BM-3

12.5K 1.1K 122
                                    

"Aku, sudah menikah dan memiliki anak."

BEAUTIFUL MISTAKE

Sasuke melonggarkan dasinya, memutar kursi kebanggannya menghadap jendela besar yang menyajikan pemandangan jalan. Ia memijit keningnya, mendadak pusing dan dia berdecih. Tidak biasanya seorang wanita bisa membuatnya bergairah dengan cepat, tidak Hanabi sekalipun.

Dan Wanita itu, wanita yang menjadi yang pertama baginya, yang bisa menaklukannya dalam sekali tatapan. Dia mengingatnya, semuanya. Tatapan polos itu, suara nyaringnya yang penuh akan rasa ingin tahu dan takjub secara bersamaan, dan juga desahan nikmat dari penyatuan mereka.

'Sial.' Sasuke kembali mengumpat, kenapa setelah sekian lama, Tuhan mempertemukan mereka kembali dalam keadaan yang tidak tepat. Ia mendesis dan kembali mengumpat untuk yang kesekian kalinya. Membuat seseorang yang sejak tadi mengetuk pintu ruangannya memutuskan untuk masuk tanpa izin, dan deheman dari pria berambut perak yang melawan grafitasi itu mengalihkan atensi Sasuke.

Ia melemparkan sebuah map, dan memandang datar atasannya yamg terlihat kacau.
"Kau memintaku memata-matai.."

"Berhenti Kakashi, jangan teruskan." Sela Sasuke. Pemuda itu mulai membaca kalimat per kalimat yang tertulis dalam lembaran-lembaran itu. Dan sesuai dugaan Kakashi ekspresi atasannya terlihat puas sekarang.

"Hadiah apa yang kau inginkan?" Sasuke kembali memutar kursinya, menyeringai mengejek pada takdir yang memepermainkan hidupnya dan pada jalan yang mulai ramai karena saat ini adalah waktu istirahat para pekerja.

"Satu novel seri terbaru 'Icha-Icha tacktis' yang dijual terbatas?"

"Hanya itu?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya. "Bagaiamana dengan satu aparetemen baru atau mobil baru."

"Kurasa, Icha-Icha Tactis lebih menggoda." Jawab Kakashi mantap. Sasuke menggendikkan bahu, terserah.

"Kau akan mendapatkannya dalam hitingan menit, tunggulah."

Uchiha Sasuke dan kekuasannya. Uchiha Sasuke dan segala keinginannya yang selalu terpenuhi,  Uchiha Sasuke dengan sifat tak bisa dibantahnya, keangkuhannya, dan keegoisannya. Kakashi tak akan bertanya bagaimana caranya, karena ketika atasannya itu berjanji, maka Sasuke akan memenuhi janjinya.

***

Sakura mengacak rambutnya frustasi, berkali-kali ia berjalan tak tentu arah, membuat siapapun yang memandangnya ikut jengah.

Ino memutar mata bosan, mengehela nafas panjang dan menarik tangan sahabatnya untuk duduk, mendelik tajam meminta penjelasan yang sejak beberapa waktu yang lalu tak kunjung ia dapatkan.

"Jadi.. Apa gerangan yang membuat mamanya Seichi-kun ku yang imut ini gelisah?"

Sakura menoleh, ekspresi sedih yang menggemaskan terlihat di sana, emeraldnya berkaca-kaca, kedua tangannya menggenggam erat tangan ino.

Ino mengerjap, ditatap seperti sekarang oleh seorang ibu yang kelewat imut membuat perasannya berdebar. Bukan berdebar seperti yang ia rasakan pada Sai kekasihnya, namun berdebar yang mengerikan.

"Ino.." suara lembut Sakura mengalun bagai melodi kematian. Gadis bak barbie itu menelan ludahnya dalam-dalam.

"Bantu aku ya, kumohon."

'Sudah kuduga, pasti ada selai di atas roti.' gumam Ino. Ia mendesah pasrah dan menatap balik emerald yang berkaca-kaca bak bayi kelaparan.

BEAUTIFUL MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang