Malam itu, Yunseong kembali mengunjungi Jungmo di tempat favoritnya. Jungmo tersenyum menyambutnya yang langsung duduk begitu saja di meja bar.
"Gak ke sofa Seong?" tanya si manis yang malam itu, lagi-lagi wajahnya berhiaskan make-up tipis. Yunseong menggeleng, tangannya terulur untuk mengusap kepala Jungmo.
"Gue mau nontonin lo kerja aja malem ini. Pulangnya lo nginep tempat gue. Tenang, gue bukan lagi sange kok."
Jungmo tentu saja tercengang. Dia buru-buru mengangguk.
"Lo mau pesen apa?"
"Milkshake vanilla."
"Lo kesambet?"
"Enggak, lagi gak pengen minum aja."
"Ngapain kesini kalo gitu?" Jungmo terkekeh.
"Ngeyel ya, dibilangin gue mau nontonin lo," Yunseong menyentil dahi Jungmo pelan. Si manis itu meringis, kemudian tangannya bergerak membuat pesanan Yunseong. Yunseong tersenyum memandangi punggung kecil berbalut kemeja warna powder-pink yang kini membelakanginya itu. Apron hitam yang melilitnya dari pinggang kebawah itu membuatnya tampak makin ramping dan fragile ; Yunseong ingin sekali merengkuhnya dari belakang.
"Lo kok senyum-senyum gitu sih, kesambet nanti," Jungmo menaruh pesanan Yunseong di atas meja, terheran dengan si tampan yang terus tersenyum sambil memandanginya.
"Deketan sini Mo," gumam Yunseong. Jungmo mendekatkan wajahnya ke arah si tampan tanpa berpikir apa-apa ; kemudian dikejutkan dengan kecupan yang mendarat tiba-tiba di bibirnya. "Gue kangen sama lo, lo tuh susah digapai banget kalo di sekolah, apalagi kalo lagi sama temen-temen lo. Mulai besok gue pindah duduk sebelah lo ya di kelas?"
Jungmo tertawa mendengarnya.
"Boleh kok. Kalo lo mau gabung sama temen-temen gue di kantin juga ayo aja sih, kan pacar lo juga anak geng gue. Jangan menyendiri terus makanya, makan di rooftop mulu, gimana gak dibilang ansos," Jungmo menangkup pipi gembil Yunseong dan memainkannya, membuat bibir pemuda itu mengerucut.
"Iya deh, apa sih yang enggak buat Princess gue ini," ujar Yunseong malas. "Lo pulang jam berapa sih sebenernya?"
"Jam 2. Sabar ya, 2 jam lagi. Mending lo keliling dulu deh. Joget kek, cari mangsa.."
"Lo ngusir gue?"
"Enggak gitu, gue cuman takut lo bosen duduk doang disini."
"Mana bisa gue bosen kalo pemandangannya secantik ini?" Yunseong mengelus pipi Jungmo yang perlahan memerah. Jungmo buru-buru menepis tangannya.
"Ngalus lo ah. Yaudah diem situ."
Yunseong tersenyum menang, sementara Jungmo kembali bekerja. Melayani setiap pelanggan yang datang dengan senyum yang begitu cerah dan lugu.. bagaimana bisa dia tidak jatuh makin dalam? Segala hal tentang Jungmo begitu indah di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH THAT LIES WITHIN
Fanfiction"Kupikir.. aku sudah tidak ada harganya lagi." - KYH "Sekedar mengagumi itu tidak salah bukan?" - HSW "Aku memang tak pantas untuknya, maupun untukmu." - SYV "Kau itu hanya perusak. Kau tidak pantas bahagia, kau tau?" - KWS Dari sekian banyak cerit...