17🍁Dapa PaLAK

129 13 3
                                    

Bahagia itu sederhana. Ketika kita nistain Dapa dan dia memanyunkan bibirnya kesal. Sesederhana itu bukan?

-Thea&Gara dkk.

----

Hari senin adalah hari yang membosankan untuk sebagian siswa WIHS. Karena weekend dua hari membuat mereka sedikit malas untuk memulai pelajaran lagi. Apalagi ditambah upacara pagi terlebih dahulu.

Seperti sekarang Thea lupa membawa topi, tapi gadis itu sangat terlihat santai seperti tidak takut dihukum.

"Aduh, Thea lo tuh suka bener sih bikin orang naik darah. Udah ayo gue temenin ke uks minjem topi dari pada lo dihukum." Pekik Zoya.

Thea mendengus. "Udah sono kalian baris aja." Usir Thea kepada Dara dan Zoya.

Zoya berjalan menghentakan kakinya dengan memanyunkan bibirnya. Dara menggeleng melihat kelakuan sahabatnya itu. "Gue duluan ya!" Ucap Dara sembari menyusul Zoya yang sudah baris.

Thea berjalan santai kebarisan yang tidak lengkap memakai atribut.

***

Sejak tadi mata pemuda itu tak lolos dari pandangan tiga gadis yang sedang gelisah, ah ralat dua gadis. Sedangkah salah satu gadis yang tidak memakai topi terlihat santai. Gara berdecak sebal, apa dia selalu santai seperti itu?

"Heh, ngapain lo bengong aja," Tegur teman sekelasnya menepuk bahunya.

Gara terkesip kemudian mengerjapkan mata dua kali. Ia kaget tapi Gara menentralkan ekspreksi wajahnya kembali menjadi datar.

Gara meninggalkan teman sekelasnya yang melongo melihatnya.

Gara tidak tahu punya keberanian dari mana. Kakinya seolah melangkah begitu saja mendekati gadis yang sekarang berdiri sendiri tak jauh dari barisannya. Gadis itu tidak menyadari keberadaannya karena saking asiknya berdiri memejamkan matanya dengan kedua tangannya melipat didada jangan lupakan earphone yang terpasang ditelinganya.

Sungguh gadis itu benar-benar menjengkelkan. Bagaimana ia terlihat sangat santai dengan kondisi seperti ini?

Dengan cepat Gara menarik tangan gadis itu. "Heh!apaan sih lo," Ujar Thea. Gara berusaha memasang wajah datarnya walau sebenarnya ia ingin sekali marah melihat wajah gadis itu yang amat santai.

Tanpa di perintah Gara memindahkan topinya di kepala gadis itu, kemudian berlalu pergi ke barisan pojok lapangan. Barisan dengan atribut tidak lengkap.

Sedangkan, gadis itu masih terheran-heran mematung ditempat.

***

"Ini bisa dimasukin rekor dunia nih. Seorang Anggara Jhonson Dubois lupa membawa topi."  Begitulah olokan Dava saat mereka sedang berjalan menuju kelasnya.

"Lebay," Balas Gara singkat.

"Lagian tumben banget lo Gar lupa bawa topi secara lo orangnya displin abis mana ada tuh dikamus lo kelupaan." Ujar El.

"Nah, setuju. Tumben lo pinter El!" Kata Dava menepuk bahu El.

"Anjirr, dari dulu juga gue udah pinter kemana aja lo?" Sinis El. "Lah? Sejak kapan lo pinter El? Perasaan lo nyontek mulu dah tuh sama Gara ya gak Gar?" Ucap Dava meminta persetujuan Gara. Gara mengendikan bahunya acuh.

"Intropeksi bosquee!" Ketus El. Dibalas cengiran oleh Dava.

"Tenang El gue mah sekarang udah gak nyontek lagi palingan gue cuman nanya doang," Ucap Dava dengan muka sok polos.

GAREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang