Chapter Eleven

281 14 6
                                    

Sudah dua hari Park Hyun Mi tak bertemu dengan pria itu.

Lee Hyuk Jae mengatakan padanya jika ia akan sangat sibuk oleh aktivitas-nya, Hyun Mi tidak keberatan akan hal itu. Sejak awal ia mengetahui dengan pasti pekerjaan pria itu yang menuntut banyak waktunya, Tadi pagi Lee Hyuk Jae lagi-lagi melakukan kebiasaan-nya. Park Hyun Mi tidak pernah meminta tapi pria itu terus mengirimi-nya pesan disetiap pagi hanya sekedar untuk memberi tahu Park Hyun Mi jika dirinya baik-baik saja dan mengatakan hal-hal semacam, 'Aku mencintaimu' atau 'Jangan berbuat macam-macam selama aku tak ada. Jangan berani memberi kesempatan pada pria café dan pria sialan itu untuk mendekatimu'.

Park Hyun Mi tidak mengetahui jika pria yang selama ini ia cintai dalam angan-nya saja bisa begitu posesif padanya. Lee Hyuk Jae seperti pemilik sebuah barang antik yang sangat berharga dan siapapun tidak ada yang boleh menyentuh barang itu jika tak ingin merasakan kemurkaan-nya. Hyun Mi tersenyum memikirkan hal itu, Lee Hyuk Jae memperlakukan-nya begitu istimewa. Pria itu benar-benar sangat baik padanya dan Hyun Mi bisa merasakan satu ketulusan itu dari diri Lee Hyuk Jae.

Bisakah Hyun Mi berterima kasih pada Tuhan secara langsung?

Tuhan seperti mendengar seluruh angan yang ia simpan tentang pria itu

Tuhan seperti mengabulkan hal-hal yang bahkan ia pikir tak mungkin

Bukankah Tuhan terlalu baik padanya?

Rasanya Park Hyun Mi tak pantas untuk menerima ini semua

Park Hyun Mi hanya takut jika semua ini hanyalah ilusi yang tak pernah ada

Dan ia akan kembali ke tempat dimana semestinya ia berada

Lee Hyuk Jae adalah angan-nya

Lee Hyuk Jae adalah bunga mimpi-nya

Lee Hyuk Jae adalah harapan yang ia harap menjadi milik-nya

Lee Hyuk Jae adalah nama yang selalu ada dalam setiap baris doa-nya

Pria itu terlalu segala-nya bagi Park Hyun Mi dan Hyun Mi takut akan kenyataan jika selama ini semua hanyalah mimpi.

Jika pun benar hanya mimpi, Hyun Mi sekali lagi ingin meminta pada Tuhan untuk tidak dibangunkan agar setidaknya ia tetap bisa menikmati cara Lee Hyuk Jae yang tersenyum begitu hangat padanya.

"Lagi-lagi kau melamun". Kang Hyuk Hee memperhatikan Hyun Mi yang hanya duduk diam tanpa melakukan apapun sejak satu jam lalu didepan benda kotak kesayangan-nya ini.

"Yak, Park Hyun Mi-ssi".

"Ehm? Apa? Kenapa oppa?".

"Kau".

"Kenapa?".

"Sudah satu jam kau duduk disini". Hyuk Hee menarik nafasnya asal, "Kau tersenyum kemudian menampilkan raut sedih kemudian menatap benda kotak ini lalu kembali tersenyum kemudian diam, Hanya itu yang kau lakukan selama satu jam. Kau tahu? Kau membuatku takut".

"Ye?".

"Kau seperti orang yang baru saja putus cinta".

"Ye?". Park Hyun Mi menerawang jauh. Putus cinta? Cih, Yang benar saja. Bagaimana putus cinta jika Lee Hyuk Jae baru saja meminta dirinya untuk menjadi istri. Hyun Mi tertawa menatap Hyuk Hee, Apa pria disampingnya ini akan baik-baik saja jika dirinya mengatakan Lee Hyuk Jae sudah melamar-nya? Mungkin detik itu juga, Kang Hyuk Hee akan lemah tak berdaya mendengar penuturan-nya.

"Itu. Itu".

"Apa?".

"Lagi-lagi kau tersenyum".

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang