RAHASIA
Pedekate-nya setahun. Jadiannya sebulan.
Putusnya sehari. Move on-nya gak bisa-bisa.
Dasar, kamu.
—Ratu Kenarya—
***
PERJALANAN di dalam mobil kali ini tidak sehening sewaktu mereka berangkat menuju pemakaman. Seolah tidak pernah merasa pegal dengan bibirnya yang terus tersenyum. Ratu memilih untuk mengeratkan tautan tangannya dengan Keenan dibanding memerhatikan jalan.
"Lepas." Keenan mencoba untuk melepaskan tautan jari mereka. "Mau sampe kapan lo gandengan sama gue?!"
Tidak seperti ucapannya, tangan Keenan justru terasa sangat lembut di genggaman Ratu. Dengan satu tangannya yang lain, Ratu beralih untuk mengeluarkan ponsel. Dan mengarahkan kameranya ke tautan tangan mereka.
Keenan tidak sadar jika matanya sudah berputar tiga kali, sejak cewek yang duduk di sebelahnya sibuk mengambil gambar.
"Ngapain, sih?" tanya Keenan sesudah melepaskan tautan mereka. "Siniin hape lo!"
"Gak. Nanti yang ada lo apusin. Padahal belom gue post di Instagram papnya." ucapnya pada Keenan. "Ini itu lagi tren anak jaman sekarang. Apa ya kalo bahasa gaulnya itu? Relationship goals banget."
Sejenak mengembuskan napas. Keenan menatap Ratu, tanpa ekspresi. "Mending lo ke psikiater gih. Biar gila lo gak nambah terus nyiprat ke orang."
Ratu cemberut. Meninju bahu Keenan lumayan keras, meski tidak berefek apa-apa dengan cowok itu. "Isshh, gue 'kan mau pamer kemesraan ceritanya di sosmed, makanya gue pap. Biar temen-temen gue percaya kalo kita emang beneran pacaran."
Keenan menggeleng tidak percaya. "Tujuan pacaran itu putus. Makanya gue gak suka buang-buang waktu buat begituan."
Ratu menyeringai. Sesuatu yang paling tidak disukai oleh Keenan. "Nikah juga tujuan pacaran kalo lo mau tau."
Keenan memutar mata. "Gausah dibahas."
Ratu lebih dulu merebahkan kepalanya di bahu Keenan, tanpa memberi cowok itu untuk mencegah. "Kan gue ngasih tau. Biar lo paham."
Sesudah menoyor kepala Ratu hingga membuat cewek itu terhuyung ke samping. Keenan mengembuskan napas kesal. "Jangan nyari ribut ama gue dibilangin."
Ratu menjulurkan lidahnya sesaat ke arah Keenan, sebelum menundukan kepala lalu memilih memainkan ponselnya. Dan memutar sebuah video yang entah sejak kapan berada di dalam galerinya.
Keenan pun ikut melirik saat gumaman takjub cewek di sebelahnya itu selalu terdengar.
"Berisik banget lo dari tadi." ucap Keenan yang menatap Ratu tanpa ekspresi.
Ratu mendongak. Dengan enggan ia menoleh ke arah Keenan. "Ini loh, drakor. Bikin gue baper padahal cuma video doang."
"Untungnya gue gak tau drakor."
Ratu terbelalak. "Drama Korea, ya ampun. Lo gak tau? Gue aja baru pertama kali nonton ini. Sini-sini geseran, biar lo bisa liat."
"Gue gak peduli." Keenan mengangkat bahu. "Gue juga gak suka nonton film yang pemainnya sering vermak muka."
Ratu terdiam sejenak. Sebuah adegan romantis dalam video yang baru saja dilihat oleh Ratu membuatnya terbelalak sesaat dibanding ketika mendengar ujaran Keenan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RATU (TAMAT)
Teen FictionRatu Kenarya terkenal karena berhasil membuat sebagian anak cowok meneguk ludah. Bukan oleh wajahnya yang cantik dan bibirnya yang merah alami. Melainkan sikap pongahnya begitu tengah menolak anak-anak cowok yang menembaknya terdengar cukup menyakit...