"Gimana perkembangan lo?" tanya Sena yang sukses membuyarkan lamunan Stella di tengah keramaian club.
Semenjak seminggu yang lalu dimana Jungkook menanyakan itu, Jungkook malah pergi meninggalkannya, dan kini ia kembali bersikap dingin seolah-olah tak terjadi apa-apa.
Masa para koas kini selesai, mereka merayakannya di club dekat rumah sakit. Sebenarnya, Stella tak ingin pergi, namun Sena dan Ryujin malah menyeretnya.
Stella menggeleng. "Dia tetap dingin," terselip nada kefrustrasian di sana.
"Kurasa kau harus menyatakan bagaimana persaanmu dulu ke dia, kurasa .. dia malu," timpal Ryujin.
Baiklah, rasanya kepala Stella ingin pecah saat mendengar musik club yang besar, serta lampu kelap kelip di sana. Banyak wanita yang tengah meliuk-liukan badan mereka secara liar, bahkan dengan pakaian yang kurang bahan.
Stella merasa ia baik-baik saja dengan jas dokternya, namun banyak penghuni club menatapnya aneh, bahkan mereka jijik.
"Aku sama sekali tidak ada hubungan dengannya. Bagiku dia cuman atasanku," ucap Stella.
Kai tiba-tiba datang dan membawakan minuman pada Stella. "Nih minum, daripada kau ngomong terus. Aku pusing," ucapnya.
"Makasih,"
Ryunjin menhela nafas pelan lalu tersenyum penuh arti, "aku yakin, Jungkook mulai menyukaimu."
Sena mengangguk menyetujui. "Hati-hati saja, Jungkook itu katanya bastard man,"
Stella menatap keduanya dengan tatapan lesu, dengan segera di teguknya minuman yang barusan di bawa Kai, segelas penuh.
"Kai, ini apa?!" tanya Stella panik setelah merasakan panas menjalar ke tenggorokannya. Ia kira itu jus.
Ia baru pertama kali ke sini.
"Sialan bangKai!" pekik Sena saat mendapatkan Stella pingsan di atas meja.
Kai menatap keduanya tak percaya. "Aku nggak tau Stella nggak bisa minum, sumpah!" panik Kai sambil berusaha menopang tubuh Stella.
Ryujin menoyor kepala Kai keras, "emang brengsek. Teman macam apa kau ini!" ucap Ryujin, baru saja mereka memapah Stella, tiba-tiba Stella bangun.
"Shh .. "
Sena menatap Stella khawatir. "Kau, sudah sadar?"
Stella melepaskan diri. "Aku sakit, sakit banget."
"Mana yang sakit?" tanya Kai. Stella malah terkekeh.
"Stttt .. kau nggak boleh tau, ini masalah hati." Ucapnya.
Dia ..
Mabuk.
"JEON JUNGKOOK SIALAN!"
"SIALAN BAJINGAN!"
"BRENGSEK CABUL MESUM!"
Teriak Stella, ia menangis setelahnya. Stella berlari membelah kerumunan orang-orang yang sibuk meliuk-liukan tubuh mereka kesana-kemari.
Stella berhenti tepat di tengah tengah kerumunan itu.
"Aku bingung, aku .. aku-"
"Hai cantik!"
Tanpa persetujuan Stella, ia menarik pinggang Stella agar mendekat dengannya, wanginya mirip dengan Jungkook-tunggu, apa yang barusan ia pikirkan!
Pria itu mendekatkan tubuh mereka, berusaha menghindari para lelaki hidung belang yang ingin menyentuhnya.
Stella terkekeh. "Jeon Jungkook sialan! Kau sudah sukses membuat hatiku berdebar tak karuan!" teriaknya lalu meninju lemah dada pria itu.
"Emang brengsek!"
Si pria terkekeh pelan. "Saya bukan Jungkook, kamu ingat saya?" tanyanya.
Stella tertawa keras, "kau kira aku bodoh? Kau itu Jungkook!" ucapnya.
Dia tertawa, "saya .. Jeon Junghyun."
***"Daddy!! San maunya ama tante Stella!" pekik San di ruangan Jungkook. Jungkook masih setia bercumbu dengan dokumen-dokumen tebal di hadapannya.
Jungkook memijat pangkal hidungnya pelan. "San, sekarang udah malam. Tante pasti di rumah, San udah mau pulang?" tanya Jungkook.
San berlari mendekati Jungkook, menatapnya dengan mata berbinar. "Daddy, ayo pulang!" pekiknya.
Jungkook menggendong San lalu keluar dari ruangannya, baru saja ia sampai di lift. Suara dering handphone terdengar. Jungkook mengangkatnya.
"Hm,"
"Kook, kau harus ke sini. Pacarmu mabuk!"
Jungkook menjadi panik namun wajahnya tetap datar seperti biasa.
"Kirim alamatnya sekarang, cepat!"Sambungan terputus.
Jungkook dengan cepat memencet tombol lift berulang-ulang agar cepat keluar dari sana. Berhasil.
Jungkook berjalan cepat menuju mobil. Ia harus menitipkan San pada ibunya. Jaraknya lumayan jauh, kalau ngebut, San berada di mobil bersamanya, akan bahaya kalau terjadi sesuatu.
"Shit!"
Jungkook menelepon Junghyun, baru saja telepon terhubung, Junghyun sudah panik di sebrang sana.
"Sial Jung! Stella kabur!"
Jungkook mengumpat dalam hati. Kenapa gadis itu menyusahkannya di tengah malam begini?!
"Kau nggak bisa jagain Stella, hyung?"
Jungkook bisa mendengar dengusan di sana. "Sorry, bro. Dia meronta, lalu kabur. Kau harus mencarinya sebelum .. "
Tut.
Jungkook memutuskan sambungan.
Lihat saja, siapa yang sedang bermain-main dengan Jungkook kali ini.
Siapapun yang mententuh Stella seujung kuku pun.
Akan berhadapan dengan Jeon Jungkook.
***
Gue be like: MASIH GUE PANTENGIN. Betelek lihat notif wattpad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Young Daddy [TELAH DI TERBITKAN]
FanfictionHot and Young Daddy. Itulah julukan untuk Jeon Jungkook. Kehidupannya sebagai single daddy tak membuat ketampanan dan kegagahannya sebagai seorang pria menurun. Justru dengan statusnya yang sebagai 'single daddy' malam menambah nilai plus di mata...