Yohan's POV
Aku Kim Yohan. Ini adalah tahun keduaku di kelas XI. Pasti akan banyak sekali yang bertanya-tanya kenapa dua tahun lalu aku menghilang di tengah-tengah tahun ajaran, dan mengapa aku memutuskan untuk kembali ke bangku sekolah.
Para murid baru untuk kelas X sudah terduduk rapih di lapangan basket indoor saat aku dan Jungmo sampai. Aku tersenyum ; betapa aku merindukan masa-masa orientasi. Bahkan beberapa alumi tampak hadir untuk menyaksikan mereka dari kursi penonton. Ck, dasar pendendam kalian semua ; pikirku. Pasti mereka tidak sabar melihat anak-anak itu dikerjai.
Tiga hari pertama di tahun ajaran baru memang digunakan untuk MOS, artinya kelas ditiadakan dan kami bebas menonton para junior kami dikerjai. Aku meringis sendiri melihat deretan murid baru yang masih mengenakan seragam SMP asal mereka itu ; mereka semua sangat tampan.. berbeda sekali dengan angkatanku dulu.
"Seobin, Hangyul!" aku menyapa teman sekelasku dulu. Mereka datang juga rupanya. Seobin merentangkan tangannya ; minta dipeluk. Dia tidak berubah, tetap lucu seperti bocah. Sementara Hangyul menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya, menyuruhku untuk duduk.
"Gimana kabar lo Han? Lo kurus parah sekarang," ucapnya. "Tapi bokong lo makin semok sih, demen gue!"
Aku mengernyit tidak suka.
"Body shaming ada pasalnya!" dengusku. Dia tertawa dan mengacak rambutku. "Kak Yuvin bakal datang nggak sih?"
"Datanglah dia. Mana mungkin dia sia-siain kesempatan emas kayak gini. Waktunya cari mangsa ini tuh," Hangyul mengajak Seobin ber hi-5 ria. Aku hanya merengut. Dasar semua laki-laki sama saja ; kadal, pikirku.
"Lo gimana, Han? Masih sendiri?" ujar Seobin, jelas sekali dia berhati-hati menanyakannya. Aku lupa.. Seobin itu dulu sedang dalam tahap mendekatiku, tepat sebelum kecelakaan itu terjadi dan aku menghilang.
"Masih. Kamu? Masih nungguin aku?" aku mencoba mengajaknya bercanda, berharap kecanggungan yang tiba-tiba saja muncul itu memudar.
"Sendiri? Masih. Nungguin lo.. nggak tau sih. Hehe. Lo berubah banyak banget, gue bingung harus catch-up dari mana juga. Lo kemana aja sih? Cerita kek."
Aku menggigit bibir bawahku dengan gugup.
"Nanti ya Bin, aku belum siap."
"Santai sih.. kok jadi tegang gitu lo," dia mengusap rambutku, seperti yang biasa dia lakukan dulu.
"Gue candi, dianggurin!" Hangyul misuh, diiringi tawa dari beberapa alumni lain yang ada disana. Aku melempar senyum ke mereka untuk mengakrabkan diri.. dan saat itulah mataku bertemu dengannya. Laki-laki dengan fisik sempurna bak supermodel dengan tatapan teduh ; dan pacar cantiknya yang sangat membenciku, berada dalam rangkulannya.
"Kak Wooseok, apa kabar?" aku memutuskan untuk duduk di sampingnya, menyisakan jarak satu bangku. Bagaimana pun dia dulu sahabatku, aku tidak ingin kami selamanya berpura-pura tidak kenal seperti ini.
Dia menatapku dingin, ketara terganggu dengan sikapku yang terlampau sok akrab. Tapi kami kan dulu memang akrab.
"Baik. Gue udah tunangan sama Kak Seungwoo," dia langsung memperlihatkan jarinya yang sudah dihiasi cincin berlian mungil. Sementara Seungwoo sontak menghindari mataku.
"Kok aku nggak diundang sih? Tapi selamat ya, aku ikut seneng. Akhirnya ya kak.."
"Lo nggak ada acara kan pulang sekolah? Gue mau ngomong, penting. Bertiga," selanya.
"Ooh.. okay kak. Kak.. jangan galak-galak dong sama Yohan, nanti manisnya ilang. Hehehe..." aku mencubit pipi Kak Wooseok yang sedikit gembil.
"Jayus. Yaudah gue tunggu lo nanti di Starbucks."
"Seok, galak banget sih lo. Masih dendam kesumet apa?" itu Kak Yuvin, dia baru datang. Side note, dia tidak pernah sudi memanggil Wooseok 'kakak'.
"Apa kabar adek kesayangannya Yuvin? Sini peluk dulu!" Yuvin duduk di sampingku dan langsung menarikku ke pelukannya. Aku mendusel di dadanya ; aku sangat merindukannya. Dia ini sering sekali datang dan pergi tanpa kabar. "Kamu kurusan Han, capek ya kerja?" dia membelai pipiku pelan. Aku mengangguk.
"Capek batin itumah," ujar Jungmo bercanda, dia tiba-tiba sudah duduk di belakangku.
"Aduh, bening banget kamu Mo sekarang, kakak silau!" Yuvin pura-pura menutup matanya.
"Gak usah genit kak!" Jungmo menggebuk punggungnya dengan tidak terlalu pelan. Yuvin terkekeh sembari mengusak rambutnya.
"Udah punya pacar belum?"
"Boro-boro," Jungmo mencebikkan bibirnya.
"Makanya jangan anarkis, dek. Kamu tuh apa-apa enteng banget tangannya... tuh kan kakak mau digebuk lagi. Percuma cantik kalo barbar!"
"Kak Yohan juga barbar tapi tetep aja cantik di mata aku!"
Loh, kok jadi aku...
"Hati-hati ah dek, nanti kamu bucin beneran sama Yohan. Masa homoan halus, mana enak..."
"Mulut lo ya Song Yuvin!!!" Jungmo menggeplak kepalanya brutal. Aku meringis, itu pasti sakit.
A.N : Kira-kira ada yang bisa nebak ada apa di antara Seungwoo, Wooseok, sama Yohan?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH THAT LIES WITHIN
Fanfiction"Kupikir.. aku sudah tidak ada harganya lagi." - KYH "Sekedar mengagumi itu tidak salah bukan?" - HSW "Aku memang tak pantas untuknya, maupun untukmu." - SYV "Kau itu hanya perusak. Kau tidak pantas bahagia, kau tau?" - KWS Dari sekian banyak cerit...