14 - HILANG KESADARAN

12.7K 1.1K 106
                                    

HILANG KESADARAN

Semoga dia segera disadarkan. Kalau yang lebih baik bukan sekadar enak dipandang.

Melainkan kamu yang berhasil bertahan.

—Ratu Kenarya—

***

"NENG, kenapa ketiduran di sini?"

Suara terkejut itu membuat Keyla membuka mata. Raut cemas Pak Dadang—penjaga sekolah—juga alasan yang menyebabkan Keyla buru-buru mengusap wajahnya, mengumpulkan kesadaran.

Setelah sekian lama mencoba mendorong pintu dengan bahu atau berteriak meminta pertolongan, namun hasilnya adalah sia-sia. Keyla memilih duduk di atas kloset yang tanpa sadar membuatnya memejamkan mata.

"Gue mau lo jauhin Keenan." sejak tadi, suara itu terus-menerus berdengung di telinganya. "Udah gue bilang Keenan pacar gue ngapain lo masih ngedeketin dia, hah?!"

"Lo gak usah emosi cuma gegara cowok, Ratu." dari balik bilik toilet, Keyla tak luput mendengar suara lain. "Cupu banget. Bukan gaya lo kalo kata gue."

Kalimat itu rupanya cukup menahan keinginan Ratu untuk tidak membuka kembali kuncian bilik yang ditempati Keyla lalu mencakar sebagian wajah cewek itu. Beruntungnya, Ratu segera mengurungkan niat itu, karena di satu detik yang bersamaan Keyla justru mengucapkan kalimat yang begitu membuat emosi Ratu membumbung tinggi.

"Pacar kata lo?" Keyla bertanya dari bilik toilet. Entah, atas dasar keberanian apa jika ia bertanya langsung di hadapan Ratu. "Apa Keenan pernah nganggep lo begitu? Dia bahkan keliatan gak seneng kalo lo terus terusan nempelin dia."

Ratu menyadari jika buku-buku tangannya memutih karena terlalu erat mengepal. Sejak kapan ada orang yang berani memberontaknya? Meskipun ada. Akan Ratu pastikan orang itu keluar dari sekolah.

"Lo mau laporin gue ke bokap lo? Biar bokap lo bisa lapor ke kepsek terus gue di depak dari sekolah, gitu? Gak masalah." lagi-lagi Keyla seperti membaca pikirannya. "Gue juga gak mau kalo harus bersekolah dengan guru-guru yang enggak mempermasalahkan siswi yang paling bermasalah di sekolahnya malah justru jadi pengurus OSIS. Apa itu gak aneh? Tukang bully jadi anggota OSIS, gitu?"

Ratu sudah menggertakkan gigi, namun Keyla masih melanjutkan kalimatnya.

"Kalo gak karena keluarga lo yang jadi penyumbang dana terbesar di sini. Gue rasa itu hal yang mustahil. Dan paling tidak lo sendiri udah dikeluarin dari sekolah karena semua kekacauan lo." sambungnya lagi.

Sepertinya alarm emosi di kepala Alana berdering begitu keras.

"Heh!" Alana memukul pintu bilik hingga bergetar yang juga mengejutkan Keyla. "Gue udah cukup sabar buat nahan kuku gue biar gak nancep di pipi lo itu. Dan ini peringatan terakhir dari gue kalo lo masih bawa-bawa masalah Ratu ke keluarganya. Ayo, Ratu. Gue rasa kurung satu orang di toilet sampe besok, gak jadi masalah."

Tiba-tiba saja Keyla menggelengkan kepala. Kilasan ingatan itu muncul ketika ia tersadar mengapa dirinya bisa berakhir di sini selama dua jam. Cewek itu pun mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan Pak Dadang sebelumnya dan memilih untuk menganggukkan kepala seraya mengucapkan terimakasih.

Berhasil keluar dari toilet, Keyla menghirup napas lega. Keputusannya untuk membiarkan dirinya terkurung memang tidak salah, tapi melewatkan dua jam pelajaran adalah hal yang menyebabkan sebuah suara tiba-tiba muncul di dekatnya.

Kemudian, rasa lapar yang ditemukannya adalah awal penyebab kaki Keyla melangkah ke arah kantin. Kalau bukan karena memiliki riwayat penyakit maag, kalau saja Keyla tidak peduli dengan rasa laparnya, tidak mungkin cewek itu harus bertatap muka dengan Ratu yang kebetulan berada di sana.

RATU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang