Bagian 16 - Are U Okay?

422 56 10
                                    

"Taehyung-ah, apa kau yakin dengan cara ini? Waktu kita hanya seminggu untuk mendapatkan ijin, dan ini sudah hari kedua kita turun langsung ke lapangan. Kita tidak mendapatkan hasil." Joohyun noona tampak lelah dan terus memijat pergelangan kakinya. Ya, aku melakukan apa yang Seulgi sarankan dengan menemui langsung para pemilik toko. Dan seperti yang baru saja Joohyun noona katakan, hasilnya nihil. Mereka tetap menolak relokasinya. Kulihat kening Joohyun noona tampak berkeringat, membuat rambut depannya lepek dan berantakan. Wajahnya memerah terbakar matahari yang tepat di atas kepala.

"Tunggulah disini."

"Hei, Kim Taehyung. Kau mau kemana?"

***

Hah, ternyata memang seberat ini memimpin proyek. Aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan jika ini gagal. Rekan-rekan timku sudah kehilangan semangat mereka. Pertanyaan seperti yang Joohyun noona lontarkan tadi bukan pertama kalinya kudengar. Dari 20 orang, dia adalah yang ke delapan. Apa aku tidak tertekan? Tentu aku merasa tertekan. Nama baik tim kami ada ditanganku. Aku memegang banyak kepercayaan yang harus kupertanggungjawabkan. Tapi bagai jalan buntu, tidak ada cara lagi selain putar balik dan kembali ke awal. Mempertaruhkan bukan hanya citraku, tapi juga nama tim. Semuanya kembali lagi pada poin. Pengurangan besar-besaran yang menghambat kenaikan pangkat dan berimbas pada honor. Jika menyerah disini, aku ragu mampu menanggung resikonya. Terlalu besar.

Ah, Kang Seulgi. Nama itu terlintas begitu saja. Haruskah aku meminta bantuannya. Meskipun aku tidak yakin dengan hasilnya, tapi gadis itu yang mengusulkan cara ini padaku. Baru saja aku memikirkannya dan sekarang Kang Seulgi sudah menelponku.

Halo.

Halo Taehyung-ah.

Apa kau sibuk sekarang?

Tidak, aku sedang di lokasi perencanaan underpass.

Ada apa?

Hei, berkunjunglah nanti malam.

Wendy akan memasak sangat banyak.

Jangan lupa ajak yang lain juga.

Kututup dulu.

Bye.

***

"Noona, ini minumlah." Kusodorkan satu botol lemon juice dingin yang tadi kubeli. Joohyun noona tersenyum manis dan menerimanya. Aku heran bagaimana bisa wanita secantik dia tidak memiliki kekasih. Padahal dia sudah hampir 30 tahun.

"Apa kau selalu bersikap seperti ini, Tae?" aku hanya mengangkat alisku. Tidak paham dengan 'seperti ini' yang dia maksudkan.

"Maksud noona dengan 'seperti ini'?" tanyaku. Kuambil botol minuman yang tadi kuberikan padanya dan membuka tutupnya karena dia tampak kesulitan.

"Seperti itu. Tepat seperti itu." Ucapnya saat aku mengembalikan botol itu lagi padanya.

"Kau memang bodoh, atau pura-pura bodoh agar terlihat menggemaskan hah?" tanyanya lagi.

"Aku tidak paham, bukan berusaha terlihat menggemaskan. Lagipula untuk apa aku melakukannya." Jawabku.

"Berhentilah bersikap perhatian pada lawan jenismu disaat kau sudah memiliki kekasih. Itu memberi harapan, kau tau? Seperti Lany yang menggelar konser di Seoul dan kau tidak bisa menontonnya. Dekat, tapi tak tergapai."

LOVE SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang