Tak kusangka dihari ulangtahunku aku harus pulang cukup larut. Seharusnya ini menjadi hari yang spesial untukku, tapi ternyata menjadi orang dewasa memang tidak semenyenangkan menjadi anak sekolah. Setiap tanggal 1 September orangtuaku akan selalu mengadakan pesta kecil-kecilan dengan kue coklat dengan namamku diatasnya. Tapi yang terjadi hari ini benar-benar diluar dugaanku, tadi pagi ayah dan ibuku hanya mengucapkannya lewat telepon. Tidak sampai 5 menit mereka menelponku untuk menyampaikan harapannya diumurku yang sudah memasuki 24 tahun ini, sebelum aku harus berangkat ke kantor. Hah, rasanya aku ingin tidak masuk kerja saja dan menikmati hari ulangtahunku. Tapi sebagai pegawai baru aku masih tetap harus menjaga citraku dan bertindak professional.
Sudah pukul 7 lewat dan Jimin hyung tak juga terlihat. Hari ini aku harus pulang dengannya karena motorku dibawa oleh Hoseok hyung. Baru saja aku akan menelponnya ketika kulihat pintu lift terbuka dan wajah lelahnya terlihat disana. Jimin hyung berjalan kearah lobby dan langsung menuju pintu keluar melewatiku. Tatapannya tampak kosong. Sontak aku langsung bangkit dan berlari kecil kearahnya.
"Hyung" kutepuk pundaknya dari belakang. Dia tampak terkejut dan membalikkan tubuhnya kearahku.
"Ah, Jungkook-ah, sejak kapan kau disitu?"
"Apa? Bahkan aku sudah menunggumu di kursi itu sejak setengah jam yang lalu."
"Apa kau sedang ada masalah, hyung?"
"Hah? Tidak. Ayo kita pulang, aku lelah."
Aku tahu ada yang sedang dipikirkan oleh Jimin hyung, dia tampak linglung dan tidak fokus saat aku mengajaknya bicara selama menuju tempat parkir tadi. Kuambil kunci mobil Jimin hyung yang sedari tadi digenggamnya dan segera masuk ke kursi kemudi. Jimin hyung tampak pasrah dan hanya tersenyum tipis padaku.
"Terimakasih, Jungkook-ah."
***
Tidak seperti biasanya, lampu teras masih belum dinyalakan padahal ini sudah hampir pukul 8 malam. Motor Taehyung hyung dan motorku yang dipinjam Hoseok hyung juga tidak terlihat di garasi samping. Sepertinya mereka semua juga belum pulang. Jimin hyung sudah masuk lebih dulu karena dia perlu kekamar mandi. Aku langsung turun setelah memarkirkan mobil Jimin hyung di garasi. Bagian dalam rumah tampak sangat gelap.
Aku merasa kosong.
Ini benar-benar hari ulangtahun yang paling buruk bagiku. Begitu kunyalakan lampu ruang tengah seketika aku terkejut melihat Hoseok hyung yang sudah lengkap dengan kostum badutnya. Ia bernyanyi sangat keras dan diikuti oleh suara-sura lain yang muncul dari berbagai ruangan. Mereka semua memakai kaus yang sama. Termasuk Jimin hyung yang sudah mengganti kemejanya dengan kaus putih bergambar wajahku yang kumal dengan topi jerami, itu foto yang kami ambil tahun lalu saat liburan ke Busan. Taehyung hyung melemparkan kaus yang sama padaku, dan memintaku untuk memakainya.
"Selamat ulangtahun, Jeon Jungkook." Mereka semua berseru keras di akhir lagu. Mengerumuniku dengan Wendy noona yang membawa kue coklat dengan lilin 24 diatasnya. Mataku terasa panas dan pandanganku mulai kabur. Tidak, aku tidak boleh menangis. Tapi semua pertahananku hilang ketika mereka semua memelukku. Ini memalukan, tapi aku menyukainya.
"Kau masih menjadi adik kecil kami, Jungkook-ah. Kami tidak mungkin mengabaikan hari ulangtahun bayi besar ini." Rambutku diacak kasar oleh Jimin hyung dan tangisku semakin pecah. Aku benar-benar merasa bahagia memiliki mereka sebagai keluargaku.
Kutatap satu persatu wajah mereka. Wendy noona, Taehyung hyung, Hoseok hyung, Sooyoung, Jimin hyung, dan Seulgi noona. Aku bahagia memiliki mereka sebagai keluargaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SOMEONE
RomanceMereka bilang, jika kau mencintai seseorang kau akan membuka hatimu. Mereka bilang, jika kau mencintai seseorang kau akan membuat ruang untuknya. Dan ya, aku akan mengatakannya. Jika kau mencintai seseorang dan kau tidak merasa takut kehilangan di...