Chapter 7

62 6 0
                                    

Ini sudah tiga hari sejak aku harus berjalan menggunakan tongkat. Hari ini dokter bilang bahwa aku sudah bisa berjalan tanpa tongkat. Sebenarnya jika di asrama aku juga jarang menggunakannya. Ribet.

Saat bel istirahat berbunyi, aku langsung menuju ke kantin karena makhluk di perutku sudah demo. Tadi pagi aku tak sempat sarapan karena terlambat bangun.

Aku yang sudah tak tahan akhirnya menerobos antrian. Tak ada yang protes.
Siapa yang berani protes ke gue?

Setelah mengambil makan yang cukup banyak dari porsi biasaku. Aku mencari meja yang kosong dan aku melihat yasmin bersama azizah yang sedang makan di meja dekat jendela.

"Kuy, meja pojok kosong" Ajak deva yang entah muncul darimana.

"Gue cari tempat lain aja"

"Oh" Deva pergi ke arah meja pojok. Di susul dengan teman-teman yang lain.

Aku berjalan ke arah meja yasmin. Duduk di depannya.

"Loh udah gak pake tongkat?" Tanyanya ketika menyadari kehadiranku.

"Gak" Jawabku.

Percakapan singkat. Kami semua hanya diam sambil menikmati makanan. Aku kadang melihat ke arah yasmin. Kadang mata kami juga bertemu membuat kami sama-sama malu.

Aku yang tiba-tiba sudah merasa kenyang hanya dengan melihat yasmin akhirnya hanya diam memandangnya yang sedang makan.

"Kenapa?" Tanyanya karena sedari tadi aku melihatnya.

"Gak. Mau liatin kamu aja" Jawabku.

"Pacaran mulu dah. Gak kasian apa sama jomblo?" Azizah yang sedari tadi hanya menjadi nyamuk merasa kesal.

"Siapa yang pacaran?" Tanya yasmin. Benar juga aku dan yasmin kan tidak pacaran. Hanya ekhm.. Apa ya namanya? TTM?

"Ya kalian kan berdua mulu lah aku siapa yang nemenin? Ngobrol sama siapa? Sama sendok?" Cerocos azizah.

Beruntung diza tiba-tiba lewat. Diza dan azizah memang selalu ribut. Entahlah tapi aku yakin salah satu atau mereka berdua pasti ada rasa.

"Za woy. Si azizah minta di temenin" Diza berhenti. Melihat ke arahku lalu sedetik kemudian beralih melihat ke arah azizah yang duduk di sebelah yasmin.

"Oh mau di temenin cogan?" Tanya diza pada azizah.

Ih anjir cogan apanya lo?

"Dih gak. Tau tuh si Darrel stress kali tiba-tiba manggil" Elak azizah. Aku dan yasmin hanya tertawa.

"Jujur aja kali. Nih gue temenin" Diza duduk di sebelahku, lebih tepatnya di depan azizah.

"Dih. Yuk ah ke kelas" Azizah menarik-narik lengan yasmin.

"Bentar dong abisin dulu makannya" Ucap yasmin.

"Rusuh amat sih lo. Udah duduk terus abisin makannya" Diza bicara sambil menarik nampan makanan milikku ke arahnya.

"Kagak usah makanan gue juga kali za" Diza hanya terkekeh. Untung saja perutku sudah kenyang. Akhirnya kami semua makan di selingi oleh candaan dan keributan diza dan azizah.

Aku kembali ke kelas saat jam istirahat sudah berakhir. Hari ini tiba-tiba di adakan ujian mendadak matematika

Itu merupakan pengumuman paling horror sepanjang masa.

Tapi tidak untukku. Biasa saja.

Bu Rahma, guru matematika membagikan lembaran kertas ujian. Iqbal yang duduk di belakangku terus menendang-nendang kursiku.

Sebatas Harapan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang