Biru langit mengambil alih kota pagi ini. Embun-embun masih ikut serta bergerak di udara dan Gara bersiap untuk pergi lari pagi.
Ketika Gara ingin keluar gerbang rumah untuk lari mengelilingi komplek, tiba-tiba ada suara seseorang yang memberhentikannya. "Bang Gara!" Teriak seorang anak kecil perempuan.
Gara pun menoleh dan tersenyum tipis "Kenapa dek?" Tanya Gara dan menggendong adiknya dipundak. "Gita ikut ya!" Ucapnya. Gara menatapnya bingung, karna gak biasanya gita mau lari pagi setiap minggu karna gita lebih senang bermain barbie-barbieannya dari pada harus ikut lari bersama Gara.
"Yaudah yukk!" Ucap Gara dan dibalas senyuman dengan gita. "Bang turunin gita dong!" Pinta gita dan gara segera menuruni gita dari pundaknya.
Gara merengangkan semua otot-ototnya yang nanti akan bekerja agar tidak cendera. Beberapa saat kemudian Gara dan Gita berlari kecil mengelilingi komplek perumahannya.
Tanpa disadari mereka sudah keluar komplek perumahannya. Keringat sudah mulai membasahi tubuh atletisnya. Tapi nafas Gara masih terdengar teratur walau sudah jauh berlari. Berbeda dengan Gita yang terlihat kecapean dan kehausan.
"Bang, Gita haus." Keluh Gita dengan wajah menggemaskan. "Gita tunggu sini ya, Bang Gara beli minum dulu!" Balas Gara dibalas angkuhan oleh Gita.
Mata Gita memancing, mempertajam pengelihatannya apakah benar yang sedang duduk itu adalah orang yang dicarinya. Gita tersenyum seraya wanita remaja itu menoleh kepadanya.
"KAK THEA!!" Teriak Gita. Yupp orang yang dicari oleh Gita adalah Thea. Ia ikut dengan Gara hanya ingin menemui Thea. Kenapa Gita tahu kalo Thea akan jogging disini? Kalian lupa kalo Gita itu indigo?
"Gita?" Tanya Thea memastikan, dibalas angkuhan oleh Gita. "Kamu disini ngapain?sama siapa?bunda mana?" Tanya Thea bertubi-tubi sambil celingak-celinguk melihat sekelilingnya.
"Gita disini lagi lari sama abang" Balasnya. "Oh, terus abangnya gita kemana? Kok Gita sendirian!?" Tanya Thea.
"Tuhh!" Tunjuk Gita kepada seorang pria yang selalu berdebat dengannya. Thea membulatkan matanya terkejut.
"Abang!" Pekik Gita. Gara menatap Thea datar.
"Ngapain?" Tanya Gara kepada Thea.Thea memutar bola matanya malas. "Lo gak bisa liat apa? Kalo gue kesini ya jogging lah. Lo pikir gue make pakaian kaya gini mau ke kuburan gitu!" Ucap Thea kesal.
"Oh" Balas Gara datar.
WTF gue ngomong panjang dia cuman balas 'oh' doang. Dasar manusia es! Umpat Thea dalam hati.
"Ishh, abang gak boleh gitu sama kak Thea!" Ujar Gita menatap Gara kesal dan hanya dibalas datar dengannya. Thea yang melihat itu tersenyum menuh kemenangan.
"Gita sayang, itu benaran abang gita?" Tanya Thea.
"Iyh, bang Gara itu abangnya Gita" Balasnya.
"Kok beda ya, Gita baik lembut lagi. Sedangkan..." Ucap Thea menatap Gara sekilas. "Abangnya galak dingin lagi." Lanjut Thea dibalas tatapan datar oleh Gara.
"Bang Gara mah emang gitu kak, Gita aja bingung bang Gara itu sebenarnya anak siapa" Ucap Gita terkekeh.
"Wahh, jangan-jangan abang kamu ketukar tuh ta" Ujar Thea. "Bisa jadi, nanti Gita tanya bunda deh!" Ucap Gita.
Gara memutar bola matanya malas dengan kedua perempuan di depannya. Apa-apaan ini!?
"Thea!" Pekik seorang pria tampan.
Thea pun menoleh dan tersenyum "Iyh bang!" Balasnya.
Pria itu berlari kecil menghampiri Thea. "Lah Gar ngapain lo?" Tanya El. "Lari" Balas Gara.
"Yaelah, singkat amatt!" Gerutu El.
"Eh ada dede emeshh!" Ucap El kepada Gita. Gita menatap El malas.
"Apacih bang El!" Ucap Gita cemberut.
"Dek pulang yuk!" Ajak El kepada Thea dan dibalas anggukan olehnya.
"Yaudah bentar, Gita kak Thea pulang dulu ya!" Pamit Thea.
"Yhaa... baru Gita mau ajakin kak Thea ke rumah. Tapi gak papa deh lain kali aja." Balas Gita dan Thea pun tersenyum gemas mencubit pipi gembul Gita.
"Bro gue pulang dulu ya!" Pamit El kepada Gara sembari menepuk pipi kiri Gara dan berlalu pergi. Gara hanya menatap datar kedua manusia aneh yang ada didepannya 'Ck! Ade sama kakak sama-sama nyebelin'
🍂🍂🍂
Hari sudah malam, di kediaman Wilson. Thea dan El sedang menonton film ditelevisi ruang keluarga.
Orang tua mereka tidak ada dirumah karna harus mengurus bisnisnya sampai 1 bulan kedepan mereka akan pulang.
"Eh dek, kok lo bisa kenal sama adeknya Gara sih?" Tanya El sembari memakan cemilan yang ada ditangannya dan menatap film di televisi.
"Elah bang kepo amat sih lo" Balasnya.
"Astagirr gue punya adek gini amat ya, gue nanya dek nanya!" Ujar El kesal.
Thea memutar bola matanya malas karna kelakuan abangnya yang selalu mendramatiskan keadaan.
"Iyiyh, gue ketemu Gita di taman. Puas lo?" Ucap Thea sinis.
"Oh, dia itu kan indigo dek. Lo gak di---" Ucapan El terpotong dengan ucapan Thea.
"Gita tau bang, bahkan semuanya yang gue alami" Lirih Thea. El menatap adik kesayangannya sendu.
El memeluk Thea. Thea meneggelamkan kepalanya didada bidang milik El. Tanpa aba-aba air mata Thea mengalir.
El yang melihat Thea nangis mempererat pelukannya. "Don't cry baby!" Kata El menenangkan Thea.
《Dilain tempat
Di kediaman Dubois. Gara dan keluarganya sedang makan malam dengan hening hanya ada suara dentingan garpu dan sendok. Sampai makanan selesai Gita pun memulai percakapannya. "Bang Gara, jangan galak-galak sama kak Thea ya." Gara menatap Gita datar. "Kak Thea gak seperti apa yang abang lihat, dia itu rapuh." Timpah Gita dan berlalu pergi menuju kamarnya. Gara menatap adiknya bingung.
"Thea? Siapa Gar?" Tanya Ayah Gara. "Adiknya El" Balas Gara datar.
"Hah? Jadi Thea adiknya Rafael sahabat kamu bang?" Tanya Bunda Gara dibalas anggukan oleh Gara.
"Wah, bunda suka tuh sama Thea anaknya baik, ramah,cantik lagi" Puji bunda Gara.
"Ayah jadi penasaran sama Thea-thea itu" Ujar Ayah Gara antusies. "Tapi bunda bingung loh, maksud dari Gita apa ya Gar? Setau bunda Thea itu anaknya ceria loh." Ucap bunda Gara menatapnya.
Gara memutar bola matanya malas. Karna bunda dan ayahnya membicarakan Thea. Orang yang paling nyebelin dan aneh menurut Gara. "Gak tau" Balas Gara dan beranjak pergi dari meja makan.
Kedua orang tuanya menggeleng-gelengka kepala melihat kelakuan anak pertamanya itu yang begitu cuek dan dingin.
🍂🍂🍂
Penasaran sama kelanjutannya? Ikuti cerita selanjutnya ya! Jangan sampe ketinggalan nanti nyesel hehe😋
Jangan lupa votmennya guys!
Kalo gak niat baca gak maksa kok. Tapi jangan boomvote ya! Hargai karya orang jika ingin karyanya dihargai balik:)
Coment for next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
GAREA
Teen FictionAlthea Claretta gadis barbar yang bisa dibilang bad girl namun hatinya sangat rapuh, Ia mampu menyembunyikan titik kesedihan yang ada didalam wajah cemerlangnya itu. Anggara Jhonson pria dingin,cuek,tak tersentuh selalu dipersatukan deñgan gadis bad...