---------!!You've been warned!!---------
Yunseong membawa pulang Jungmo ke apartemennya. Dia juga tidak segan memberitahu Jungmo kodenya agar dia bisa mampir kapanpun dia mau. Jungmo lagi-lagi dibuat salah tingkah ; Yunseong menggunakan tanggal lahirnya sebagai passcode-nya. Darimana pula dia tau? Tentu saja dari data kesiswaan. Yunseong ternyata tidak main-main saat mengatakan bahwa dia tertarik padanya.
Yunseong mempersilahkannya duduk di sofa dan meninggalkannya ke dapur. Tak lama kemudian dia kembali dengan 2 cangkir coklat panas. Disodorkannya salah satu cangkir itu pada Jungmo, dan dia mendudukkan dirinya disamping pemuda yang kini pipinya bersemu merah itu.
"Diminum dulu, isi bensin. Gue kuat loh bisa sampe pagi," Yunseong tersenyum jahil. Jungmo merengut, tapi tetap menghabiskan minumannya. "You're done? Let's cuddle first."
Yunseong mengulurkan tangannya, membantu Jungmo berdiri. Menuntun si manis itu ke kamarnya yang terlihat sangat cozy. Membuka lemarinya, menyodorkan bathrobe pada si manis yang setia mengekorinya.
"Ganti dulu. Gue tau lo risih pake baju tumpuk-tumpuk gitu. Kamar mandi gue sebelah sana."
"Ngapain ke kamar mandi sih, sama-sama cowok juga," Jungmo menanggalkan blazer hitamnya. Kemudian mulai membuka satu persatu kancing kemeja putihnya. Yunseong menelan ludah saat bahu mulus itu mulai terekspos. Jungmo yang menyadarinya malah tertawa jahil. "Kedip, Seong. Lo kayak gak pernah liat cowok aja.."
Yunseong menggelengkan kepalanya cepat. Dia langsung balik badan dan cepat mengganti bajunya dengan bathrobe yang sudah dia ambil.
"Lo mau gue pake ini di dalem apa gue lepas aja dari sekarang?" Jungmo menunjuk ke boxer-nya yang masih bertengger di balik bathrobe. Yunseong menelan ludahnya, lagi. Kaki Jungmo benar-benar jenjang dan mulus, dia auto turned-on.
"G-gak usah dilepas Mo. Shit... kenapa gue gugup gini sih," Yunseong tersenyum malu.
"Jangan norak gitu ah, katanya lo sering nyewa jalang. Gimana sih," Jungmo langsung duduk di ranjang Yunseong. "Sini..." menepuk sisi kosong di sampingnya.
"Bedalah, kalo sama lo kan gue ada rasa.. iyalah gue gugup," Yunseong duduk di sampingnya dengan hati-hati. Matanya berusaha menghindari tatapan Jungmo.
"Jadi kayak lo uke-nya kalo gini, gemes ih masa pangeran sekolahan ketar-ketir.." Jungmo terkekeh, tangannya mengelus pipi Yunseong. "Tatap gue, Seong.." suara Jungmo melembut. Bibirnya mengulaskan senyum yang sialnya malah menambah tingkat ke-salting-an Yunseong. Yunseong ; dengan setitik nyali yang berhasil dia kumpulkan ; akhirnya menangkup wajah Jungmo dan mengikis jarak di antara mereka. Diciumnya bibir ranum itu dengan lembut. Dia hanya melumat pelan, tanpa tuntutan.
Tangan Yunseong perlahan turun ke tengkuk Jungmo. Diusapnya ringan, sebelum dia kembali menarik Jungmo ke sebuah ciuman yang kali ini lebih panjang. Perlahan dia mengubah posisinya menjadi mengukung Jungmo.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH THAT LIES WITHIN
Fanfiction"Kupikir.. aku sudah tidak ada harganya lagi." - KYH "Sekedar mengagumi itu tidak salah bukan?" - HSW "Aku memang tak pantas untuknya, maupun untukmu." - SYV "Kau itu hanya perusak. Kau tidak pantas bahagia, kau tau?" - KWS Dari sekian banyak cerit...