Chapter 16

55 5 1
                                    

Hari ini adalah hari pertamaku memulai kegiatan sebagai seorang muslim. Doni membangunkanku saat subuh untuk melaksanakan sholat subuh berjama'ah di masjid.

Aku yang biasanya bangun jam 6, tentu saja terus mengantuk saat di masjid. Setelah selesai melaksanakan sholat, kami kembali ke asrama untuk sarapan dan siap-siap pergi ke sekolah.

Aku akan sekelas dengan doni, diza, azizah, dan yasmin. Sekelas dengan yasmin, astaga ini sulit dipercaya. Aku bisa terus melihatnya, menjahilinya.

Urusan untuk mengganti akte ku sudah dilakukan kemarin. Surat pemindahan kelas dan urusan sekolah lainnya akan dilakukan hari ini, tapi itu urusan guru.

Yang jadi masalahku sekarang adalah pelajaran sekolah. Memang tak berbeda jauh dengan pelajaranku saat masih nonmuslim. Yang membedakan hanya pelajaran agama, tapi aku tak tau jika pelajaran agama muslim ini sangat banyak.

Fikih? Akidah akhlak? Sejarah kebudayaan islam? Al-qur'an dan hadist? Bahasa arab? Apa otakku masih cukup untuk menampung semuanya?

Tapi ini sudah kewajibanku sebagai seorang muslim untuk lebih memperdalam ilmu agama.

Saat aku memasuki kelas, aku disambut oleh murid kelas. Mereka terus mengucap selamat atas mualaf nya aku.

Aku duduk di bangku belakang bersama teman sebangkuku yang entah siapa namanya.

Beberapa murid mendatangi mejaku untuk mengobrol atau sekedar berkenalan denganku. Mataku mengedar mengelilingi kelas untuk mencari yasmin tapi dia tak ada, sepertinya belum masuk. Tak lama yasmin datang ke kelas, duduk di bangku kedua. Cukup jauh dengan jarakku duduk.

Aku berjalan mendekati yasmin. Berdiri di hadapannya, dia terlihat terkejut.

"Kamu ngapain disini?" Tanya yasmin terkejut.

"Ya belajar lah, kamu lupa aku kan udah mualaf" Jawabku.

"Inget sih cuma aku kira gak bakalan di kelas ini"

"Temen aku kan cuma doni sama diza. Masa aku harus ke kelas 12 biar bareng sama si Dimas" Jelasku. Yasmin tersenyum.

"Kita berdua gak di anggap temen?" Tanya azizah yang ada di sebelah yasmin sambil menunjuk dirinya sendiri dan yasmin.

"Iya lo temen gue. Kalo yasmin temen hidup" Seketika kelas ramai, mereka semua mendengarkan ucapanku. Pipinya yasmin terlihat memerah, gemas.

"Cieeeee"

"Ahayy dah cieee"

"Cie ekhm aduh keselek durian"

"Gombal teroosss"

Hari pertamaku di kelas sangat rusuh. Guru masuk ke kelas, aku mengikuti pelajaran dengan semangat. Kadang aku sempat melirik yasmin.

Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan menuju kantin. Aku yang kurang fokus malah mengantri di barisan nonmuslim.

"Rel woy salah anjir" Doni memanggilku. Aku terdiam sebentar, lalu ketika menyadari bahwa aku salah antri aku langsung tertawa. Doni dan diza yang melihatku juga langsung tertawa.

"Lupa gue" Jawabku sambil pindah antrian.

Kami semua mengantri sekitar lima menit, aku yang biasanya menerobos antrian kali ini tak akan melakukannya lagi. Aku akan menjadi siswa baik sekarang.

Setelah selesai mengantri dan mengambil makanan, aku, doni, diza, yasmin, dan azizah duduk di bangku yang sama.

Kami semua mengobrol dan tertawa bersama.

Adzan duhur mulai dikumandangkan. Aku bersiap untuk pergi solat Jum'at. Aku mengganti celanaku menggunakan sarung dan memakai peci.

Sebatas Harapan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang