Teriakkan seseorang bergema pada lorong panjang salah satu gedung universitas itu, seseorang pria kini tengah di seret oleh seseorang di depannya, hingga membuatnya meronta, tetapi sosok lain yang tengah menyeretnya itu tak memperdulikannya, bahkan puluhan pasang mata yang melihat kejadian itupun tak idahkan keberadaannya.
"Lepaskan, sudah kubilang kalau aku tidak mau melakukannya."
"Aku tidak perduli, kau harus berkata padanya jika kita sudah berakhir."
"Aku tidak mau."
"Kau harus melakukannya, jika tidak lihat apa yang akan aku lakukan padamu."
"Sampai kapanpun aku tidak mau ini berakhir dan aku tidak mau mengatakan hal itu padanya, tidakkah kau sekali saja melihat aku? Tidak bisakah kau tidak terus melihatnya?"
"Tidak, yang aku pikirkan hanya dia dan yang aku cintai hanya dia."
"Lalu aku ini apa bagimu? Apa artinya semua yang aku lakukan padamu?"
"Tidak ada, bukankah aku sudah bilang padamu sebelum kita memulai semua ini? Jika apapun yang terjadi aku tetap akan memilihnya bukan kau dan tidak ada hubungan apapun di antara kita."
Kata-kata yang di keluarkan oleh Singto barusan menohok hati Plustor . Pria itu menghempaskan tangan Singto kasar dan menatapnya tajam. Seolah ingin sekali membunuhnya.
"Kau pikir aku ini apa, hah. Aku rela menghianatinya demi bersama denganmu tapi ini yang kau lakukan padaku, sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu, tidak akan pernah kau bisa bahagia bersamanya."
Tanpa mengatakan apapun lagi, Plustor melangkakan kakinya pergi meninggalkan Singto, tidak mau membantu pria itu. Memang Singto kira Ia apa.
"Plustor! Plustor! Plustor!"
Singto menarik rambutnya dengan kasar dan menatap ke arah perginya Plustor barusan, apa yang harus di lakukannya untuk keluar dari semua masalah ini sekarang.
**
**Di perpustakaan. Gun dan Pick mendudukkan dirinya sambil menatap temannya yang kini tengah sibuk membaca sebuah buku. seperti tidak ada hal yang lain lagi yang lebih menarik daripada buku itu. Krist terus membacanya padahal keduanya tahu jika pikiran Krist tidak sepenuhnya tertuju pada buku yang tengah di pegangnya.
"Kau kenapa? Semakin hari semakin aneh saja?"
Tidak biasanya Krist irit berbicara, bahkan sedari tadi pria manis itu diam seribu bahasa, tidak bisa fokus pada setiap hal yang di kerjakan, hanya saja Krist selalu mengatakan jika Ia tidak apa-apa.
"Aku sedang tidak mood bicara."
"Tumben sekali."
"Jangan mengganggunya, Krist sedang tidak baik hari ini."
Gun mencoba untuk membantu Krist saat pria manis itu risih dengan pertanyaan yang di tunjukan padanya.
"Kekasihmu baru saja menanyakan padaku, kau ada di mana."
"Jangan beritahu dia."
"Terlambat, aku sudah memberitahunya jika kau ada disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me ( Krist x Singto Vers. )
Fanfic[ Completed ] Bagaimana jika Kekasihmu tak sebaik yang kau kira? Warning! cerita ini mengandung unsur yaoi / boyslove / boyxboy.