"Aku mencintaimu Keira, sangat." Bisik Jungkook.
Tanpa Jungkook ketahui, Keira tengah tersenyum miring di pelukan Jungkook. Rencanannya berhasil. Namun, senyumannya luntur saat mendengar sesuatu yang berhasil menikam hatinya.
Pria itu tersenyum miring, lalu menghapus air matanya kasar. "Tapi itu dulu. Aku sudah memiliki wanita di hidupku yang lebih baik di banding dirimu,"
Jungkook berusaha melepas pelukan Keira. Namun wanita itu enggan melepas Jungkook, ia terus saja menangis. "Kita belum bercerai!"
"Kita akan," Jungkook mengeluarkan amplop, yang Keira yakini surat perceraian.
"Tidak! Aku tidak akan pernah menandatangani surat sialan itu! Kita tidak akan pernah bercerai!" Keira merobek amplop itu menjadi beberapa bagian lalu melemparnya hingga berserakan.
Jungkook yang sudah muak, melepas paksa pelukan mereka, sementara Keira terus saja memukul Jungkook.
"Kamu jahat Kook! Dimana Jungkook yang dulu? Yang rela berkorban untuk istrinya?!" pekik Keira tak terima. Jungkook berdecih, tak percaya apa yang ia katakan.
"Jungkook 3 tahun lalu sudah mati. Di depanmu adalah seorang pria yang mencintai wanita yang bisa mencintainya dengan setulus hati,"
Keira semakin menggila, bahkan ia mengambil pisau buah di nakas hendak memotong urat nadinya. "Aku akan bunuh diri,"
Jungkook terkekeh. "Baiklah kalau itu pilihanmu, tapi .. sebelum kau mati aku ingin bertanya sesuatu,"
"Siapa ayah dari San?"
Keira semakin menggila, ia membanting semua benda yang ada di nakas. "KAU!"
Jungkook tertawa, "bahkan kau sudah hamil duluan saat kita menikah,"
Keira menghentikan aksinya lalu menatap Jungkook dengan tatapan yang tak bisa di artikan. "Kalau itu maumu, kita harus mati bersama. Bagaimana kalau kita bunuh diri? Tidak akan ada orang yang mengusik kita di kehidupan selanjutnya, akan ada happy ending untuk kita."
"Tidak ada kata happy ending untukmu. Ku akui, kau pintar karena berhasil mengelabui aku, dan Keisha."
"KAU BRENGSEK KOOK! AKU MELAKUKAN SEMUANYA DEMI KAU! KITA HARUS MATI BERSAMA!" pekiknya lalu mengarahkan pisau ingin menikam Jungkook, pria yang menjadi target Keira hanya berdiam santai.
Brak!
"Koo .. "
Mata Jungkook membulat setelah melihat Hyunjin dan Stella yang mendobrak pintu. Stella terengah-engah dengan keringat yang membanjiri seluruh wajahnya, membuktikan gadis itu berlari untuk bisa datang ke sini.
Jungkook menatap Keira tajam, "tusuk aku." Titahnya.
Keira malah tertawa kencang, "aku berubah pikiran. Yang harus mati adalah wanita sialan ini!" pekiknya. Keira berlari membawa pisau ke arah Stella yang masih menetralkan nafasnya, Keira hendak menikamnya.
Hyunjin yang menatap itu segera menggantikan posisi Stella, keduanya memejamkan mata erat mengira akan di tikam, namun setelah beberapa detik suara derap kaki Keira tak terdengar, bahkan Hyunjin tak merasakan apapun.
Stella membuka perlahan matanya, di belakang punggung Hyunjin, ia bisa melihat dengan jelas wajah Jungkook yang mengeras, dengan telapak tangan yang di lumuri darah karena pisau di genggamannya."Jangan. Pernah. Sentuh. Dia!" ucap Jungkook dengan penuh penekanan, matanya memerah karena berusaha mengontrol emosi yang menguasai dirinya saat ini.
Keira hendak menarik pisau dari genggaman Jungkook, namun itu malah membuat tangannya semakin berdarah, pria itu malah semakin menggengam erat pisau itu. "Kau tau? Saat aku tau kau sudah tiada, rasanya lebih sakit dari ini. Tapi saat aku mengetahui dirimu berkhianat, lebih baik aku mati sekarang daripada melihatmu," desis Jungkook dan membuang pisau hingga seluruh tubuh Keira bergetar dan merosot.
"Jangan bergerak!" polisi yang baru sampai segera menginstruksikan anak buahnya untuk menangkap Keira yang sedang lengah. Wanita itu terus saja menangis, membayangkan kebodohan dirinya yang rela melepas Jungkook demi pria lain.
"Anda di tangkap atas tuduhan pembunuhan, pencurian, dan penganiayaan. Anda dapat menyewa pengacara untuk membuktikan kalau anda tidak bersalah." Jelas polisi saat berhasil memborgol tangannya.
Hyunjin tersenyum menatap polisi yang juga tersenyum padanya. "Thankyou, Jimin-sshi."
Para polisi keluar dari apartemen membawa Keira. Sementara Stella masih kaget dengan apa yang terjadi. Ia merasa atmosfir di sekitarnya kian berubah, ia berusaha mencerna apa yang terjadi barusan.
Perlahan, Jungkook berjalan mendekati Stella, menyisakan jarak beberapa meter lalu dengan tegas ia berkata.
"Aku tidak pandai berkata romantis. Tapi, aku akan menjadi tameng yang selalu melindungimu, aku akan menjadi raja yang selalu melindungi rakyatnya, dang-shin-upsshi motsal-ah-yo ..
saranghae."
Seakan dunia berhenti, mereka saling bertatapan dengan waktu yang lama, saling menyalurkan perasaan mereka oleh tatapan. Bahkan tanpa mereka sadari Hyunjin sudah beranjak dari sana.
Lidah Stella kelu, terlalu kaget dengan apa yang barusan Jungkook katakan. Bahkan matanya terus menatap manik mata Jungkook yang menurutnya menenangkan, ia tidak tau harus bereaksi apa.
Yang jelas, hatinya kini di penuhi kembang api.
˙.●🐣●.˙
Yakin masih milih sad ending?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Young Daddy [TELAH DI TERBITKAN]
FanfictionHot and Young Daddy. Itulah julukan untuk Jeon Jungkook. Kehidupannya sebagai single daddy tak membuat ketampanan dan kegagahannya sebagai seorang pria menurun. Justru dengan statusnya yang sebagai 'single daddy' malam menambah nilai plus di mata...