Enggak usah bersikap sok tegar, Padahal rapuh.
-Anggara Jonson-
🍂🍂🍂
"Jangan nangis, gue gak suka!"
Thea menoleh ke sumber suara. Ia membulatkan matanya. Thea kaget mendapatkan seorang pria yang selalu saja berdebat dengannya.
Ia berjalan ke arah Thea dan duduk disampinya.
"Ngapain?" Tanya Thea menatap pria itu.
Gara menaiki sebelah alisnya. "Kenapa?" Tanya Gara balik.
"Ish! Lo nyebelin banget sih! Gue nanya, lo malah nanya balik!" Balas Thea sambil mengerutkan bibirnya. Tanpa sadar Gara tersenyum tipis.
"Lo tambah jelek kalo lagi nangis!" Ucap Gara. Thea menatap Gara kaget karna mendengar ucapan Gara yang panjang.
"E--eh siapa yang nangis!" Telak Thea bohong.
Gara menaiki alis sebelahnya bingung. Padahal tadi ia melihat gadis disebelahnya ini sedang menangis, walaupun terlihat seperti nangis dalam diam.
"Lo,"
"Enggak!" Ucap Thea.
"Iyh," Balas Gara.
"Enggak!"
"Iyh,"
"Ish, enggak gue gak nangis. Lo nyebelin banget sih!" Ucap Thea kesal dan pergi sambil menghentakan kakinya.
Thea pergi, meninggalkan Gara yang masih menatapnya. Tanpa sadar Gara tersenyum mendengar umpatan Thea untuk Gara.
"Dasar Gara gila! Cowo kaku. Nyebelin banget sih!"
⚘⚘⚘Thea menyelusuri koridor dengan earphone yang tertera di telinganya. Lorong koridor pun sudah sepi, Thea yakin sekarang sudah bel masuk jam pelajaran berikutnya.
Kali ini Thea tidak ingin membolos pelajaran dan memilih untuk masuk kelas saja, walaupun dikelas ia tidak mendengarkan guru dan malah tidur. Tapi itu lebih baik daripada membolos bukan?
Thea mengintip ke jendela kelasnya. "Shit! Udah ada guru!" Ucapnya.
"MIKUM MENTEMEN" Thea mendobrak pintu kelas dan masuk tanpa dosa.
"Astagafirulloh Thea." Ucap Pria paruh baya sambil mengelus dadanya. "Tumben kamu masuk kelas?" Tanyanya.
"Yaelah pak! Thea masuk kelas salah, Bolos juga salah. Serba salah Thea tuh macam Raisa," Ucap Thea mendramatis.
"Ck! Kamu ini bikin onar mulu. Pusing bapak tuh!" Ujar Pak Kudut mengikuti gaya dramatis Thea.
Semua murid yang ada didalam kelas melongo. Pasalnya Pak kudut ini guru killer disini.
"Astoge, Pak Kudut kalo pusing minum baygon atuh!" Ucap Thea dengan khawatir.
"Ampun deh saya! Kamu ini Thea bego nya enggak ketulungan. Mana ada pusing minum baygon." Balasnya.
"Ah--masa sih pak!?" Balas Thea dengan raut bingung.
"Seterahmu saja lah!" Ucapnya. "Oh, iyh satu lagi Nama saya itu "BAMBANG KUNCEN jangan panggil saya Kudut terus!" Pekik Pak kudut dengan menekan nama lengkapnya.
Pak Kudut adalah Guru fisika di WIHS. Ia juga termasuk salah satu guru killer setelah Bu Sri. Tapi, semenjak Thea sekolah di WIHS, Thea selalu saja memanggilnya dengan Kudut karna postur badan Pak Bambang yang agak gemuk dan berkumis. Alhasil seluruh murid mengikutinya dan memangil Pak Bambang--Pak Kudut(Kumis Gendut).
"Enggak mau! Thea suka manggil bapak dengan Pak Kudut. Bagus kok namanya. Iyh gak guys!?" Ucap Thea menatap teman-teman dikelasnya.
"IYH" Pekik semua orang yang ada dikelas kecuali, Pak Kudut dan Thea. Thea melihat itu tersenyum penuh kemenangan.
"Aduh pusing saya! Seterah kalian aja deh," Ujar Pak Kudut dan berlalu pergi meninggalkankan XI-IPA2.
Thea yang melihat itu tersenyum dan berjalan menuju bangkunya.
"Lo abis dari mana?" Tanya Dara penasaran.
"Taman" Balas Thea.
Dara beroh ria sambil menatap Thea yang sudah menggelamkan kepalanya.
~❤~
Jam istirahat telah tiba, bunyi bel itu merupakan hal yang paling dinantikan serta membahagiakan bagi setiap murid dan berhasil menjadi bunyi paling merdu peringkat kedua setelah bunyi bel pulang. Kebanyakan siswa-siswi sudah memenuhi kantin, mengingat berbagai kegiatan bisa dilakukan disana, mulai dari jajan untuk sekedar mengisi perut yang kosong, merefesh otak setelah dijejali berbagai macam materi yang membuat sakit kepala, mengobrol dengan teman atau mungkin mencari gebetan baru.
Lain dengan Gara, ia tak suka tempat penuh keramaian seperti itu. Padahal jika ia mau berbaur sedikit saja, dengan wajah tampan blesterannya juga rambut sedikit coklat, rahang yang tegas dan juga mata coklat kemerahan, tatapan yang tajam membuat Gara mempunyai gaya tarik sendiri. Bahkan tak sedikit gadis yang bersedia dengan senang hati untuk menjadi teman hidupnya. Eh...
"Gar ngantin yukk!" Ajak Dava menatap Gara yang sedang fokus membaca buku-buku fisikanya.
"Yaelah Gar, enggak baca buku sehari juga gak bikin lo bego!" Ujar El. Gara menoleh dan menatap tajam kepada El. El yang ditatap seperti itu hanya menggaruk tengkuk tangannya sambil menyengir.
Tanpa sekata patah Gara berjalan dan melewati El dan Dava yang menatapnya bingung. Sampai akhirnya mereka mengikuti Gara yang menuju kantin.
Suasana di kantin sangatlah ramai dan berisik. Gara mendengus kesal. Ia tidak suka keramaian dan Gara memilih pergi meninggalkan El dan Dava yang sedang menikamti makanannya.
Bruk!
"Awhh!,- Woi kalo jalan liat-liat dong. Maen nambrak orang aja!" Ucap seorang gadis berambut merah. Gara menatap datar gadis itu.
"Yaampun! Cowo kaku plus manusia es lo gak bosen apa nambrak gue mulu!?" Ucap Thea ketus. Gara masih diam menatapnya.
"Ah tau lah! Ngomong sama orang bisu mah susah!" Ujarnya. Gara menatap tajam Thea. Thea yang ditatap seperti itu pun tidak takut. Ia membalas tatapan Gara.
"Lo beda!" Batin Gara.
"Hello! Manusia es, lo gak ada niatan buat minta maaf sama gue gitu!?" Pekik Thea.
Gara menghela nafas. "Mulai sekarang, lo pacar gue!" Ucap Gara. Thea yang sadar apa ucapan Gara pun melotot.
"Hah? Apa-apan lo!" Ujar Thea.
Tanpa mereka sadari, kini mereka sedang menjadi pusat perhatian. Fans Gara yang melihat itu pun terbakar api cemburu. Mau ngelawan dan membully Thea pun mereka tak berani. Yang ada mereka yang dikeluarkan dari WHIS. Mengingat Thea adalah anak dari pemilik sekolah.
Gara tersenyum tipis dan berlalu pergi. Thea yang melihatnya mengumpat kasar seenaknya saja ia mengklim dirinya sebagai pacar dari 'Cold boy WHIS'
"DASAR GARA GILA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GAREA
Ficção AdolescenteAlthea Claretta gadis barbar yang bisa dibilang bad girl namun hatinya sangat rapuh, Ia mampu menyembunyikan titik kesedihan yang ada didalam wajah cemerlangnya itu. Anggara Jhonson pria dingin,cuek,tak tersentuh selalu dipersatukan deñgan gadis bad...