BM-12

9.7K 900 200
                                    

Dan cinta itu.. Menghancurkanku.

Suara jeritan itu kembali menyerang malam, menyuarakan rasa sakit dan dendam yang teramat sangat. Tubuhnya terlihat semakin kurus dari hari ke hari, rasa frustasi menyerangnya tiada henti hingga membuatnya depresi.

Sekali lagi, sang kakak berhasil menyelamatkannya dari upaya bunuh diri yang kesekian kalinya.

"Aku tidak ingin melahirkannya, kakak, aku tidak mau melahirkannya!" Hanabi menjerit sembari memukuli perutnya yang masih rata. Ia meraung dalam pelukan sang kakak.

Nasib buruk terus menimpa bungsu Hyuga itu, tiga minggu setelah kejadian mengerikan itu, dia mendapati ada sesuatu hidup dengan sehat di dalam rahimnya, dia mengandung dan ayahnya murka hingga membuat kepala keluarga Hyuga itu murka dan hampir membunuhnya saat itu juga. Beruntung sang kakak datang tepat waktu dan menyelamatkannya.

Hingga sebuah keputusan mengerikan keluar dari bibir sang ayah.

"Bawa dia pergi yang jauh, Hanabi bukan anakku selama dia mengandung. Pantang bagi Hyuga membunuh bayi yang tidak bersalah, namun bayi yang berasal dari bibit yang tidak berkualitas bukanlah milik Hyuga, bayi itu adalah aib, menjijikan, tak pantas baginya menyandang nama Hyuga yang terhormat, buang dia, buang bayi itu begitu dia lahir dan bawa Hanabi ke Milan."

Belum lagi cibiran dan berita buruk tentangnya yang terus mengalir bagai gelombang pasang air laut, yang terus datang tiada lelah menerjang. Hanabi terluka, sangat. Dan luka itu membuatnya jatuh hingga ke dasar.

"Tenanglah, bersabarlah. Hanya sebentar lagi, dendammu itu, sebentar lagi akan terbalaskan."

Isak tangis sang adik masih terdengar menyayat hati, gumaman nama Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura terus keluar dari bibir sang adik yang gemetar. Neji masih setia membelai lembut rambut adiknya yang berantakan. Menyanyikan lagu tidur yang menenangkan.

"Tidurlah, tidurkah adikku sayang, kakakmu ini, akan selalu melindungimu. Tidirlah, tidurlah Hanabiku, cahaya mentari akan menyambutmu esok hari."

Dan mata ametys itu terpejam bersama dengan senandung lagu yang telah berakhir. Neji menghela napas panjang, ia mengangkat tubuh adiknya yang semakin kurus dengan hati-hati dan menidurkannya di atas ranjang yang nyaman. Menyelimutinya dan memberikan kecupan selamat malam.

"Uchiha Sasuke, Haruno Sakura. Ayo kita bermain." gumamnya.

***

Nafas Sakura tercekat, emeraldnya terpejam ketika jemari itu mengusap bibirnya lembut, mengalirkan gairah yang membuat jantungnya bertalu-talu mendendangkan orkestra. Ia menggigit bibir bawahnya ketika lengan kokoh itu semakin menekan tubuhnya. Membuat darahnya bersesir hebat.

Hangat nafas pria itu semakin menggelitik kulitnya, membuatnya reflek mengeratkan genggamannya pada pinggang Sasuke.

Dinginnya angin malam seakan berlalu. Bisik suara Sasuke yang serak dan berat membuatnya mendesah dengan sendirinya.

"Aku menemukanmu."

"Hm."

Sakura masih terbuai akan sentuhan penuh hasrat Sasuke, membuat nafasnya naik turun. Hingga mata sehijau daun itu terbuka, menatap onyx yang mempesona. Tentang Janji, dan pemenuhannya. Sakura mengerjap mencoba mengingat.


"Hei."

"Hm."

"Maukah kau berjanji?"

BEAUTIFUL MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang