Derap langkah kaki seseorang itu bergema pada lorong panjang rumah sakit. New melangkahkan kakinya ke sana dengan wajah cemasnya. Ketika tiba-tiba saja Singto menghubunginya dan mengatakan kejadian buruk yang menimpa sang Adik. Hingga tanpa memikirkan apapun lagi Ia dengan cepat pergi ke tempat ini, mencari ruang ICU tempat adiknya di tangani.
Raut wajahnya terlihat sangat pucat, tak percaya dengan apa yang di dengarnya tadi. Sungguh New heran kenapa bisa adiknya ada berada di kota ini, sebab Krist meminta ijin padanya untuk pergi satu minggu menjauh dari tempat ini, agar bisa menenangkan pikirannya.
Genggaman hangat seseorang itu, sedikit membuat hati New yang tengah gundah kini terasa sedikit lebih baik.
"Aku takut Phi."
"Semuanya akan baik-baik saja."
"Aku berharap seperti itu."
Tidak ada yang New inginkan kecuali adiknya dalam keadaan baik. Tidak ada yang lebih penting dari apapun lagi selain ini.
"Bagaimana keadaan adikku?"
New tanpa basa-basi bertanya pada Plustor yang kini tengah duduk bersebelahan dengan Singto dengan tatapan penuh keingintahuan.
"Krist kritis, dia masih di tangani sekarang."
"Bagaimana ini bisa terjadi."
Plustor hanya terdiam, hingga New yang melihatnya paham, jika ini berasal dari kedua pria itu, sosok yang membuat adik kesayangan seperti ini. Membuat New kesal lalu menarik Plustor untuk mendekat ke arahnya.
"Apa yang kau lakukan pada adikku?"
Intonasi pria itu meninggi sebelum memukul Plustor, tidak bisa menahan amarahnya yang menggebu, tidak terima adiknya di perlakukan tidak adil oleh pria itu. Padahal Krist tidak punya kesalahan apapun pada Plustor.
"Hentikan New."
"Tidak sebelum aku membunuh jalang dan pria brengsek ini."
"Ini tidak akan merubah keadaan."
"Tapi, adikku Phi. Kristku dia...."
Tay mencoba untuk menahan dan menegangkan New, tak mau kekasihnya yang tengah di kuasai amarah melakukan sesuatu yang nanti di sesalinya.
"Percuma marah kepada mereka, itu tidak ada gunanya. Tenang."
New menganggukkan kepalanya, lalu menatap Plustor dan juga Singto tajam, "Pergi kalian dari sini! Pergi, aku tidak mau melihat wajah kalian lagi."
Singto yang dari tadi terdiam, kini menatap New dengan memohon, "Phi ijinkan aku di sini."
"Tidak, Krist tidak butuh pria sepertimu."
"Aku mohon phi."
"Pergi."
Meskipun New sudah berteriak dan mendorong Singto untuk pergi akan tetapi pria itu tetap bersikuku berada di sana. Membiarkan New memukulnya, meluapkan rasa bencinya pada Singto, karena sudah merusak hidup adiknya.
"New, sudahlah."
"Aku benci mereka berdua Phi. Salah Krist apa? Kenapa bisa setega itu pada adikku."
Dengan cepat Tay merengkuh New ke dalam pelukannya dan menatap ke arah Plustor dan Singto agar pergi dari sana untuk sementara waktu.
"Kalian bisa pergi dulu. Jika ada perkembangan akan aku kabari."
Mau tak mau Singto melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu, meskipun sebenarnya tidak benar-benar pergi dari sana. Ia lebih memilih pergi ke taman rumah sakit dan merenung di sana seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me ( Krist x Singto Vers. )
Fanfic[ Completed ] Bagaimana jika Kekasihmu tak sebaik yang kau kira? Warning! cerita ini mengandung unsur yaoi / boyslove / boyxboy.