Awalnya diselamatkan dari godaan om-om mesum, kemudian hilang kontak, tidak sengaja bertemu lagi, dan sekarang laki-laki ini mengaku sebagai pacarnya?!?!?!
A Pluemon Fake Dating! AU
[Cerita ini murni fiksi dan untuk keperluan hiburan semata.
Tokoh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue ngomong apa emangnya sama Abang?"
"Jangan pura-pura bego."
"Kak, gue beneran nggak ngerti. Gue aja belum ketemu Abang minggu ini, gimana gue ngomong sama dia?"
Pluem mendengus, "Instagram."
Frank menatap kakaknya bingung, "Instagram?"
"Lo kan yang ngasih tahu Abang tentang gue sama Chimon?"
Air muka Frank berubah mengerti. Ia tersenyum, "Ooh, iya. Abisnya lo sama Chimon lucu banget masak bareng. Gue kan juga pengen, Kak. Terus Abang nanya itu siapa. Gue jawab aja itu pacar lo."
Rahang Pluem mengencang, "Kenapa lo ngomong sama Abang nggak bilang gue dulu?"
Senyum Frank berganti dengan raut muka masam. Ia tahu ketika Pluem menggunakan nada rendah, artinya ia sudah gusar. Masalahnya, Frank tidak suka ketika orang marah padanya tanpa sebab, dan itu yang sedang Pluem lakukan sekarang.
"Maksud lo apa, Kak? Emang gue ngomong ke Abang gue sendiri harus izin sama lo? Dia kan kakak gue juga."
"Gue nggak suka kalau urusan pribadi gue dicampurin orang lain."
"Siapa yang nyampurin urusan lo?"
"Elo. Pake ngomong ke Abang. Nggak bisa diem aja?"
"Kenapa gue harus diem? Emang salah kalau gue seneng ngelihat lo seneng?"
"Lo harus belajar misahin mana yang urusan lo, mana yang urusan orang lain!"
"Kak, lo ngomong apa sih?" nada Frank meninggi.
"Gara-gara lo, Abang tahu tentang gue sama Chimon!"
"Terus kenapa?!"
"Gue nggak suka! Lo tahu kan Abang orangnya gimana?"
"Kenapa Abang nggak boleh tau? Lo malu pacaran sama Chimon?" ia menatap Chimon yang mematung di tempat duduknya.
"Bukan itu! Gara-gara lo nyampurin urusan gue, Ibu sama Ayah ikutan tahu!"
"Gue masih nggak ngerti salah gue di mana."
"Gue nggak suka semua orang tahu, cuma gara-gara lo nggak bisa nggak nyampurin urusan orang!"
Frank menggebrak meja, "Gue juga nggak suka denger orang bentak-bentak tapi nggak ngejelasin masalahnya!"
Pluem bangun dari kursinya, "Masalahnya jelas: lo nggak bisa nggak ikut campur sama urusan orang lain!"
Frank pun bangun dari kursinya, "Kenapa gue salah kalau gue ngomong ke keluarga gue sendiri tentang kakak gue? Kalau lo nggak malu sama Chimon, terus masalah lo apa?!"