21. Red & Black

83.5K 7.3K 382
                                    

Stella akui, ia memang belum pernah menaiki Jet, dan saat pertama kali ia menaikinya ia di buat kagum dengan interior Golden Jet yang di desain oleh perusahaan Jungkook sendiri.

Selain kosmetik, Golden Jeon juga memproduksi furnitur, serta interior yang bagus.

"Mata kamu nggak berkedip sedari tadi," suara Jungkook yang baru keluar dari kamar mengagetkan Stella yang tengah duduk santai.

Stella terkekeh, "maklum pak, saya belum pernah naik beginian,"

Jungkook menahan senyumnya. "Kalau gitu, kamu bakalan sering naik ini mulai sekarang,"

"Kenapa?"

"Karena kamu bakalan keliling dunia sama saya,"

Hanya dengan kata-kata itu sukses membuat semburat merah menghiasi pipi Stella. Huaaa rasanya mau terbang!

"Jangan panggil saya bapak or something weird, please. Just call me Koo?" Jungkook tersenyum miring.

Memori dimana Jungkook membelai pipinya halus membuatnya kembali merona. "O-oke, Koo."

"Nah, begitu."

Setelah itu, Jungkook mendekat dan duduk di sebelah Stella. Baru saja duduk, ia melihat wajah Stella yang mulai pucat.

"Stella, kamu sudah makan?" tanyanya. Stella menggeleng yang membuat Jungkook khawatir. "Kenapa nggak bilang?" tanyanya dengan nada satu oktaf lebih tinggi dari biasanya.

"Saya akan membuat makanan," ucapnya hendak bangun, namun Stella berlari meninggalkannya duluan.

Jungkook mengerti, ini yang pertama bagi Stella jadi ia mual dan membutuhkan toilet. Jungkook segera menuntunya ke toilet, ia bahkan tak jijik untuk menemani Stella saat memuntahkan sisa makanan yang ada di perutnya.

Jungkook menatap Stella khawatir. "Makanya, bandel sih." Gumam Jungkook lalu menuntunya keluar toilet.

Baru saja keluar, mereka berpas-pasan dengan pelayan wanita di sana.

"Ah, saya juga begitu di awal kehamilan. Saya sudah menduga hal ini akan terjadi, makanya saya membawa minyak angin, obat mual untuk kehamilan fase pertama sesuai resep dokter, dan susu kehamilan."

Ia menjelaskan panjang lebar lalu memberikan sepaket keperluan ibu hamil di sana. Ia kebingungan saat Jungkook menatapnya tajam.

"Kamu mau saya pecat?"

Si pelayan membeku sebelum Jungkook mengantarkan Stella ke dalam kamar. Terdapat San yang tengah bermain koleksi transformersnya.

"Daddy, bunda kenapa?" bisiknya seolah mengerti Stella butuh istirahat.

Jungkook tersenyum. "Bunda mual perjalanan baby. Jangan khawatir," bisik Jungkook.

Stella tersenyum menatap batita yang mengkhawatirkannya. "Kook, sebenarnya tidak perlu seperti ini."

Jungkook menggeleng. "Jangan ke-PDan, kalau kamu sakit siapa yang akan merawat San?"

Fakta itu menoyor kepala Stella keras.

Dasar aku!

"Tidur, dan saya akan buat makanan buat kamu. Jangan bandel." Ucapnya lalu keluar dari kamar.

***

Keadaan Stella membaik saat sampai ke hotel di Bali. Stella mungkin akan sedikit ramah dan patuh pada Jungkook karena baik padanya.

Tapi, ia urungkan niatnya itu. Jeon Jungkook si CEO kaya raya itu ternyata hanya memesan 1 kamar hotel, dengan alasan San tak bisa jauh darinya maupun Stella.

Bullshit.

"Nah, sekarang kita istirahat." Ucap Jungkook lalu membaringkan tubuhnya ke kasur. Sementara San tengah tertidur di sana.

Satu-satunya pihak yang di rugikan adalah Stella. Seharusnya ia tak perlu percaya kalau pria itu membawakannya baju, dan dalaman.

Stella ingin mengumpat saat membuka paperbag yang isinya dalaman wanita yang semua berwarna hitam, dan merah!

Tidak ada yang salah dengan bajunya. Bajunya semua santai, dan tertutup.

Cih, possessive sekali.

"Kamu suka dalamannya?"

Pertanyaan macam apa itu? Rasanya Stella ingin mendorong Jungkook dari lantai 25 hingga 1.

Pipi Stella merona. "Kamu yang beli semuanya?" tanyanya kesal.

Jungkook tersenyum miring. "Bukan, tapi Yena yang membelikannya. Dia bilang dia tau selera wanita,"

"Apa bagus?"

"Boleh ku lihat?"

Stella ingin menjitak kepala Jungkook saat matanya mulai mencari keberadaan paper bag yang isinya dalaman.

Byuntae!

"Woah! Yena tau selera kamu, dia bahkan membeli semua berwarna hitam dan merah. Waktu saya tidak sengaja melihat dalaman kamu juga warna hita-"

Stella menatap Jungkook tajam otomatis. "Jangan galak-galak. Saya boss-nya di sini." Jungkook menyombongkan dirinya.

Stella menyumpah dalam hati, ia memilih untuk tak meladeni Jungkook dan masuk ke kamar mandi.

Ia butuh menetralkan jantungnya yang terus marathon.

Semakin lama ia berbicara dengan Jungkook, semakin besar kemungkinan ia akan mendapat serangan jantung dan darah tinggi.

***

Jungkook, permintaan ku hanya satu. Bisakah sehari saja jangan ganteng?
Sehari saja. Tolong!

Kasihan jantung, hati, mata, dan suara kami :')

Saya yang nulis, kenapa baper sendiri?Seketika menyadari kalau ini semua..

Halu, halu~

Myryd :(

Penulis Halu~ Halu~
A V R I L ?¿

Hot Young Daddy [TELAH DI TERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang