Malam itu, Seobin memantapkan tekadnya untuk berkunjung ke tempat Yuvin. Dia pikir dia sudah terlalu lama menghindar. Semenjak insiden itu, dia tak pernah lagi pulang kesana. Kali ini pun dia hanya berniat mengemasi kopernya.
Sandi Yuvin belum diubah. Dia melangkah masuk, sedikit terkejut mendapati sepasang sepatu yang lebih kecil dari ukuran Yuvin ; sudah pasti itu bukan miliknya. Perasaan mengganjal langsung meliputinya.
Tapi, bukan Seobin namanya kalau kenal kata mundur. Dia tetap berjalan lebih jauh ke dalam unit mewah itu, menyusuri lorong, melewati kamar mandi, sampai akhirnya berhenti di ruang tamu.
Yuvin terlihat berbaring di sofa bed miliknya dengan pandangan lurus ke TV, tapi dia tidak sendirian. Ada seorang pemuda tampan dan juga manis yang masih mengenakan seragam sekolah di dalam pelukannya. Yuvin memperlakukan pemuda itu seperti gulingnya. Wajah mereka berdua masih mengenakan riasan tebal ; Seobin menebak keduanya baru selesai pemotretan. Bocah dalam rengkuhan Yuvin itu memang tampak seperti model.. sudah pasti dia rekan kerjanya.
"Vin..." ujar Seobin. Yuvin mengangkat kepalanya, menoleh ke arah pemuda manis yang terlihat lebih ringkih dari yang dia ingat, dan langsung berjalan ke arahnya.
"Bin... lo kemana aja? Sejak kapan setelan lo jadi kayak gini?" Yuvin meneliti penampilan baru Seobin yang menurutnya terlalu menyerupai Yohan. Apakah pemuda manis itu sedang bermain-main dengannya?
"Ini bajunya Hangyul," ketus Seobin. Yuvin tersentak. "Gue kesini mau beresin barang-barang gue doang."
"Gue butuh penjelasan dulu! Where have you been?"
"Gue gak kemana-mana kok, masih di Seoul."
"Lo tau bukan itu yang gue maksud. Lo kemana? Kenapa lo gak pulang? Kenapa baru muncul sekarang? Dan gue gak suka sama penampilan lo yang centil kayak gini! Sejak kapan lo dandan Bin? Gila... kesambet apaan sih lo?"
"Bukan gue yang mau.." gumamnya.
"Hah? Sini dulu duduk.. ngobrol sama gue coba."
"Gak ada yang perlu diomongin. Lo udah bukan siapa-siapa gue. Urus aja tuh pacar baru lo.."
Sementara pemuda kurus dan tinggi yang tadi menempeli Yuvin kini terduduk, memeluk lututnya sendiri. Dia membenci suasana tegang yang tiba-tiba tersebut dan kehadiran Seobin yang tidak diundang.
Seobin berjalan dengan cuek menuju kamar Yuvin. Yuvin pun mengikutinya dan langsung menutup serta mengunci pintu, membuat Seobin membeku di tempatnya. Dia takut Yuvin macam-macam padanya.
"V-vin.. lo mau apa.."
"Gue butuh penjelasan doang. Ngeyel banget lo. Kenapa lo ngehindarin gue Bin? Gue chat lo gak pernah dibales, DM di IG juga gak dibuka padahal lo masih aktif. Lo marah sama gue?"
"Enggak Vin.." Seobin menghela napas dan duduk di kasur mereka. Berdiri terlalu lama membuatnya cepat lelah.
"Terus apa maksudnya lo bilang gue udah bukan siapa-siapa lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH THAT LIES WITHIN
Fiksi Penggemar"Kupikir.. aku sudah tidak ada harganya lagi." - KYH "Sekedar mengagumi itu tidak salah bukan?" - HSW "Aku memang tak pantas untuknya, maupun untukmu." - SYV "Kau itu hanya perusak. Kau tidak pantas bahagia, kau tau?" - KWS Dari sekian banyak cerit...