18🍁 Pindah?

9 2 0
                                    

Selepas mengantar Thea pulang. Gara mengendarai motornya menuju Cafe yang biasa ia kunjungi bersama kedua sahabatnya.

"Ahelah, Gar lo lama amat sih datengnya. Berasa homo gue." Ujar El menatap kedatangan Gara. Gara menaiki kedua bahunya acuh.

"El, enggak usah munafik deh. Buktinya lo nyaman kok berduaan disini sama gue!" Ucap Dava dengan nada polos. El menatapnya jijikk.

"Najiss! Gue gak suka sesama pisang maap." Ujar El

"Ngapain?" Tanya Gara.

El yang mengerti arah pembicaraan Gara pun berkata.

"Lo sih Dap gue jadi lupa." Tuduh El.

"Teruss aja teruss,"

El berdehem seketika hening dan pembicaraan menjadi serius. "Hem jadi gini, gue mau pindah."

"WHAT!?" Teriak Dava sembari mengebrak meja. Semua orang menatap Dava aneh.

"Kenapa lo mau pindah?pindah kemana?tuh anak bar-bar ngikut? Lo kok enggak bilang-bilang sih? Lo nganggep kita ini apa El apa?" Dramatis Dava memegang dadanya.

"Kenapa?" Tanya Gara singkat.

"Gue ikut pertukaran pelajar di London," Ucap El.

"Lah? Kita kan udah kelas 12 El. Masa iyh ada pertukaran pelajar? Entar ujian gimana dong?" Tanya Dava heran. Pasalnya pertukaran pelajar itu hanya diikuti siswa berprestasi dan diikuti oleh siswa kelas 10-11.

"Gue juga enggak tau, tapi katanya cuman 3 bulan. Sebelum ujian kelulusan gue balik." Ujar El.

"Terus lo terima?" Tanya Gara.

"Hemm sebenernya gue ngajuin ginian ke London dari kelas 11 untuk ketemu  adik gue." Ucapnya.

"Lah lo kan udah ketemu adik lo. Napa enggak lo tolak aja." Heran Dava.

Gara menggangguk membenarkan ucapan Dava.

"Enggak bisa, lusa gue udah berangkat." Ujar El.

"Yaudah, kalo itu yang terbaik." Ucap Gara.

El tersenyum mendengarnya.

"El, cariin bule buat gue ya!" Celutuk Dava. El memutar bola matanya malas. "Bule mana mau sama lo. Yang ada Bulepotan!"

Gara menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua sahabatnya.

"Orang rumah tau?" Tanya Gara. El menoleh dan menggeleng.

"Thea?" Tanyanya lagi.

El menggeleng.

"Gue enggak tega ngasih tau dia Gar. Gue enggak mau ninggalin Thea. Tapi gue harus pergi."

Gue harus pergi, Gue harap lo jagain adik gue Gar. Batin El.

"Lo harus bilang ke dia El. Gimana pun mereka keluarga lo." Nasihat Gara.

"Mungkin nanti gue akan ngomong ke Thea. Tapi gue enggak yakin ngomong sama bonyok secara mereka lagi ke luar negeri." Ucap El tersenyum getir.

"Gar?" Panggil El.

"Hm,"

"Jagain adik gue ya! Jangan lo sakitin! Adik gue tuh limited edition."

"Yaelah, lo kira sih manusia barbar apaan?" Celutuk Dava sembari menyeruput minumannya.

Gara terkekeh geli memikirkan wajah Thea yang merona tadi.

"Gar?" Panggil El menyadarkan lamunan Gara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang