Chapter 13

54 5 0
                                    

Jika seseorang yang kalian sayang lalu dia meminta agar kalian menjauhi hal yang kalian suka, apa yang kalian lakukan?

Menurut atau membantah?

Aku terlalu takut kehilangannya daripada kehilangan hal yang aku suka. Karena aku juga sadar jika balapan bukan hal yang baik.

Aku masih terdiam di atas ranjang rumah sakit. Memikirkan permintaan yasmin agar aku berhenti balapan.

Alfon masih menemaniku selama aku disini. Katanya dia malas belajar.

Pintu terbuka menampakkan sosok Mama, Papa, dan Oma. Aku melirik ke arah alfon, dia hanya tersenyum sambil melihatkan deretan giginya.

Sialan si alfon, ngapain kasih tau orangtua gue dah.

"Darrel, kamu gapapa sayang?" Tanya Mama khawatir. Sudah lama rasanya aku tak melihat mama sekhawatir ini. Mempunyai orang tua yang workaholic memang cukup sulit.

"Darrel gapapa ma" Jawabku.

"Baru aja berapa minggu lalu oma yang dirawat, sekarang kamu yang dirawat" Ucap oma. Aku hanya tersenyum.

"Mama bakalan kirim kamu ke singapur" Ucapan mama membuatku terkejut.

"Loh kok gitu?" Tanyaku.

"Mama kan udah bilang jangan balapan"

"Yah ma jangan dong. Janji deh gak akan balapan lagi" Memang benar aku takkan balapan lagi.

"Bener?"

"Iya"

"Yaudah Mama mau ketemu sama dokter dulu" Aku terkejut lalu menarik tangan mama agar tidak keluar menemui dokter.

"Darrel udah ketemu dokternya. Katanya gapapa, mama gak usah kesana" Alasanku.

"Tapi kan Ma.. " Belum sempat mama menyelesaikan bicaranya tiba-tiba pintu terbuka menampakkan kerusuhan 4D ketika datang, tentunya bersama azizah dan yasmin.

"Eh ada om, tante, sama Oma. Selamat siang" 4D mencium tangan Oma, mama, dan papa. Memang sudah kebiasaan mereka ketika bertemu keluargaku.

Azizah dan yasmin juga mencium tangan oma, mama, dan papa. Rasanya seperti melihat calon istri yang mencium tangan calon mertuanya. Aku terus tersenyum.

"Oma ini yasmin" Aku mengenalkan yasmin pada oma. Yasmin berdiri di sebelahku.

"Oh ini nak yasmin. Cantik sekali" Oma mendekat kearah yasmin. Menggenggam lengan atas yasmin, yasmin hanya tersenyum tak mengerti sambil melihat ke arahku.

"Akhirnya Oma ketemu calonnya cucu oma" Aku tersenyum malu. 4D sudah rusuh mendengar ucapan Oma.

"Calon?" Tanya mama tak mengerti.

"Iya ini calonnya darrel. Cantik kan?" Tanya Oma pada mama dan papa.

"Cantik, kamu kok gak bilang kalo punya pacar?" Aku masih tersenyum malu. Untung saja mama tak marah karena aku menyukai perempuan muslim. Tapi papa? Wajahnya sangat kentara sekali jika kesal dan menolak kehadiran yasmin.

Ini akan cukup sulit. Lawanku adalah Papa.

"Darrel nunggu waktu" Jawabku.

"Woahhhhhhh" Ucap 4D serentak. Emang udah sejantung, eh sehati.

"Ma ayo. Kita akan terlambat" Papa yang sedari hanya diam akhirnya bicara.

"Yaudah. Mama pergi dulu, masih ada urusan di Jakarta" Aku tersenyum kecut. Semuanya selalu tentang pekerjaan.

Mama, papa, dan Oma pergi dari ruangan. Memang sulit untuk kami agar bisa kumpul bersama dalam waktu yang lama.

Ruanganku masih cukup ramai dengan kerusuhan 4D karena mengetahui aku menyukai yasmin. Yasmin bertanya kenapa Oma bisa mengetahui tentangnya jadi kujawab saja jika aku menceritakan tentangnya pada Oma.

Sebatas Harapan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang