Chapter Eighteen

170 11 9
                                    

"Kenapa? Kenapa kau mendadak bertanya seperti itu lagi disaat aku sudah memastikan tak ingin pergi darimu?".

Lee Hyuk Jae.

Sebagian besar nafas dalam hidupnya ia gunakan untuk bekerja, Tidak ada yang salah memang dengan hal itu terlebih apa yang ia kerjakan adalah sesuatu yang ia sukai. Bernyanyi di hadapan jutaan mata dan memberi mereka penghiburan adalah hal yang seperti sudah menyatu dalam aliran darahnya. Ia bahkan bisa melakukan itu semua tanpa memandang rasa lelah, Semuanya dapat terbayarkan oleh senyuman yang ia dapat dari ribuan bahkan jutaan penggemarnya.

Tapi ia bukan robot.

Ia juga ingin bahagia dan sesekali merasakan kehidupan normal seperti manusia lainnya, Ia tak pernah menyesali pekerjaan-nya yang merenggut sebagian waktunya, Hanya saja terkadang ia juga ingin menjalani kehidupan normalnya sebagai Lee Hyuk Jae bukan sebagai public figure. Sesekali ia ingin menjalani semuanya dengan normal tanpa harus takut konsekuensi apa yang akan ia dapat termasuk urusan percintaan-nya.

"Jawab aku".

Menghela nafasnya sedikit kasar, Hyuk Jae kembali menggenggam sebelah tangan Hyun Mi sembari menggeleng dan berkata, "Bukan begitu maksudku".

"Lalu kenapa kau bertanya hal seperti itu? Kau tahu resiko apa yang kuambil untuk tetap berada disisimu?". Hyun Mi menatap manik mata Hyuk Jae yang juga menatapnya lalu kembali berkata, "Aku tak perlu mengatakan lagi bukan semua perbedaan kita?".

"Sweetheart—".

"Kau tahu betul bagaimana perasaanku padamu. Aku lebih dari sekedar mencintaimu, Otakku berulang kali mengatakan hal yang sama, Hatiku berulang kali memimpikan hal yang sama, Hidup dan bahagia denganmu. Aku tahu itu adalah hal yang tidak pantas untuk ku bayangkan jika mengingat siapa dirimu tapi semesta pada akhirnya membawamu padaku dan semesta juga yang menggerakkan hatimu untukku, Aku sudah berdiri di titik ini dengan resiko yang kutahu kapan saja bisa menjatuhkanku. Kau hanya sebatas anganku yang menjadi terlalu nyata sekarang, Aku bahagia sekaligus merasa tertekan. Apa kau tahu itu? Lalu apa? Setelah semuanya kau bertanya apakah aku ingin berpisah darimu? Kau benar-benar menginginkan aku memilih jalan itu?"

"Maafkan aku".

Hyun Mi membuang nafasnya kasar lalu kembali berkata, "Aku tidak membutuhkan kata maaf darimu".

"Aku hanya terlalu takut. Kau adalah kebahagiaan yang ku impikan dan aku takut kau benar-benar akan pergi meninggalkanku".

"Aku bisa melakukan itu".

Hyuk Jae menatapnya kembali, Hyun Mi melanjutkan, "Percayalah, Aku bisa pergi meninggalkanmu dan membawa rasa sakitku sendiri tapi di waktu yang sama aku juga tidak bisa untuk melakukannya". Hyun Mi mengatur nafasnya yang mulai memburu lalu kembali berkata, "Jae, Kau tidak akan pernah tahu seberapa besar rasa yang kumiliki untukmu. Aku benar-benar mencintaimu lebih dari yang kau tahu dan rasakan, Aku tidak pernah mencintai pria lain seperti aku mencintaimu. Walau pun aku sadar, Kemungkinan kita untuk bisa selamanya bersatu sangat kecil tapi aku tetap memilih menjadi bodoh karena mencintaimu".

"Maafkan aku".

"Ku bilang aku tak membutuhkan kata maaf darimu. Sekarang tatap aku, Katakan jika kau memang menginginkan aku mengambil jalan untuk berpisah darimu, Katakan sekarang juga maka aku akan melakukannya".

"Sweetheart, Jangan begini hmm? Aku hanya terlalu kacau tadi tidak mendapatimu dirumah sementara diluar sedang hujan dan mengetahui kau baru saja bertemu dengan pria sialan itu membuat rasa takutku menjadi semakin nyata".

"Apa yang harus kau takutkan ketika hatiku bahkan ada bersamamu".

"Kau bisa saja terpengaruh olehnya".

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang