Bagian 1 - Hana

10K 262 2
                                    

Langit semakin gelap namun tak mematahkan semangat seorang gadis dengan koper dan beberapa tas jinjing yang dibawanya. Sudah setengah jam ia mengelilingi gedung asrama. Entah apa yang merasukinya hingga ia tak sadar kalau ia sudah salah arah berkali-kali.

Ada tiga gedung asrama milik sekolah Adiyaksa Internasional School. Gedung A menjadi tempat tinggal para guru dan karyawan sekolah, gedung B khusus untuk anak laki-laki, sedangkan gedung C khusus untuk anak perempuan.

"Huah!! Akhirnya sampai juga!" Ujar Hana saat baru saja menemukan gedung C.

Dia menderek kopernya yang berat dengan seluruh tenaganya. Tiba-tiba seseorang memanggilnya dari arah jalanan.

"Hei... butuh bantuan?" Tanya seorang pria dengan earphone yang menyumbat telinga sebelah kanannya.

Hana menoleh dan melihat darimana suara itu berasal. Dia tertegun melihat pria itu. Dalam hati dia bergumam, ingin sekali menerima pertolongan itu namun mengingat mereka tak saling mengenal, Hana pun menolaknya.

"Ah... gak usah. Makasih mas..." jawab Hana sambil melemparkan senyuman palsu.

Namanya Hana Olivia. Murid pindahan dari salah satu desa di Sumatera Utara yang akan mulai sekolah disekolah ternama di Kota Jakarta. Hana merupakan anak angkat. Dia memiliki dua orang saudara angkat, Hyuna dan Hendi yang sedang berkuliah di Amerika bersama. Orang tua angkatnya merupakan konglomerat didesanya. Memiliki rumah gedongan yang tak kalah dengan rumah besar di Jakarta. Ayahnya mengelola ladang sawit sedangkan ibunya mengelolah toko penjualan alat dan bahan keperluan utuk pohon sawit. Tak jarang mereka mendapat pembeli dari luar kota bahkan luar negri.

"Sorry!" Bisiknya.

Hana perlahan keluar dari kamar yang baru saja ia masuki. Dia keluar karena tanpa sengaja melihat teman satu kamarnya sedang bermesraan dengan seorang pria. Hana memilih untuk menunggu didepan pintu.

Tak sampai sepuluh menit menunggu, seorang wanita membuka pintu dan mempersilahkan Hana masuk. Wanita itu tampak ramah dan selalu tersenyum.

Bukannya langsung masuk, Hana malah melihat sekeliling. Ia seperti mencari seseorang.

"Maaf ya udah nunggu lama... pacar gue udah pergi kok. Masuk aja." Ujarnya. "Bu Restu bilang, temen sekamar gue besok baru datang. Sorry ya gue gak nyiapin apa-apa."

"Ah.. gak apa-apa. Gausah repot-repot." kata Hana.

"Lo pasti capek banget ya? Udah makan belum? Gue cuma punya mie instan. Kalau mau gue pesenin GaFood. Mau apa?" Cerocos teman sekamarnya itu.

"Ah... makasih— "Hana memotong kalimatnya karena tak tau nama teman sekamarnya siapa.

"Haa... Yuranata Anjani. Lo bisa panggil gue Yu–Ra. Yura. Inget jangan lupa. Dan lo?"

"Aku Hana. Salam kenal, ya."

Hana masih belum terbiasa mengikuti gaya bahasa di Jakarta. Dia berharap Yura dapat membantunya untuk bisa membiasakan diri di kota ini.

"Lo dikelas berapa?" Tanya Yura.

"Kelas sebelas IPS. Yura?"

"IPS berapa? Gue juga sebelas, tapi di IPA."

"Belum tau aku. Besok pagi harus ketemu sama guru BK dulu."

"Oh..." Yura mengangguk kecil.

Ponsel Yura berbunyi. Panggilan masuk dari GaFood memberitahu kalau makanan mereka sudah datang.

"Gue kebawah dulu ya. Lo istirahat aja dulu." ucap Yura.

Hana membaringkan tubuhnya dikasur. Bunyi kretekan dari tulangnya sampai kedengaran. Melakukan perjalanan sendiri cukup melelahkan. Bukannya orang tuanya tak mau mengantar, tapi Hana bersikeras untuk pergi sendiri.

POSESIF NATHAN [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang