memastikannya selalu baik-baik saja. Krist merasa ada kosong dalam dirinya.

Meskipun Krist heran dari semua tempat yang ada di bumi ini, ia lebih memutuskan untuk pergi ke sini. Tempat penuh kenangannya bersama seseorang, hingga begitu Krist menengokkan kepalanya ke setiap penjuru arah, ada sesuatu yang menyesakkan mulai terurai kembali, membawa krist ke dalam memori itu, sesuatu yang harusnya Ia lupakan. Krist berharap bisa seperti itu, tempat ini bisa membuatnya melupkan sosok Singto. Di sini dulu mereka bertemu dan Krist ingin melupakan pria itu di tempat ini juga.

Kadang Krist berpikir apakah yang di lakukannya sudah benar? Ia menyiksa dirinya sendiri dengan keadaan ini, tetapi dengan bodohnya pikiran tidak masuk akal itu terus saja membebaninya.

Pada detik ini, Krist sadar jika Ia tak paham dengan kata 'mencintai' yang selalu saja di jadikannya dinding kokoh untuk mempertahankan segalanya.

Bukankah cinta itu tidak saling menyakiti, harusnya tidak seperti ini. Krist bahkan tak tahu apa yang sudah di laluinya sampai sejauh sekarang, hubungan macam apa itu.

Kedua manik hazelnya menatap sendu bangku panjang kosong tidak jauh dari tempatnya berpijak. Tempat ini terlihat biasa saja akan tetapi bagi Krist sangat berarti untuknya, bukan karena sangat indah dengan banyaknya tanaman hias yang menghiasinya. Namun, tempat di mana seseorang seorang selalu menunggunya di sini.

Pria manis itu melangkahkan kakinya untuk mendekat, hanya saja belum sempat Krist sampai di sana, ada sosok lain yang kini mendudukan dirinya di sana. Melihatnya sontak saja Krist menjauhi tempat itu, tetapi tak benar-benar pergi masih mengamatinya dari kejauhan.

Entah ini kebetulan atau apa, Krist tidak tahu. Namun, tak jauh dari tempatnya berpijak ada sosok Singto. Pria itu mendudukkan diri di sana dengan wajah tertunduk. Krist ingin menghampirinya akan tetapi pria manis tadi mengurungkan niatnya. Mengingat jika keduanya sudah berakhir, lagipula Krist yang menginginkan ini. Meskipun sungguh Krist ragu meninggalkan tempat ini. Hingga Ia hanya bisa terdiam sambil menatap punggung seseorang yang kini terdiam di sana.

Tiba-tiba saja yang kini ada pada pengelihatannya, bukanlah Singto melainkan sosok anak kecil laki-laki yang tidak terlihat baik-baik saja. Bahkan Krist masih mengingat apa yang anak itu lakukan dulu, mengingatnya membuat pria manis itu merasa sedih.

Masih tergambar begitu jelas dalam ingatannya 14tahun lalu, saat Krist pergi berlibur dengan kedua orang tuanya lalu berjalan-jalan ke tempat ini, Krist kecil tak sengaja melihat sosok anak laki-laki yang terlihat aneh menurutnya. Akhirnya Krist memutuskan untuk menghampirinya dan ketika tangan mungilnya menyentuh bahu ringkih sosok anak kecil itu, sosok tadi hanya memandangnya dengan pancaran raut wajah penuh kesedihan, bahkan lelehan air mata memenuhi pipinya. Melihatnya Krist merasa kasian lalu mengulurkan sebuah permen lolipop pelanginya pada sosok tadi dan tanpa tahu malu Krist mendudukkan diri di samping anak tadi, sembari mengulurkan tangannya, meskipun awalnya tak mendapatkan respon yang baik sama sekali. Anak itu begitu dingin padanya, tidak mau mengatakan sepatah katapun padahal Krist sudah mencoba untuk memulai pembicaraan, hingga waktu satu jam yang Ia miliki untuk bermain di tempat itu habis, membuat Krist harus meninggalkan sosok tadi sendirian di sana, seorang diri.