Dengan langkah gontai seseorang pria berjalan dengan keadaan basah kuyup, di sebuah lorong panjang sebuah gedung apartemen. Langkah kaki pria tersebut terhenti di sebuah pintu dan tangan pria tadi langsung saja dengan lancar menekan password pintunya, begitu terbuka Ia kemudian memasuki tempat itu dengan wajah kusutnya.
Saat pria tadi semakin masuk ke dalam tempat itu. Betapa terkejutnya Ia begitu menyadari ada seseorang yang kini tertidur di sofanya, membuat Singto langsung menuju sofa dan membangunkan orang tersebut.
"Phi Sing, sudah datang?" Tanya pria lain itu, sambil mengucek matanya, begitu menyadari sosok yang di tunggunya akhirnya datang juga.
"Kenapa kau ada disini?"
Bukannya menjawab pertanyaan pria tadi, Singto justru mengajukan pertanyaan lainnya pada sosok itu. Seperti tak ingin jika orang itu mencampuri urusannya.
"Menunggumu."
"Bukankah, sudah aku katakan supaya jangan menemuiku lagi?"
"Iya, tapi aku tidak bisa."
Singto memejamkan matanya, menatap ke arah sosok itu dengan bingung, padahal Ia sudah menjelaskan semuanya waktu itu dan memintanya untuk tak menemuinya lagi.
"Kumohon mengertilah aku, pergilah sekarang juga. Aku tidak mau melihatmu lagi."
Mau tak mau Singto langsung mengusir pria itu, tak mau dia muncul di hadapannya sekarang, meskipun itu bukan sepenuhnya salah sosok itu saja melainkan juga salahnya. Keduanya saling berperan penting pada hal ini, sesuatu yang sulit untuk di maafkan.
"Kau tidak bisa melakukan hal itu padaku, lagipula lihatlah dirimu sekarang, sepertinya kau sakit, aku akan disini dan menjagamu."
"Tidak perlu, pergilah. Hanya itu yang aku mau sekarang."
Intonasi Singto meninggi dan menepis tangan pria lain tadi begitu ingin menyentuhnya, tak mau memberikan cela ataupun terjerumus pada lubang sama untuk kedua kalinya.
"Tapi Phi Sing...."
"Pergi, Plustor!"
"Baiklah, aku akan pergi, tapi jika terjadi sesuatu padamu, hubungi aku."
Plustor mengambil ponselnya yang tergeletak begitu saja di atas meja, lalu berjalan mendekati Singto, ingin memeluk dan menciumnya akan tetapi Singto langsung menghindarnya. Tidak membiarkan pria tadi mendekatinya.
"Pergilah."
Hanya itu yang di ucapkan Singto, sebelum pergi meninggalkan Plustor dan memasuki kamarnya. Hingga bunyi pintu di banting tertangkap cukup jelas pada pendengarannya. Sementara Plustor hanya bisa tersenyum pahit ke arah perginya pria tadi, kemudian memutuskan untuk berjalan pergi meninggalkan apartemen Singto, seperti yang pria itu minta barusan.
**
Setelah membersikan dirinya dan memastikan jika Plustor sudah benar-benar pergi meninggalkan tempat tinggalnya. Singto merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Pria itu menatap langit-langit kamarnya dengan nyalang, sembari meletakan pergelangan tangan tepat pada keningnya.
Kedua manik oniksnya mengedarkan pandangan keseluruh penjuru ruangan kamarnya dan terhenti di depan sebuah pigura foto yang begitu mencolok pandangan matanya, seolah ingin jika Singto menatapnya serta mengingat masa lalu yang dulu pernah dirinya lalui bersama seseorang.
Singto langsung memposisikan dirinya untuk duduk dan bangkit dari tempat tidurnya, meraih figura tadi, menatap foto itu dengan pandangan sedihnya. Tidak mempercayai apa yang dirinya lakukan pada sosok itu, seseorang yang menemaninya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me ( Krist x Singto Vers. )
Fanfiction[ Completed ] Bagaimana jika Kekasihmu tak sebaik yang kau kira? Warning! cerita ini mengandung unsur yaoi / boyslove / boyxboy.