Bag 22

1K 61 0
                                    

Hana membaringkan tubuhnya dikasur saat tiba diasrama. Tubuhnya tak lelah, hatinya yang lelah. Ada rasa kecewa yang mendalam saat mengetahui Nathan lebih memilih bersama teman sekelas ketimbang bersamanya. Bukan...bukannya Hana tak suka. Hanya saja dia tidak mengira kalau Nathan mau bergabung dengan yang lain.

Tiba-tiba dia merasa tak ingin semuanya menjadi sia-sia. Hana memutuskan untuk pergi ke ruang rahasia dan tetap menjalankan rencananya sendirian dan akan memberitau Nathan saat semuanya sudah selesai.

Namun saat diperjalanan, ibunya menelfon.

"Halo ma..."

"Anakku yang cantik gimana kabar kamu?"

"Sehat ma... Mama apa kabar? Maaf ya Hana gak ngasih kabar belakangan ini."

"Mama sehat banget semenjak ada Hyuna. Soalnya dia yang ngerjain pekerjaan rumah jadi mama bisa santai."

"Kayak mama ngerjain pekerjaan rumah aja. Ada si embak juga..." ledek Hana.

"Pulang kampung dia, menikah katanya. Tapi gak balik-balik sampai sekarang."

"Oh ya? Jadi mama dong yang beberes rumah?"

"Gak sih... Ada si ujang. Hihihi..."

"Yey dasar mama."

"Gimana ujian kamu?"

"Lancar ma... Pengumuman 2 minggu lagi."

"Langsung pulang kesini atau bagaimana?"

"Rencananya sih pulang, cuma mau liat kampus disini dulu."

"Loh! Kan kamu mau nyusul mas Hendi ke Amerika. Kan mau kuliah disana. Mas Hendi juga mau ambil gelar profesor disana jadi kamu bisa tinggal disana sama dia."

"Tapi maa..."

"Nary kan juga disana. Kata Hyuna apartementnya deketan sama rumahnya Nary."

"Ma... Hana kuliah di Indo aja deh ma..."

"Yaudah nanti pas kamu disini kita bicarai lagi ya."

"Iya ma..."

"Oiya... Hyuna lamaran tanggal 23 bulan depan."

"Ha? Serius? Sama siapa?"

"Mama lupa lagi namanya siapa."

"Yah mamah. Revan bukan?"

"Ipan apa Revan ya? Gitu deh pokoknya. Lupa mama. Yaudah... Mama mau liatin si Hyuna ngurus bunga diluar. Sambil nyari-nyari tugas apa lagi yang harus mama kasih ke dia. Hukuman udah bohongin mama."

"Jangan terlalu keras ya ma. Nanti dia kurus. Kan mau dilamar."

"Bodo amat. Hahaha"

Hana kini sadar hal apa yang waktu itu ingin dikatakan Nathan. Memang tak seharusnya ikut campur dalam masalah orang lain sebab mereka punya alasannya masing-masing. Sama seperti saat Hana melihat Revan makan berdua dengan seorang wanita. Mungkin Revan punya alasan sendiri kenapa sampai menemui wanita itu.

(Ini nanti kalian bisa baca di novel ASMARALOKA DAN REVAN)

Hana memulai menyiapkan makanan. Dia memasak makanan kering dan menghidangkannya dimeja. Menunggu dingin, Hana menyusun dekorasi seperti balon dan rumbai-rumbai di dinding. Tak lupa juga dia menaruh 2 gelas lucu untuk dia dan Nathan.

Panggilan masuk dari Nathan.

"Kamu dimana?! Nomor sibuk selama itu telfonan sama siapa?"

POSESIF NATHAN [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang