BM-7

11.4K 1K 91
                                    

Cobaan itu hanya sebatas kata
Maka jalanilah dengan rasa sabar dan ikhlas
Karena Tuhan tahu, sampai mana batas kemampuan hambanya dalam menjalankan skenarionya

BEAUTIFUL MISTAKE

Sasuke hanya bisa terdiam ketika wanitanya berjalan melewatinya, masih dengan isak tangis yang terdengar menyayat hati. Dan ia tidak menyukainya, tangannya segera meraih tangan kurus wanita itu dan menariknya, tak peduli pada tatapan marah sang pemilik emerald yang ditujukan padanya.

"Aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak!"

"Sudah malam, aku akan mengantarmu pulang." sela Sasuke, Sakura menggeleng ia melepaskan genggaman tangan Sasuke dan berjalan perlahan menjauhinya.

Nafas Sasuke naik turun, merasakan denyutan yang tak kasat mata dari lubuk hatinya. Dan tanpa sadar air mata itu menetes, bahunya bergetar. Untuk pertama kalinya setelah sekisn lama, Sasuke menangis. Bahunya bergetar melihat tubuh rapuh itu yang perlahan menghilang dari jangkauan pengelihatannya.

Sakura memeluk erat tubuh Seichi begitu ia sampai di dalam rumah, dan menciuminya dengan gemas, sejenak perasaan sedih dan rapuhnya itu menguap di udara. Mata sembab nya menatap binar polos sang putra. Berbisik pelan pada putra kesayangannya itu untuk kembali bermain dengan anak kucing kesayangannya, zuma. Dan dengan patuh Seichi menggendong zuma pergi ke kamarnya.

Emeraldnya beralih pada wanita yang masih duduk di sofa, yang menatapnya prihatin dan penuh simpati, dan ia tak bisa menyembunyikan kerapuhannya, Sakura kembali menangis dalam diam.

Karin menghela nafas panjang, ia berjalan mendekati Sakura dan memeluk erat wanita yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri Itu. Karin tahu siapa Sakura, betapa kerasnya perjuangan wanita itu dalam melakukan tugsanya sebagai orang tua tunggal di saat kedua orang tuanya tidak mendampinginya, dan wanita itu bukanlah wanita yang seperti dituduhkan oleh putri dari bangsawan Hyuga tersebut. Sakura adalah wanita baik-baik.

"Menangislah, tak apa, tidak ada yang salah dengan orang yang menangis. Keluarkan segala resah di hatimu."

"Aku lelah Karin, aku menyerah, aku sudah tidak sanggup lagi." isaknya lirih.

"Hei.. Sakura, dengarkan aku." Karin mengendurkan pelukannya, menyeka air mata wanita itu. Meminta ibu dari Seichi itu untuk menatap manik rubby nya.

"Jika kau lelah, kau masih mempunyai aku dan Ino sebagai sandaran, kau tidak hidup sendirian di dunia ini." bisik Karin. "Ingat Sakura, Tuhan tahu betapa kuatnya dirimu, DIA tahu jika kau mampu melewati cobaan ini. Bersabarlah  dan percayalah, badai ini, pasti berlalu." bisik Karin. Sakura masih terisak dalam diamnya.
"Aku pulang, jika kau memerlukan sesuatu, jangan sungkan untuk memberitahuku." bisik Karin, wanita itu menepuk bahu Sakura pelan sebelum meninggalkannya.

Sosok Seichi kembali muncul, bocah itu berlari dan memeluk kaki ibunya, mendongakkan kepalanya untuk menatap sang ibu.

"Mama menangis?" onyx itu berkaca-kaca, sementara Sakura menggeleng, ia duduk berjongkok  menyamakan tinggi badannya dengan sang putra.

"Mama hanya sedikit kurang enak badan."

"Kalau begitu mama istirahat saja, Seichi akan membuatkan susu hangat untuk mama." jawab Seichi antusias, Sakura tertawa kecil dan meraih putranya dalam pelukan.

BEAUTIFUL MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang