Adalah sebuah pertanyaan besar, tentang siapa dan di mana Tuhan, bagi setiap manusia. Untuk memahami semua hal yang terjadi, manusia pasti berpikir tentang kenapa dan bagaimana itu terjadi. Beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan, kemudian membuat manusia percaya akan adanya kekuatan diluar dirinya yang jauh lebih kuat sebagai jawaban. Maka sejak dulu, manusia menyembah banyak hal, dari mulai benda-benda di bumi, hingga benda-benda di langit. Ketika zaman semakin modern, dan pemikiran semakin berkembang, beberapa manusia justru percaya jika semua fenomena dan hal dulu tak bisa dijelaskan, tidak pernah diatur siapapun. Semua itu terjadi karena sudah seharusnya. Bagian dari konsekuensi adanya alam dan semua sifatnya.
Sebagai orang yang terlahir beragama, sebagai orang yang lahir di tempat yang menjujung tinggi agama, maka kemudian kita percaya pada adanya Tuhan. Kita percaya, jika Tuhanlah yang mengatur semua hal, termasuk hal tidak masuk akal manapun yang pernah terjadi. Kita percaya Tuhan yang mengatur manusia, kapan kita lahir, kapan kita mati, kapan kita terkena musibah. Kita juga percaya, jika Dialah yang memberi izin untuk semua hal yang kemudian terjadi. Tanpa izinNya, tak akan pernah ada satu hal pun yang terjadi, meski sesepele jatuhnya daun tua dari batang pohon.
Tuhan adalah tempat berlabuhnya segala cinta, segala ketakutan, segala kebahagiaan. Ditengah ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat berkembang, ditengah sentimen negatif terhadap orang-orang yang menguatkan agama, ditengah kebingungan tentang aliran mana yang paling benar, Tuhan adalah tempat pulang. Dari rasa lelah dan tekanan. Dari dunia dan segala keruwetan. Dari panjangnya waktu yang telah terlewati, dua puluh lima tahun, aku berharap bisa tetap menemukan Tuhan sebagai tempat pulang.
Tak peduli tentang apa kata orang, tapi aku merasakan Tuhan.
Dan jika usia masih berlanjut panjang, jauh atau dekat setelah angka dua lima, aku ingin Dia tetap bersamaku menjalani setiap detik. Bersama detak jantung, bersama aliran darah, bersama semua baik dan burukku dalam menghambakan diri. Semoga saja Dia bersedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Things on 25 Years Old (Completed)
Non-FictionSebuah kado kecil untuk diri siapapun yang tengah bertemu dengan usia seperempat abad. == Pernah di: Peringkat #1 dalam Psikologi Peringkat #1 dalam Pengembangan Diri