🎵Last Winter
-The Toys
🐢🐢🐢🐢🐢🐢🐢
2Tahun kemudian.
Hiruk pikuk orang-orang yang kini tengah berlalu lalang di dalam sebuah ruangan yang sangat besar itu, menjadi pemandangan yang biasanya untuk seseorang pria yang mendudukan dirinya sendirian pada sebuah meja di ujung ruangan tersebut. Kedua manik oniksnya menatap lurus ke arah depan. Di mana kini ada dua orang pria yang sedang menjadi pusat perhatian dari semua orang.
Seulas senyum terukir di wajah pria tadi ketika melihat kedua pria yang sempat di liriknya barusan, kini tengah saling bertukar cincin satu sama lainnya, bahkan saling tersenyum manis satu sama lainnya. Ia berharap agar keduanya bahagia akan jalan yang di pilihnya sekarang.
"Kau tidak memberikan selamat padaku?"
Pria mungil itu kini berlari kecil menghampirinya dengan senyuman bahagia yang tak luntur dari sudut bibirnya tersebut, sekarang duduk tepat di hadapannya.
"Aku akan memberikan selamat pada Phi Off karena dia yang akan menderita nanti hidup bersama denganmu."
"Phi Sing...."
Gun membuang wajahnya ke arah lain, lalu beralih menatap ke arah Plustor yang justru tengah sibuk bercanda dengan sosok wanita di sampingnya, bukannya justru memberikan selamat padanya. Dasar, teman durhaka.
"Jika kau ke sini hanya untuk pacaran pulang sana."
"Kau mengusirku?"
"Pintu ini terbuka lebar untuk kau pergi."
Tetapi Plustor tak menanggapinya sama sekali, justru sibuk berbincang dengan kekasihnya, sebelum pandangannya menatap ke arah Singto yang terlihat murung.
Meskipun Plustor sudah sering melihatnya, tetapi Ia tak bisa membantu apa-apa. Meskipun sebenarnya bisa, hanya saja kemarahan Krist padanya nanti tak bisa Ia hadapi, jika sampai Ia dan Gun membocorkan apapun tentang pria manis itu kepada sang Mantan.
"Kau masih mengingatnya?"
Singto menggangukan kepalanya, sebab tanpa berpikirpun Ia mengerti siapa yang Plustor tanyakan padanya itu.
"Iya, tidak ada hari aku tidak mengingatnya. Mungkin dia sudah bahagia sekarang atau bahkan sudah menikah, aku tidak tahu."
Mendengar apa yang Singto katakan Gun ingin menggelengkan kepalanya, tetapi pria itu mengurungkan niatnya. Pria mungil tadi justru menatap sang teman, memberikan kode pada Plustor untuk ikut bersamanya.
"Tunggu disini, aku punya sesuatu untukmu, anggap aku sedang baik, karena ini hari pertunangan ku." Tangan Gun menarik Plustor ikut dengannya, "ikut aku nong, aku butuh bantuan."
**
Gun memasang wajah bingungnya, tak mau kebingungan seorang diri akhirnya mengajak orang lain untuk ikut merasakan apa yang tengah ia rasakan.
"Kita bantu dia tidak?"
"Nanti Phi Krist marah."
"Tapi aku kasihan."
"Terserah phi asalkan phi Gun yang menanggung semuanya."
"Tidak mau, kita bagi dua bebannya."
"Memang apa yang mau phi lakukan?"
"Memberikan alamat Kristlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me ( Krist x Singto Vers. )
Fanfic[ Completed ] Bagaimana jika Kekasihmu tak sebaik yang kau kira? Warning! cerita ini mengandung unsur yaoi / boyslove / boyxboy.