Part 5

221 32 12
                                    

"What?" kata Irene di dalam mobil.

"Nothing. Kamu abis kenalan dan memberitahu nama depanmu" jawab Ayu.

"Not a big deal. Dia hanya anak kecil"

"It is a big deal. A good thing tho. Biasanya kamu tetap memberitahu orang orang untuk memanggilmu Ms. Golding meskipun pada seorang anak TK sekalipun" kata Ayu.

Irene tidak menggubris ucapan Ayu, karena menurutnya tak penting. Yang kini ada di pikirannya adalah nama anak remaja tadi, dan lesung pipi yang

Nampak ketika anak itu tersenyum. Mengingatkannya pada seseorang yang selalu ia ingat kapanpun dan dimanapun ia berada.

"Ini bahan meeting, baiknya di baca dahulu. Kita tak perlu lama lama di dalam nanti. Cukup sebentar yang penting tekankan standarisasi yang harus dijalani setiap anak perusahaan Golding" kata Ayu menyerahkan iPad yang berisi rangkuman meeting yang dikirimkan sekretaris direktur.

Irene hanya menganggukkan kepalanya dan menyetujui ucapan Ayu. Siapa juga yang mau lama lama meeting, pikirnya.

Hanya tunjukkan saja jika Golding sangat tegas jika menyangkut standar yang telah ditetapkan.

Irene tiba di kantor lebih cepat dari dugaan, ia juga hadir ketika meeting belum dimulai. Para karyawan yang ikut meeting merupakan semua manager yang terlibat langsung dalam system dan juga acara pembukaan Ikea Korea.

Irene segera duduk di kursi yang memang dikhususkan olehnya. Dengan wajah serius ia masih membaca rangkuman meeting dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Posisi kacamata sedikit turun, seolah olah memang disengaja olehnya.

Usia memang tak membohongi, ia harus menggunakan kacamata baca ketika membaca apapun. Meskipun wajahnya seringkali dipuji awet muda. Tak lama kemudian, pihak vendor dimana system dibuat datang.

Direktur Oh, memperkenalkan siapa Irene kepada pihak vendor. Irene terdiam sebentar, lalu menghela nafas dan tersenyum. Meskipun sebenarnya untuk menelan ludah pun sulit setengah mati. Tapi ia tak boleh memperlihatkan sisi gelapnya.

Di sisi lain, seorang pria yang juga berusia 40 tahunan itu menatap kaget wanita yang tengah diperkenalkan olehnya itu. Siwon bahkan harus berulang kali mengerjapkan matanya, untuk melihat dan menyadari jika wanita di depannya ini berbeda dengan apa yang ada di pikirannya.

"Golding" kata wanita di depannya mengulurkan tangan.

Siwon terdiam bingung dan linglung. Bahkan Jong In sampai harus berdeham untuk menyadarkan Siwon. Barulah ia sadar dan menyambut uluran tangan Irene.

"Choi Siwon" katanya.

Direktur Oh kemudian tersenyum dan mempersilahkan Choi Tech untuk duduk. Tempatnya tak jauh dari Irene duduk, sehingga Siwon bisa menatap wanita itu dengan jelas.

Serupa tapi tak sama. Mereka terlihat mirip, namun juga terlihat berbeda. Jika Tiffany dulu berambut Hitam legam, maka wanita ini berambut blonde.

Gaya bicaranya berubah, aksen britishnya yang kental dan juga sangat ramah. Seringkali ia tersenyum, meskipun Siwon menyadari senyumannya itu adalah ancaman.

Ya, ancaman bagi seluruh pihak. Senyuman nya mengartikan jika ia tak suka dengan apa yang ada saat ini.

Di sisi lain, Irene terlihat mampu mengendalikan situasi dan kondisi perasaannya. Ayu menyadari jika pria yang ada di ruang meeting itu adalah seseorang yang berasal dari masa lalu Irene. Karena Ayu mengurus segala keperluan Irene sejak dulu.

Otomatis ia tahu luar dalam isi hati Irene. Jangan lupakan jika ia diminta secara khusus oleh Michael untuk mengawasi Daniel, anak Irene. Tentu saja Ayu mengetahui jika Siwon adalah ayah dari Daniel.

The FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang