20

690 54 4
                                    

"Menonton film?" ulang Irene bingung.

"Iya, apa lagi?" tanya Taehyung sembari memasangkan seat belt Irene.

"Memangnya di jam seperti ini ada bioskop yang buka?" tanya Irene.

"Irene-ah, yeogineun Seoul. Di jam sebelas menuju dua belas malam masih ada mall yang buka dan biasanya untuk kegiatan syuting idol atau drama" ucap Taehyung.

Irene pun melebarkan matanya ketika Taehyung memanggilnya tanpa 'noona'.

"Mwo?" tanya Taehyung sembari menatap Irene sekilas.

"Ani" jawab Irene singkat dan mengalihkan pandangannya.

Sementara itu, Nayeon dengan coat tebalnya dan masker hitam sedang menyusuri jalanan Seoul. Ia bimbang harus kemana. Ia tak ingin pulang dan bertemu dengan teman temannya. Ia akhirnya pergi ke mall yang masih buka.

-Flashback on-

Nayeon terduduk di balkon kamarnya menikmati hembusan angin yang semakin hari semakin dingin menyiksa tulang dan tubuhnya yang mungil itu. Berbekal coat tebal berwarna abu abu, ia pikir ia tidak akan merasa kedinginan, namun salah.

Ini benar benar dingin, seperti sikap Taehyung padaku, Pikir Nayeon.

Ia menghembuskan napasnya dan sesekali menatap gelang couplenya bersama Taehyung yang mereka beli kala dulu. Ia rasa semakin ia melupakan Taehyung dan kenangannya, semakin besar rasa rindunya pula kepada Taehyung dan kenangannya tersebut.

Berat rasanya melupakan Taehyung. Taehyung, sosok pria yang dingin namun romantis dan humoris. Sosok pria yang perhatian. Sosok pria yang menyanyangi orang tuanya. Sosok pria yang menghargai wanita. Sosok pria yang Nayeon cintai pula.

Tanpa sadar Nayeon pun meneteskan air mata yang selama ini ia tahan. Nayeon benci jika dirinya seperti ini, namun bagaimana lagi?

Tidak ada laki laki yang seperti Taehyung. Nayeon benar benar terjatuh pada pesona Kim Taehyung.

"Wae, Taehyung-ah?" lirih Nayeon dalam tangisnya.

"Mengapa diriku lemah ketika mengingat dirimu, Taehyung-ah? Mengapa diriku selalu tak bisa melupakan ini semua, Taehyung-ah? Apa yang kau berikan padaku sehinggaku aku seperti ini  Taehyung-ah?" Lirihnya lagi.

"Na neo bogoshiposo, Taehyung-ah" ucapnya sembari tersenyum getir.

Ia lalu pergi ke bar yang selalu ia datangi ketika ia sedih maupun senang. Di dalam bar ia menghabiskan empat botol soju. Ia benar benar merasa seperti akan meninggalkan dunia karena soju yang ia minum.

Hingga akhirnya Taehyung datang, menghentikan aksi minum Nayeon yang sedang melihat seluruh orang yang sedang menari di bawah.

Nayeon-ssi!" panggil Taehyung.

Nayeon yang semula melihat perkumpulan orang yang sedang menari di bawah lalu mengalihkan pandangannya. Dengan kesadaran yang sudah di bawah rata rata di sertai mata yang menatap Taehyung sayu, ia tersenyum.

"Eoh, Taehyung-ah! Kau benar benar kemari, kau pasti merindukanku" ucapnya menggoda.

Taehyung lalu mengalihkan pandangannya di sertai helaan napasnya, "Mari kuantar pulang" ajaknya.

Nayeon lalu mengerucutkan bibirnya, "Tidak mau, pulang lah sendiri!" tolaknya.

"Kau tak tahu jika Jihyo dan temanmu yang lain mengkhawatirkanmu? Mereka memperdulikanmu, namun kau tidak. Kau hanya memperdulikan dirimu, kau egois!" ujarnya penuh emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kita (VRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang