Part 11

186 33 8
                                    

Esok harinya, pagi pagi sekali Irene sudah bangun dan mandi, ia bahkan kini tengah meracik kopi sambil memanggang sosis dan menggoreng telur. Sengaja ia sudah terbangun pagi pagi dan bersiap karena sudah berjanji dengan Taeyeon untuk pergi ke supermarket membeli bahan kue.

Sebenarnya, ketika dulu ia berada di London atau KL, saat tanggal ulang tahun Daniel, wanita itu memang selalu membuat kue. Pagi pagi sekali ia akan pergi ke gereja untuk berdoa, selepas itu ia akan menyibukkan dirinya di dalam dapur membuat kue.

Tentu saja, kue yang dibuat berjumlah banyak, dan karena tidak bisa dimakan semua oleh seisi rumah, maka Ayu biasanya akan mendonasikannya ke panti asuhan.

Begitulah aktivitas Irene jika Daniel berulang tahun, namun karena tahun ini ia tidak disangka sangka bertemu dengan anaknya lagi, dan kali ini juga ia tengah melakukan perjalanan bisnis, Irene menjadi sedikit terlupakan.

Tiba tiba saja ponselnya berbunyi, Irene segera mengangkat telepon layarnya bertuliskan AYSE itu.

"Hmm" kata Irene singkat menyapa Ayse.

"Kamu dimana?" Tanya Ayse.

"Rumah, bersiap siap menuju supermarket"

"Untuk apa?"

"Membeli bahan kue"

"Yaampun! Bahkan ditengah tengah perjalanan bisnismu pun juga?? Hei! Tunggu dulu, ini masih tanggal 28 Maret, bukankah kamu menjadi dewa tepung pada tanggal 29 Maret?" kata Ayse protes ditengah kebingungannya.

"Besok tidak sempat, jadi aku membuatnya sekarang" jawab Irene sambil menyeruput kopi nya.

"Lagipula sekarang kan di Korea, bukan KL. Kuenya untuk siapa nanti?" Tanya Ayse.

"Untuk Danny ku. Aku membuatnya untuk Danny, dan tahun ini, memang Danny yang akan memakannya" jawab Irene dengan manis.

"Are you okay? Mau ku temani?" tanya Ayse khawatir.

"Im fine, aku pergi bersama Taeyeon. Sebenarnya dia yang memintaku membuatkan kue untuk ulang tahun Danny"

"Woah? Seperti kebetulan sekali, dia tidak tahu saja kalau mamanya senang menjadi dewa tepung setiap anaknya berulang tahun"

"Berisik sekali. Aku bukan dewa tepung!" protes Irene.

"Tahun ini special, Danny bisa mencicipi kue buatanku" tambah Irene sembari tertawa pelan.

"Setelah sekian lama, aku ingin sekali membuatkan kue ulang tahun untuknya, tahun ini Tuhan memberikan kesempatan dan anakku akan mencicipinya" lanjut Irene dengan riang.

Ayse terdiam ketika mendengar ucapan Irene, entah mengapa meskipun Irene mengatakan dengan riang dan sambil tertawa, Ayse bisa merasakan kesedihan yang Irene selalu sembunyikan.

"Aku selalu mendoakan untuk kebahagianmu" kata Ayse, ia tak tahu lagi harus berkata apa.

"Thank you Ayse, I love you, see you tomorrow" kata Irene kemudian menutup teleponnya.

"Tunggu dulu, jika kau sempat bukalah akun social media mu. Wartawan Korea tampaknya sedang ganas padamu" kata Ayse.

"Maksudnya?" Irene bingung.

"Mereka membuat berita tentang hubungan special antara kamu dan Anthony" ujar Ayse.

"Aku? Sama Anthony? Hahaha, tolonglah. Mereka sepertinya tidak pernah kapok ya.. biarkan sajalah, berita basi seperti ini akan hilang dengan sendirinya" jawab Irene tak peduli.

"Tetap saja mengganggu, karena foto foto semalam wartawan gossip tentang kalian berdua jadi membuat berita tentang kalian" protes Ayse.

"Hahaha, aku jadi merasa bersalah pada Calissa. Seharusnya dialah dewi yang mengisi seluruh berita atas kemenangannya semalam. Malah jadi berita basi tentang aku dan Tony, maafkan aku" kata Irene.

The FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang