Hot Young Daddy [TELAH DI TERBITKAN]

12. Jeon VS Hwang.

Apa kalian akan menolak jika menjadi pacar seorang Jeon Jungkook?

Jika tidak, kalian sama dengan posisi Stella saat ini.

Entah bagaimana, Stella merasa ada gejolak di dalam dirinya, perasaan bahagia, senang, dan berdebar menjadi satu.

Kini ia menatap Jungkook seraya menerjap-nerjapkan matanya. "Serius bapak-maksud saya, Koo?"

Jungkook mengangguk santai, lalu memakai kaosnya setelah mengeringkan diri. Entah bagaimana menjelaskannya, Stella kini gugup walau hanya berhadapan dengannya.

"K-kenapa harus saya?"

"Berani membantah?"

Stella mengangguk, detik selanjutnya ia menggeleng saat Jungkook menatapnya lekat. "Biasanya, seseorang yang menguping akan langsung saya pecat dari sini. Poin mereka bahkan hanya 100,"

"Kamu, mau saya pecat, atau-"

"-jadi pacar saya?"

Stella meneguk salivanya kasar. "Koo-ah, kamu tidak bisa seperti itu-"

Jungkook tersenyum miring. "Seperti apa?"

Stella berjalan mundur saat Jungkook mulai mendekatinya perlahan. Lalu ia berjalan ke belakang Jungkook, berusaha menghindarinya.

"Tadi itu, pembicaraan yang sangat penting. Bahkan, mereka yang sudah lama di sini tak akan berani menguping,"

"Kamu harus terima konsekuensinya." Ia kembali mendekati gadis itu. Sebaliknya, Stella semakin mundur hingga selangkah lagi, dirinya akan jatuh ke kolam.

Tiba-tiba sepasang tangan kekar menahan punggung Stella, menahannya agar tak terjatuh. Stella refleks mengalungkan tangannya di leher pria itu.

"See? Saya bisa mencium kamu sekarang juga, atau perlu kita masuk ke kolam?" tanyanya.

Ia menyeringai, berbisik tepat di telinga Stella. "Kita lakukan sesuatu yang, menyenangkan?"

Stella bergidik di buatnya. "Tapi, mengapa harus aku?" tanyanya bingung.

"Saya butuh bantuan kamu." Ucap Jungkook lalu menarik Stella menjauhi kolam. "Kamu mau tau?" tanyanya.

Stella mengangguk polos.

"Jadilah pacar saya. Kamu akan tau semuanya."

Setelah ia berucap begitu, Stella hanya diam termagu di kamar Jungkook. Pria itu terus memaksanya untuk menemaninya sampai pria itu tertidur.

Bisa-bisanya pria itu tidur nyenyak, sementara Stella tidak.

Bahkan, ia tak mau tidur di atas kasur yang sangat empuk. Ia malah mendirikan satu tenda di kamarnya, dan meminta Stella tidur di atas kasurnya, dengan catatan, ia ingin menghirup wangi Stella.