41 - Berhenti Berharap

9.7K 918 52
                                    

Karena aku bukan matahari. Yang merelakan senjanya menghilang karena sudah waktunya.

Ratu Kenarya

***

BERAKHIRNYA hubungan Ratu dan Keenan bukan hanya menjadi topik obrolan di kalangan anak-anak. Melainkan sebagian cowok yang dulu pernah mendapatkan penolakan dari cewek itu. Mulai dari detik ini, kembali memiliki harapan.

Seperti sekarang.

"Gue denger-denger lo putus sama Keenan," tiba-tiba Ratu kehilangan nafsu makanannya. Bukan karena kehadiran seorang cowok di meja makannya, tetapi ucapan cowok itu yang membuatnya demikian. "Bener dugaan gue. Pasti Keenan cuma mau manfaatin lo doang. Coba aja dari dulu lo jadi pacar gue—"

"Heh, denger ya, kunyuk!" seketika Alana menggebrak meja yang ada di depannya. "Mau gue kasih bogem atau pergi dari sini?!"

Ancaman Alana sebenarnya tidak membuat cowok berambut hitam itu mundur, tapi berhubung dengan lorong kantin yang kian memadat. Bukan karena anak-anak lain yang sedang mengantri membeli makanan. Melainkan karena cowok berambut hitam ini telah menjadi pusat dari segala tontonan yang dilihat dari berbagai penjuru.

Itu adalah hal yang membuatnya memilih mundur setelah sebelumnya sempat mengedipkan mata ke arah Ratu.

"Sumpah ya," Alana mendesah lelah di tempat duduknya. "Gue berasa kayak bodyguard lo tau gak. Sibuk ngusir-ngusirin cowok yang deketin lo mulu."

"Jadi ini alasan lo gak mau pacaran?" setelah menghabiskan makanannya, Sahla bertanya pada Ratu yang hanya diam dengan tatapan kosong memandang ke depan. "Karena lo bakal nangis sepanjang malam cuma gara-gara diputusin?"

Alana menunjuk wajah Sahla dengan garpu. "Heh, emang kalo Denis mutusin. Lo gak bakal nangis?"

Sahla mendengus. "Kalo gue sih gak sampe nangis juga." lalu duduk menyamping menghadap Ratu. "Lagian masih banyak cowok baik yang mau sama lo kok, Ratu. Ngapain cowok brengsek kayak Keenan malah lo perjuangin?"

Di detik itu Ratu langsung menjatuhkan kepalanya di atas meja. "Keenan cowok baik-baik, La. Mungkin gue yang jahat sampe bikin cowok itu milih ninggalin gue."

"Iss, bego lo kontrol, dong, Ratu!" Alana mengusap wajahnya geram. "Jelas-jelas dia mutusin lo tanpa alasan. Apa itu bisa dibilang cowok baik-baik?"

Sebenarnya Ratu ingin mengakhiri pembicaraan ini dan memilih untuk kembali ke kelas. Kalau saja sebuah tatapan penasaran milik kedua sahabatnya itu tidak membuat Ratu berujar.

"Gue gak tau alasan sebenarnya Keenan mutusin gue kenapa." Ratu bangkit dari posisinya dan bersandar pada kursi. "Yang jelas cowok itu cuma bilang manfaatin gue doang. Tapi gue masih gak percaya."

"Bagian mana, sih? Yang gak lo percaya?" Alana menumpuk mangkoknya di atas mangkok kosong lainnya. "Gue udah bilang dari dulu. Kalo Keenan pasti punya maksud lain karena tiba-tiba ngajak lo pacaran."

Ratu yang diam membuat Sahla angkat suara, berbicara. "Aduh, jangan kompor, dong, Al. Lo gak tau Ratu lagi galau?"

Alana berdecak tidak suka sebelum duduk menghadap Ratu. "Gini, deh. Kalo lo mau, gue bakal paksa Keenan buat balikan sama lo."

Kebodohan Alana tentang hal seperti ini ternyata membuat Sahla yang mendengarnya jengah. "Maksud Alana, gimana kalo kita bantuin lo balikan sama Keenan nanti?"

Itu tidak terdengar buruk di telinga Ratu, kalau saja cewek itu tau apa kesalahannya yang membuat Keenan memilih pergi.

Keterdiamannya dalam berpikir bertepatan dengan suara bel masuk berbunyi. Hal yang membuat ketiga cewek itu melangkah menuju kelas setelah menyelesaikan bayarannya.

RATU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang