🔞⚠️ Warning! This part contains implicit sexual scene ⚠️🔞
.
Woojin baru saja kembali dari acara minum-minum pukul setengah dua belas malam. Chan menghela napas khawatir dengan kondisi Woojin yang bahkan tidak dapat berjalan lurus. Ia bangkit dari tidurnya dan memapah pemuda itu agar dapat bersandar pada kepala ranjang.
"Kau oke?" tanya Chan. Yang ditanya hanya menggeleng lemah. Chan tahu Woojin tidak dapat minum alkohol. Sedikit saja ia pasti sudah kelimpungan. Entah berapa botol soju yang ia minum hari itu. "Badanmu panas."
"Aku minum soju." Woojin bergumam, menghela napas pelan. Ia membuka dua kancing teratas kemeja putihnya, membuat Chan menenggak ludah kasar.
Kulit kecoklatan Woojin terlihat begitu eksotis dibawah lampu kuning temaram kamar mereka. Woojin berhasil membentuk tubuhnya demi memenuhi tuntutan pekerjaan sebagai seorang model, membuat Chan berkali-kali harus mengagumi hasil kerja keras pemuda itu dalam hati.
Rambut legam Woojin yang sedikit basah dengan tatapan tegasnya tengah menatap Chan lurus, ditambah anting perak panjang di salah satu telinga Woojin, membuat aura menggairahkan pemuda itu terpencar kuat. Chan menggelengkan kepalanya, berusaha menolak fantasi-fantasi liar yang lewat dengan kurang ajar.
"Chan," panggil Woojin, "kau terlihat cantik hari ini."
Woojin mabuk. Jarang sekali ia melontarkan kalimat pujian pada Chan sejak mereka berteman. Tapi tidak dapat disangkal Chan mulai menyukai sisi lembut Woojin seperti saat ini. Semburat merah mulai muncul di pipi putihnya akibat perkataan Woojin dan Chan menggigit bagian bawah bibirnya menahan gugup.
"Jangan digigit, nanti berdarah." Woojin kembali meracau, membuat Chan tersentak dari lamunannya. Sebelah tangan Woojin mulai mengelus pipi Chan, membuat jutaan kembang api bebas dari perutnya. Tangan Woojin terasa hangat, kontras dengan pipinya yang dingin. Rasa hangat itu kemudian menjalar ke seluruh tubuh Chan, membuatnya seperti berada pada euforia yang belum pernah ia rasakan.
"Woojin,"
"Bibirmu merah, aku penasaran kenapa kau gigit terus, apa rasanya?"
"Woojin, aku—"
Chan belum dapat menyelesaikan kalimatnya ketika kepalanya ditarik oleh Woojin mendekat. Jarak terhapus, bibir mereka bertemu. Awalnya hanya kecupan-kecupan ringan dan berakhir dengan lumatan di mana Woojin yang mendominasi permainan bibir mereka. Woojin melumat bibir Chan dengan rakus, sesekali lidahnya berusaha menerobos masuk ke dalam pertahanan sang submisif.
Napas Chan tercekat. Ini salah, tapi ia sungguh menyukainya. Bak gayung bersambut, sesaat Chan berpikir mungkin Woojin juga merasakan hal yang sama. Baru beberapa hari sejak percakapannya dengan Jihyo, dan kini ia membiarkan perasaannya pada Woojin meledak-ledak di titik puncak.
Karena itu Chan mulai perlahan-lahan membuka mulut, membiarkan lidah Woojin mengeksplorasi bagian dalam mulutnya sementara lidahnya bergerak pelan mengajak lidah Woojin berdansa. Rasanya manis, Chan bersumpah ia belum pernah mengecap rasa semanis dan semenyenangkan ini. Ribuan bahkan jutaan kembang api yang seolah tak ada habisnya masih memenuhi rongga perut Chan setiap Woojin memberikan sentuhan-sentuhan kecil pada kulitnya.
Tangan pemuda itu tanpa sadar bergerak menuju belakang kepala Woojin, bergelung pada lehernya dan meremat rambut belakang sang dominan. Kepalanya bergerak miring, seolah meminta lebih pada Kim Woojin. Di detik ketika mereka memutuskan ciuman mereka karena kehabisan oksigen, seutas benang saliva teruntai di antara keduanya. Mereka saling menatap perlahan sambil menarik napas berat. Chan dapat melihat sorot mata Woojin berbeda dari biasanya, berkilat dan penuh kabut.

KAMU SEDANG MEMBACA
When the Sparks Fly
Romance[Kim Woojin x Bang Chan] Christopher Bang wants his freedom, and he took Woojin with him. Although he doesn't even know that the future leads to unwanted sparks between him and his feelings. ⚠️ Warning! MATURE - BXB contains: sexual content, harsh w...