Bm-5

11.5K 1K 107
                                    

"Seichi-kun hilang Sakura, hiks hiks.. Maafkan aku.."

Dan dunianya seakan runtuh seketika, Sakura jatuh terduduk di lantai, ia meraup udara dengan serakah sebelum bangkit dan meraih tasnya, beranjak meninggalkan coffe dengan perasaan berkecamuk yang luar biasa.

Permainan apa lagi ini?
Setelah dihadapkan pada skenario dusta
Sekarang Tuhan mengambil separuh nyawaku..
Jangan lagi..
Kumohon jangan lagi..

Bagai orang yang kehilangan arah, Sakura berlari menerjang kerumunan banyak orang, air matanya menganak sungai, berkali-kali memanggil-manggil nama anaknya. Dirinya jatuh bangun dan terkadang berteriak bak orang gila dan dia tak memperdulikannya, tatapan aneh beberapa orang yang ditujukan padanya. Yang ia inginkan adalah putranya. Seichi kembali bersamanya.

"Sakura?"

Wanita itu mendongakkan kepalanya, menatap seorang pria yang mulai familiar dalam pengelihatannya. Ia terisak dan menyeka air matanya. Hidungnya memerah, matanya bengkak, nafasnya naik turun karena panik.

"Apa yang terjadi?"

"Sasori-san.. Seichi.. Seichiku hilang.." isaknya. Manik hazal itu melebar sempurna, menunjukkan keterkejutannya.
"Dimana putraku Sasori-san.." isaknya lagi. Pria yang berprofesi sebagai seorang pengajar itu ikut mendudukkan diri di pinggir jalan. 

"Ayo. Kita cari Seichi bersama." bisik Sasori. Wanita itu menoleh, menyeka air matanya kasar dan mengangguk.

***

Manik sekelam malam itu membulat sempurna melihat kemegahan bangunan di depannya. halaman yang luas itu nampak rindang dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi dan tertata rapi, Ada rumah kaca yang besar dan kolam ikan juga patung malaikat yang terletak indah pada tempatnya juga mobil-mobil mewah yang berjajar rapi.

"Wah.. Rumahnya nenek besar sekali."

Wanita paruh baya itu tersenyum dan membelai rambut Seichi. "Itu, bukan rumahnya nenek. Maaf ya Seichi-kun, nenek membawamu kerumah teman nenek dulu. Teman nenek sedang sakit."

"Nenek mau menjenguknya?"

Wanita paruh baya itu kembali tertawa dan mengangguk. "Juga mengobatinya."

Onyx itu kembali mengerjap takjub. "Wah hebat, nenek bisa menyembuhkan orang sakit, nenek seorang Dokter."

Wanita paruh baya itu mengangguk, ia mengajak Seichi turun. Bocah itu masih setia menggendong zuma, anak kucing yang dibelikan oleh Ino.

"Nenek apa aku boleh membawa zuma?"

"Tentu saja, temannya nenek juga menyukai kucing."

"Benarkah?"

"Hm, ayo masuk." wanita itu menggandeng lengan mungil Seichi. Beberapa maid yang lewat menyapa wanita bermarga Senju tersebut, lalu seorang maid mengantarnya masuk ke dalam ruangan di mana sang nyonya besar Uchiha sudah menantinya.

"Selamat sore Mikoto." sapa Tsunade, wanita paruh baya itu meletakkan teh herbalnya dan menoleh, Onyxnya melebar sempurna begitu melihat sosok yang berdiri di samping Dokter pribadi keluarga Uchiha tersebut.

"Tuhanku.." wanita itu segera bangkit dari duduknya, mengabaikan denyutan nyeri dikepalanya dan berjalan mendekati. Namun bukan wanita itu tujuannya, melainkan sosok kecil yang tengah menggendong anak kucing dan menatapnya malu-malu di balik tubuh Tsunade.

"Aa, kau terkejut, aku juga sama.. Duduklah aku akan memeriksamu lebih dulu."

"Tidak Tsunade, jangan periksa aku."

BEAUTIFUL MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang