MBIAG -6-

6.6K 533 18
                                    

"Sampai kapan kamu bakal kaya gini terus, Ren?"

Aku menghembuskan nafas dengan kasar sambil menarik rambutku. Sedih dan pedih melihat dia cintai ku selama ini tapi tak bisa ku gapai. Walaupun aku berada sangat jauh dari nya, aku selalu meminta kakak ku dan orang kepercayaan ku untuk terus memantau cinta ku selama 3 tahun lamanya. Ingin rasanya memeluk dan berucap tiga kata yang selama ini ku pendam kepadanya. Namun apalah dayaku kata-kata itu harus ku telan dalam-dalam.

Ku gengam erat-erat bingkai foto yang sekarang masih ku pegang. Menatap sekalilagi wajah cantiknya yang membuat ku candu.

"Aku memang pengecut, aku tak berani berucap apa yang selama ini aku rasa, setelah kecelakaan itu, dengan brengseknya aku malah pergi meninggalkannya. Tapi aku bersyukur setidaknya dia tak mengingak masa kelam itu lagi”  ucap ku getir.

Angin malam menerpa wajah kami berdua. Sekarang cuaca sangat bersahabat.

"Kejarlah dia Ren, perjuangkan dia”

“Tidak kak” gelengku pelan “Kami tidak bisa bersama, hubungan ini sangat di tentang di masyarakat. Terutama di negara kita”

“Aku tau itu Ren..... sebenarnya aku pun juga membenci hubungan itu, tapi aku tak bisa melihat mu menderita. Kamu adek satu-satunya aku, aku tak bisa membiarkan itu.”

“Aku takut mengecewakan mama sama papa kak, aku tak bisa melihat mereka bersedih karena mengetahui anak gadisnya menyimpang dari kodrat”

“Jika kamu mau, kamu bisa mengambil saran ku dulu”

“Aku gak tau, aku gak siap untuk itu”

“Setidaknya jika kamu melakukan pergantian kelamin itu, kamu akan mendapatkan gadismu itu seutuhnya”

“Entahlah....” desahku pelan.

“Renata..... Jika kamu tak keberatan aku pun mau jika bersanding dengannya, kamu tau di sekolah dia sangat popular. Dia cantik, baik, hitz dan tentunya mengoda”

“Yak.... Antonio!!” teriak ku keras menatap tajam kearahnya yang sekarang tengah tersenyum kuda tak ketingalan dengan wajah menyebalkannya.

“hahhah, aku hanya bercanda bodoh” gelak tawa mengelegar dari mulut sialannya.

Flashback off.


Air mata tiba-tiba jatuh dari pelupak mataku. Ku tatap tubuh kaku yang masih tertidur nyenyak dengan mimpi-mimpi indahnya itu.

“Kamu tau kak, aku terjebak akan situasi ini” ku pejamkan mataku erat-erat menyandarkan punggungku ke sandaran kursi “cepatlah bangun, aku tak bisa mengantikan mu terus. Aku takut jika perasaan ini semakin besar kepadanya”

Ku hembuskan nafas kasar dari mulut dan hidungku. Mengusap air mata yang dengan sialnya masih betah membanjiri pipiku.

“Aku pulang dulu, besok aku janji akan kesini lagi” perlahan aku beranjak dari duduku memberi kecupan singkat di kening pucatnya.

Antonio pov end.

***

Author pov.

Seorang laki-laki dengan malasnya berjalan menyusuri koridor sekolah. Dengan gaya bad boy andalannya ia terus berjalan mengabaikan desas sesus yang membuat kupingny panas di pagi-pagi buta begini.

“Seriusan, yang kamu liat itu beneran Alina sama Antonio.....”

“Iya... orang aku lihat pakek mata kepala aku sendiri. Antonio nyium kening Alina di cafe tempat tongkrongan kita”

“Omg.... ini akan jadi berita mengemparkan se antero sekolah”

Antonio terus melewati keremunan siswi yang tengah bergosip ria akan dirinya, dengan tampang cuek dan masa bodoh. Tak ada niatan dalam dirinya untuk sekedar menepis rumor itu atau menangapi rumor yang sudah terlanjur beredar kini.

Kakinya terus melangkah malas sesekali memejamkan mata saat melihat beberapa siswa kali-laki menatap tak suka kearahnya. Bahkan beberapa siswa laki-laki terang-terangan mencemoh dan mengibarkan bendera perang.

Langkah kaki miliknya terhenti saat melihat satu sosok manusia yang tengah berdiri angkuh di ujung koridor, tatapan mata miliknya sangat tajam dan menusuk. Perlahan orang itu mendekat kearahnya.

“Ikut gua sekarang !!” satu kata yang meluncur begitu saja saat tubuh orang itu dengan sengaja menyengol lengan kirinya dan terus melangkah menaiki anak tangga.

Dengan terpaksa Antonio mengikuti langkah kaki orang tersebut. Terus menaiki tangga  dan berakhir di atap sekolah.

Orang tersebut kini tengah memunggungi nya, rambutnya yang panjang menari-nari karena tertiup angin pagi, roknya yang pendek pun tak luput dari sasaran sang angin yang nakal. Perlahan orang itu mulai membalikan badan. Matanya yang tajam dan menusuk menatap tak suka pada sosok yang tengah berdiri di hadapannya kini. Langkah kakinya perlahan mendekat kearah Antonio.

PLAK

Satu tamparan dengan kerasnya sudah mengecap di pipi kanan Antonio.

“Brengsek.... ini yang lo mau kan!! Lihat seluruh sekolah tengah menertawakan kekonyolan yang lo buat kemaren” teriak Alina menatap tajam Antonio yang sekarang masih bungkam mencerna apa yang baru saja ia alami.

“Bagus kalau begitu, bukankan kita memang berpacaran sayang. Apa kamu lupa jika kemaren kamu yang memintanya sendiri atau perlu aku ingatkan lagi.........”

“Berhenti bicara omong kosong Antonio! Jangan bermimpi terlalu tinggi, karena sampai kapan pun aku tak akan pernah sudi menjadi pacarmu!”

Seutas senyum melengking dari bibir-bibirnya. Menatap sendu kearah lawan bicaranya sekarang. Hatinya tiba-tiba terasa sakit dan seakan ingin meletus detik itu juga. Wajahnya yang menipu menyembunyikan apa yang sebenarnya dalam hati di sembunyikan.

Aku lega saat kamu mengatakan itu Alina

“Benarkah? Tapi sayangnya kita sudah resmi berpacaran sayang. Apa kamu lupa kemaren aku bahkan mencium pipimu di depan teman-temanmu dan orang banyak “ ucap Antonio dengan wajah angkuh andalannya berusaha menutupi hati yang sekarang sudah benar-benar hancur lebur.

“Lo.....!” teriak Alina mengangkat sebelah tangannya.

“Satu tamparan, satu ciuman sayang” ucap Antonio santai sambil mengedipkan sebelah mata.

“Dasar cowok freak!!” maki Alina sebelum benar-benar pergi meningalkan Antonio.

Antonio termengu dan mematung setelah kepergian Alina. Sesuatu dalam dirinya tiba-tiba meluap. Satu tetes bening air mata keluar dari pelupak mata miliknya.

“Maaf.....” lirihnya pelan.

***

Didalam kelas hiruk piuk suara mengema, beberapa murid tengah asyik dengan kegiatan mereka masing-masing. Seakan tak memperdulikan suasana hati seseorang yang sekarang benar-benar dalam mode minus.

“Lin.... kenapa sih murung aja dari tadi” ucap Mega menyengol lengan Alina.

“gak papa, aku cuma lagi males aja” dalih Alina menengelamkan wajahnya lebih dalam di atas meja.

“Lin ayolah.... kalo ini soal gosip yang berdar tentang kamu dan Antonio biarkan saja” Mega mengambil duduk di depan meja Alina “Bukankah itu juga menguntungkan mu, kamu tak akan di kejar-kejar fans gila mu lagi mungkin dengan cara ini mereka akan menyerah karena kamu sudah mempunyai kekasih” ucap Mega menarit turunkan alis.

Alina mengangkat kepala, menatap wajah Mega yang sekarang tengah menampakan wajah menyebalkan di barengi sedikit tawa renyah dari mulutnya.

“Apa! itu aku gak setuju, terlebih sama cowok freak itu. Aku gak akan sudi!”

Hahahah. Gelak tawa keluar dari bibir Mega, mengelengkan kepala menatap wajah Alina yang sekarang sudah merah padam menahan emosi.
“Lin, benci sama cinta itu beda tipis lho. Hati-hati....” ucap Mega di sela-sela tawanya.

“Amit-amit, sampai kapanpun aku gak akan pernah sudi jatuh cinta sama cowok freak itu. Yang ada aku mual kalo dekat-dekat dia”

“Hay sayang, kamu disini rupanya. Lihat kamu menjatuhkan ini tadi saat kita berada di atap sekolah” ucap Antonio tiba-tiba, yang sontak membuat seisi kelas menoleh kearahnya tak terkecuali Alina yang sekarang sudah melotot tak percaya dengan apa yang Antonio pegang.

“Sayang kok malah bengong sih. Ini ambil” ucap Antonio menarik lengan Alina dan menaruh benda itu kedalam telapak tangan Alina yang sendari tadi ia pengang “Itu kancing kemeja kamu yang terlepas sayang. Aku tadi ingin mengembalikan langsung tapi kelihatannya kamu buru-buru” ucap Antonio dengan wajah pura-pura sedih.

“Maaf ya sayang... gara-gara aku kancing kemeja kamu jadi lepas”

Perkataan terakhir dari Antonio sontak membuat seisi kelas menjadi riuh kembali. Membicarakan asumsi mereka masing-masing tentang Alina dan Antonio.

“Antonio Lo...!” teriak Alina mengebrak meja.

“Alina ada apa!” satu teriakan melengking menghentikan gerakan Alina yang hendak melayangkan tamparan ke arah Antonio.

“Duduk! Pelajaran akan saya mulai”

Dengan berat hati Alina mendudukan pantatnya kembali. Tapi tatapan matanya tak lepas dari Antonio yang sekarang tengan menyengir kuda kearahnya.

“Fuck you” gumam Alina menatap Antonio tajam dan tak lupa mengancungkan jari tengah miliknya.
“Too sayang” ucap Antonio memberi satu kedipan di mata.

Pelajaran di mulai dengan kitmat, suasana gaduh yang sempat tercipta tadi kini berangsur-angsur mulai terkendali. Membiarkan dua insan itu menaruh umpatan masing masing di dalam hati.

Antonio yang sebenarnya tak menyukai pelajaran itu dengan malasnya berpura-pura mendengar setiap ocehan guru di depan kelas, entah menerangkan ini dan itu Antonio sama sekali tak perduli. Tatapan matanya jatuk ke punggung seseorang yang membuat hidupnya jatuh bangun sekarang.

“Maafkan” gumaman itu keluar kembali dari mulutnya.


*
*
*
*

tobecote.............



























MY BOYFRIEND IS A GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang