bagian 6

1.1K 46 2
                                    

Pernikahan tinggal tiga hari lagi, dan Nancy masih ragu dengan apa yang sudah di putuskan. Sekarang ia ingin membatalkan pernikahannya dengan Felix, meskipun semuanya sudah siap. Tapi ia tak mungkin membatalkan pernikahan ini tanpa alasan. Dan ia juga tidak mau kedua orang tuanya kecewa atas keputusannya yang mendadak ingin membatalkan pernikahan.



"Apa aku harus coba untuk membujuk daddy?" gumamnya pelan.



"Lalu bagaimana jika nanti semua orang kecewa pada ku, dan mereka akan mendiami ku." Nancy tak henti-hentinya bicara. Ia terus bergumam tentang pernikahan yang sudah ada di depan mata.



Seorang pengantin wanita tengah berkaca dengan wajah yang tidak bisa di artikan oleh semua orang yang melihatnya. Tidak ada kebahagiaan di wajahnya yang cantik juga tidak terlihat raut kesedihan di sana. Membuat semua orang yang melihatnya merasa aneh.



"Astaga, lihat aku kenapa pipi ini terlihat semakin besar dan aku sangat terlihat gendut." monolognya dengan wajah yang mengerucut lucu.



"Hahahaha, kau sangat cantik dan anggun untuk apa wajah mu seperti itu." semua teman-temannya tertawa melihat wajah pengantin cantik itu tampak kesal.



"Ish, kalian ini aku kesal dengan kalian semua awas saja nanti." ancamannya



Seorang lelaki paruh baya mendekati putrinya dan mengulurkan tangan guna menggandeng sang putri menuju altar. Senyum kebahagiaan terukir di wajahnya yang masih terlihat tampan meskipun sudah mulai tua.



"Kau sangat cantik, bahkan lebih cantik dari mommy mu dulu." Puji sang ayah



"Tentu, aku mewarisi wajah tampan mu dan wajah cantik mommy. Jadi sudah pasti aku lebih cantik dad, dua visual kalian hanya menurun padaku. Tidak mungkin kan, jika aku tidak cantik." Canda Nancy, keduanya tertawa pelan.



Diam-diam Alexander menghapus air matanya yang tak mau di tahan, padahal ia sudah berusaha bercanda dengan putrinya. Tapi tetap saja, air mata yang ia tahan memaksa untuk keluar.



"Ternyata putri kecil daddy sudah dewasa, padahal daddy merasa kau masih sangat kecil. Tapi sekarang sudah mau menikah." Kata Alexander, sembari mengelus tangan putrinya yang melingkar di lengannya.



"Aku akan terus menjadi putri kecil daddy, meskipun aku sudah menikah." Ujar Nancy.



"Daddy harap kamu akan selalu bahagia, dan segera memberikan cucu yang lucu-lucu untuk daddy dan mommy. Agar kami tidak kesepian saat kau sibuk dengan suami mu." Harap Alexander.



Pintu besar altar terbuka lebar dan menampakkan seorang lelaki paruh baya tengah menggandeng tangan mungil putrinya. Semua mata tertuju pada sang pengantin perempuan yang tampak sangat cantik bak seorang Dewi. Gugup, Itulah yang di rasakan kedua mempelai pengantin itu.



" Keserakahan putri ku padamu Fell, tolong jaga dia dengan baik dan sayangi putri ku ini dengan seluruh hati mu. " pesan Alexander, dengan menyerahkan tangan sang putri.



"Itu pasti. Aku akan selalu menjaganya seperti yang selalu aku lakukan selama ini uncle." janji Felix pada calon ayah mertuanya.



Nancy tampak menundukkan kepalanya guna menghindari tatapan mata Felix, melangkah dengan gugup karena genggam tangan Felix. Lelaki itu terlihat santai saja dan tidak terlihat gugup sama sekali.



"Kenapa terus menunduk? Tidak ada apa pun dibawa, lebih baik kau tatap wajah tampan ku." Bisik Felix, sedikit mendekatkan bibirnya ke telinga Nancy.



"Aku lebih tertarik pada lantai daripada wajahmu." Kata Nancy santai, lalu menampilkan senyum miring pada calon suaminya.



"Kau benar-benar cantik, Mama tidak salah memilih mu." Puji Felix, bibirnya tersenyum manis pada calon istrinya yang kini juga tengah menatapnya.

Psychopath Girl's [Fizzo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang