Bagian 14

1.3K 68 0
                                    

Wanita paruh baya sedang duduk dihalaman rumah singgah yang dia bangun. Melihat anaknya bermain bersama teman-temannya. Berlari kesana kemari penuh dengan tawa seakan tidak ada lelahnya.

"Nanti kamu harus sering main kesini sendiri, ya?" tanya ibunya.

"Emangnya mama mau kemana?" anaknya bertanya dengan mata wajah polosnya.

"Kan mama harus jagain adik kamu." ibunya mengelus perutnya yang sudah hamil 7 bulan.

"Oh... Kalau gitu mah gampang. Nanti Nathan pasti sering main kesini lah... Kan ada sahabat Nathan disini."

Nathan melihat jelas senyum indah diwajah ibunya yang kemudian dilanjutkan dengan menetesnya air mata dipipinya.

Nathan membuka matanya. Terbangun dari mimpi yang sangat dinantikannya. Dia percaya ibunya sedang merindukannya di alam sana begitu juga dengannya. Nathan meringkukkan tubuhnya dikasur. Nathan sangat merindukan ibunya.

"Ma... Nathan kangen banget." ucapnya.

Tiba-tiba Revan menggedor pintu kamar Nathan.

"Dekk...dekk... Bangun..."

"Kenapa bang?" teriaknya dari kasur.

"Liat berita deh. Ayah kepilih."

"Ah bang... Bodo amat dah." Nathan menutup wajahnya dengan bantal tak menghiraukan Revan.

•••

Hana sudah menunggu Nathan didepan gedung asramanya. Wajah cerianya hilang saat melihat Nathan tidak bersemangat. Padahal baru saja kemarin mereka resmi jadian.

"Kenapa?" tanya Hana lembut.

"Kurang tidur aja..." jawabnya lesu.

Hana memegang dahi Nathan dan memeriksa seluruh tubuh Nathan.

"Badan lo anget banget, Nath. Mau pulang aja ga?"

"Gak usah... Yuk buruan."

Sepanjang perjalanan menuju sekolah tak ada sepatah katapun keluar dari mulut Nathan dan Hana. Semuanya berbeda dari yang dipikirkan Hana. Membuat situasi menjadi sangat canggung. Bahkan saat sampai dikelas dan dimulainya pelajaran.

Nathan menyumbat kupingnya dengan earphone dan menidurkan kepalanya di atas meja sambil melihat kearah luar jendela.

"Maaf pak!" Hana mengangkat tangannya. "Saya permisi bawa Nathan ke UKS ya. Dia demam pak." lanjutnya sambil memopang tubuh Nathan berjalan keluar kelas.

"Gak usah kamu... Dia aja yang bawa." gurupun menunjuk siswa yang baru saja lewat didepan kelas ips3.

"Ada apa, pak?" tanya Deryl heran.

"Bawakan dia ke UKS."

Deryl pun menemani Nathan menuju ruang UKS. Entah apa yang merasuki Nathan, dia tidak menolak Deryl mengantarnya.

"Manja amat, demam aja ke UKS." kata Deryl.

Nathan tak merespon.

"Gue denger bokap lo jadi walikota ya? Wah... Selamat ya... Sumbangan ke sekolah kita jadi makin banyak." oceh Deryl.

Lagi-lagi Nathan tak merespon hingga akhirnya Deryl ikut masuk ke uks dan memastikan Nathan sudah berbaring dikasur.

POSESIF NATHAN [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang