part 11

10 2 0
                                    

Flashback on.

Thalia's POV

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Piket kelas membuatku sangat sebal karena harus membuatku terlambat untuk pulang. Ditambah lagi semua teman yang berjadwal piket hari ini melarikan diri, dan jadilah aku membersihkan kelas sendirian.

Aku berbelok ke arah gerbang sekolah, namun tanpa sengaja menabrak seseorang hingga aku terhuyung kebelakang dan terjatuh.

"Maaf, Dek. Maaf. Gak sengaja."

Aku bangkit duduk dengan memegangi punggungku yang terasa sakit sekali. Lelaki itu memegang tanganku dan membantuku untuk berdiri.

"Ada yang sakit?" Tanyanya dengan nada khawatir, memerhatikan setiap tubuhku dengan seksama siapa tahu terdapat luka di tubuhku.

"Engga kok." Jawabku, lantas menatapnya. Aku sedikit tertegun bahwa yang tadi menabrakku adalah Kak Soni sang ketua osis. "Eh Kak Soni. Gak papa kak, santai aja. Hehehe." Aku merapikan poniku di depan dahi, merasa malu dengan tampilan berantakanku di depan ketua osis di SMA-ku.

"Syukur deh." Mengangguk-anggukan kepala, Kak Soni memasukkan kedua tangannya di saku jaketnya.

Daripada salah tingkahku makin berlanjut, aku memilih untuk melangkah menjauhinya. Aku benar-benar malu membayangkan posisi jatuh dengan ekspresiku saat itu. Pasti jelek sekali.

"Kenapa aku lalai banget sampe gak liat wajah orang yang menabrakku tadi? Kenapa pula Kak Soni gak perkenalin diri dulu biar aku siap-siap dulu. Kan malu ih jelek banget pasti aku."

"Thalia." Panggil seseorang di belakangku yang aku yakin itu adalah Kak Soni.

Mampus. Kenapa sekarang aku lupa kalo ada Kak Soni? Dan tunggu. Kak Soni tahu namaku?

Aku menghentikan langkahku sekalian gerutuanku. Berbalik, menatap ketua osis dengan gugup.

"Maaf ya bikin kamu malu. Tapi kamu cantik." Kak Soni tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya yang sangat manis.

Aku menggaruk belakang kepalaku yang sebenarnya tidak gatal. Bingung, aku hanya memperlihatkan cengiran lebarku, lantas kembali berbalik dan melanjutkan langkahku.

"Thalia. Tunggu." Kak Soni berlari kecil dan kemudian berjalan setelah tiba tepat di sampingku. "Ayo pulang bareng. Sebagai permintaan maaf."

Aku sebenarnya mau sekali. Tapi, Kak Soni itu ketua osis. Siswa paling populer dan disegani di sekolah ini. Apa jadinya jika esok hari terdapat berita tidak mengenakan tentang kami berdua? Aku sih enak-enak saja jika digosipkan berpacaran dengan Kak Soni. Tapi bagaimana dengan ia sendiri?

"Gimana? Mau gak?"

"Oke deh."

***

Sejak saat itu, hubunganku dengan Kak Soni semakin dekat. Dimulai dari ia yang meminta nomor telepon rumahku, rutin mengirim surat kaleng, sampai rela mengantarku pulang ke rumah dan dia sendiri kembali ke sekolah untuk rapat osis.

Aku merasa bahagia sekali bisa berteman dengan kakak kelasku yang satu itu. Ya memang aku terkenal sebagai gadis yang introvert. Maka wajar jika aku tidak memiliki teman, kecuali Adit, tetangga rumahku sekaligus sahabatku sejak kecil. Bisa dikatakan, Kak Soni adalah teman keduaku setelah Adit.

"Nanti, abis rapat osis, aku telepon kamu ya." Mengacak rambutku, Kak Soni berucap seperti biasa.

"Iya kak. Sampe hapal deh." Aku tertawa, diikuti senyuman dari Kak Soni.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang